Sinopsis : Monster – Episode 9

Sinopsis : Monster – Episode 9

 

Di akhir episode 8, Gi Tan yang datang ke salon untuk mengantar Shin Young, bertemu dengan Soo Yeon dan Nan Jeong. Tapi mereka juga bertemu dengan Chae Ryung yang ternyata sedang berada disana. Chae Ryung mengenal Soo Yeon sebagai Jeong Eun yang ternyata masih hidup. Soo Yeon juga mengenal Chae Ryung sebagai sekretaris Ok yang pernah bersama dengan bibinya Guk Cheol, dia ketakutan dan tiba-tiba menjadi gugup saat melihat Chae Ryung. GI Tan yang penasaran dengan perubahan sikap Soo Yeon, kemudian melihat apa yang sedang Soo Yeon lihat. Apakah Gi Tan mencurigai sesuatu?

Chae Ryung menyapa Gi Tan dan bertanya siapakah wanita-wanita yang sedang bersamanya. Gi tan memperkenalkan Nan Jeong dan Soo Yeon pada Chae Ryung. Nan Jeong bertanya apakah Chae Ryung adalah pacarnya Gi Tan, tapi Gi Tan menjawab kalau dia mempunyai selera yang sangat tinggi. Chae Ryung memukulnya ‘dengan akrab’ dan menjelaskan kalau dia adalah kakak dari Gi Tan, alias sepupu jauh. Hong Nan Jeong menyapa Chae Ryung, begitu juga ‘Soo Yeon’ yang memperkenalkan diri sebagai Oh Soo Yeon. Chae Ryung seperti mencurigai sesuatu pada Soo Yeon, tapi dia bersikap seolah dia tidak tahu apa-apa dan memuji kalau Gi Tan mempunyai teman yang cantik-cantik.

Gi Tan mengomel dan menyuruh Chae Ryung melanjutkan apa yang ingin dilakukannya. Chae Ryung menurut dan berpamitan pada mereka semua. Sekilas dia melihat Soo Yeon saat akan pergi. Soo Yeon merasa lega karena Chae Ryung tidak mengenalinya.

1

Setelah keluar dari salon, Chae Ryung mengingat lagi kalau Gi Tan pernah bertanya tentang Jeong Eun karena dia teringat Jeong Eun karena bertemu dengan seseorang. Chae Ryung menelepon Cha Woo dan memintanya memeriksa latar belakang Oh Soo Yeon yang merupakan karyawan baru di SPD Dodo Group.

2

Do Shin Young menangis di depan kaca karena rambutnya, Oh No! Padahal dia terlihat cantik saat berambut pirang dan keriting. Rambutnya dirubah jadi lurus. Manager salon bertanya apakah Shin Young tidak menyukai model rambutnya, Shin Young tidak menjawab dan hanya menyuruhnya pergi atau Shin Young akan memotong rambut mereka semua. Manager salon dan pegawainya ketakutan saat Shin Young mengacungkan sebuah gunting dan langsung pergi. Shin Young menyalahkan Gi Tan untuk semua yang terjadi pada style rambutnya.

Gi Tan masih menunggu Shin Young sambil membaca sebuah buku di ruang tunggu. Di sisi lain, Soo Yeon menanyakan ruang ganti pada petugas salon. Tapi ternyata dia salah hingga dia masuk ke sebuah ruang ganti VIP. Soo Yeon terpana dengan semua baju yang tergantung disana dan mencoba salah satu dari semua baju itu. Tidak lama, Shin Young datang dan membuat Soo Yeon tidak enak lalu mengembalikan baju itu ke gantungan.

Shin Young lalu menyuruhnya untuk tidak menggantungnya lagi, karena dia akan mengenakan baju itu. Soo Yeon berbicara dengan bahasa biasa pada Shin Young, karena merasa dia bukanlah pegawai salon, berbeda dengan Shin Young yang mengatakan kalau dia tidak sopan, karena mengira Soo Yeon adalah pegawai salon.

“Kau pasti salah, tapi kau tetap  harus bersikap sopan.” Tegur Soo Yeon.

Shin Young semakin marah dan menampar Soo Yeon untuk menyuruhnya berhenti bicara. Soo Yeon pergi menuju pintu untuk mengunci pintu ruangan. Shin Young sedikit ketakutan dan bertanya untuk apa Soo Yeon mengunci pintunya.

“Apa kau tidak waras? Jika kau gila, aku akan memaafkanmu karena kau seorang pasien.” Kata Soo Yeon.

“Kau pikir aku ini siapa?” tanya Shin Young.

“Haruskah aku khawatir tentang siapa kau?”

“Apa kau tidak bekerja disini?” bentak Shin Young.

“Bahkan jika aku bekerja disini, siapa yang bisa mengatakan kau bisa menampar wajahku?”

Shin Young tidak peduli, dan hanya menyuruh Soo Yeon untuk pergi. Soo Yeon lalu menarik rambutnya dan menjambak rambut Shin Young sampai berantakan. Shin Young sempat berteriak meminta tolong pada ‘Kang Ga Din’ tapi Soo Yeon tidak peduli karena tidak ada siapapun disana. Dan memang, ‘Kang Ga Din’ yang sedari tadi dipanggil-panggil, tidak tahu apapun dan masih sibuk membaca di ruang tunggu.

3

4

Soo Yeon sepertinya berhasil memberi pelajaran pada Shin Young. Dia mendapatkan banyak rambut Shin Young di tangannya. Shin Young terlihat sangat shock bercampur dengan marah. Soo Yeon memberi nasehat pada Shin Young, walaupun dia adalah anak dari seorang yang kaya raya, dia tidak perlu bersikap seperti tadi, karena itu akan membuatnya berada dalam masalah. Shin Young diam karena dia terlihat masih ketakutan, bahkan saat Soo Yeon menggerakkan tangannya, Shin Young memalingkan wajah, karena dia kira Soo Yeon akan menarik rambutnya lagi. Soo Yeon kemudian pergi dari ruangan itu.

Di luar pintu, dia bertemu dengan Gi Tan dan langsung berguman tentang kejadiang yang baru saja terjadi. Soo Yeon pergi dan mengatakan kalau dia akan menemui Gi Tan di kantor. Setelah Soo Yeon pergi, dari luar ruangan, dia mendengar teriakan Shin Young yang memanggilnya (dengan salah). Saat Gi Tan masuk, dia kaget melihat Shin Young yang langsung menyuruhnya pergi untuk mendapatkan wanita yang baru saja keluar dari ruangan itu. Dia mengatakan kalau dia baru saja diserang. GI Tan langsung pergi.

Shin Young yang masih shock lalu menangis di depan cermin dan berharap kalau semua yang dia alami hanya sebuah mimpi, dia mendapatkan banyak rambut rontok karena ulah Soo Yeon tadi. Gi Tan menemukan Soo Yeon dan menyuruhnya untuk cepat pergi dari salon. Soo Yeon bertanya apa yang sedang dilakukan Gi Tan. Gi Tan menanyakan Soo Yeon yang baru saja memukul seorang wanita, Soo Yeon menjawab kalau dia tidak takut karena dia juga diserang, jadi Gi Tan bisa mengatakan pada wanita itu untuk menuntutnya jika memang dia ingin melakukannya. GI Tan malah memuji Soo Yeon karena telah melakukannya dengan baik, tapi Soo Yeon tetap harus pergi. Gi Tan memasukkan Soo Yeon dan Nan Jeong ke dalam lift dan menutup lifnya untuk mereka.

Dalam perjalanan kembali dari salon, Shin Young memerintah Gi Tan untuk memastikan kalau dia akan mendapatkan wanita itu. GI Tan ngeles dengan berkata kalau pihak salon juga tidak mengenal wanita itu. Shin Young malah menanyakan kapan Gi Tan ulang tahun, karena sepertinya Shin Young tidak cocok dengannya, baru saja bertemu, tapi dia sudah mendapat begitu banyak masalah. Gi Tan menyindir, kalau dia tahu dia akan bertemu dengan Shin Young, maka dia akan memutuskan untuk tidak lahir ke dunia. Hahaha.

Jadwal Shin Young yang berikutnya adalah makan malam dengan kencan butanya Shin Young. Dari kursi belakang, Shin Young sepertinya tengah merencanakan sesuatu untuk membalas Gi Tan.

Di rumahnya, Tuan Gong memberitahu semua orang kalau Shin Young sudah datang. Disana sudah ada anak dari Kongres Jang Sam Sik yang akan kencan buta dengannya. Shin Young memperkenalkan diri pada Jang Myeon Seok dengan ramah, begitu juga sebaliknya. Ketua Do bertanya pada Jang Myeon Seok apakah dia menyukai putrinya, Jang memberitahu kalau Shin Young jauh terlihat lebih baik saat ditemui secara langsung.

Tiba-tiba Shin Young ingin mengatakan sesuatu pada kedua orang tuanya, kalau dia sudah mempunyai seseorang yang dia cintai. Gi Tan tersenyum, padahal dia menertawakan Shin Young yang telah mempermalukan dirinya sendiri. Tapi Shin Young malah memegang tangan Gi Tan dan berkata kalau dia akan menikahi Gi Tan.

5

Gi Tan berusaha melepas pegangan tangan Shin Young. Nyonya Do dan Ketua Do menjadi tidak enak dengan suasana yang tiba-tiba berubah seperti itu.

“Tidak apa-apa. Bersikaplah seperti saat kau menciumku tadi.” Kata Shin Young.

Gi Tan memberikan kode dengan menggeleng kepala pada ibunya Shin Young. Shin Young menambahkan kalau Gi Tan mengatakan bahwa dia juga mencintai Shin Young. Gi Tan terus mengelak. Ketua Do langsung menegur anaknya yang sedang bercanda, karena mereka sedang menerima seorang tamu.

“Aku baru saja mengatakannya, ayah. Aku akan menikah dengan GI Tan.”

Tuan Gong diperintahkan untuk membawa Gi Tan keluar sementara mereka akan berbicara dengan Shin Young. Tapi Shin Young langsung pergi setelah mengatakan pada Jang untuk menikmati makan malam mereka. Ketua Do bertanya pada Jang kalau sepertinya Shin Young tidak menyukainya, tapi Jang mengatakan kalau dia tetap menyukai Shin Young. Ketua Do memuji Jang dan mengatakan kalau dia akan mengatur jadwal kencan lain kali.

Shin Young menunggu di sebuah ruangan bersama GI Tan yang kesal tentang apa yang baru saja Shin Young lakukan padanya

“Aku tidak menyukainya.”

“Tapi kenapa kau harus melibatkan aku?”

“Karena aku juga tidak menyukaimu. Itu sempurna. Aku bisa membunuh dua burung dengan satu batu. ” Jawab Shin Young enteng.

Saat Gi Tan melihat Ketua dan Nyonya Do masuk ke ruangan, dia langsung memeluk Shin Young yang langsung meronta.

“Ada apa? Kupikir kau ingin menikah?” tanya Gi Tan.

“Jangan bermimpi. Lepaskan aku!” perintah Shin Young.

Setelah melepaskan Shin Young, GI Tan lalu berkata pada Ketua dan Nyonya kalau mereka tidak perlu salah paham lagi. Shin Young kaget karena disana ternyata ada kedua orangtuanya. Ayahnya yang marah langsung menyuruh Shin Young untuk datang ke ruangannya. Shin Young makin sebal pada Gi Tan, dia langsung pergi keluar. Nyonya DO mengatakan pada Gi Tan  kalau dia meminta maaf untuk perilaku Shin Young yang cukup aneh, Nyonya Do berharap kalau dia tidak akan tersinggung. Gi Tan tidak mempermasalahkan itu.

 

Di ruang pusat informasi Group Dodo, Byun Il Jae mengakses sebuah dokumen yang berkaitan dengan Masung Chemicals. Dalam ruangan yang gelap sepertinya dia sembunyi-sembunyi. Tapi ingatakannya kemudian melayang pada pertemuannya dengan Gwang Woo yang melibatkan Cho Jae Yong yang juga dari Masung Chemicals dan Yang Dong Yi yang membawa gangster bersamanya. Saat itu Il Jae bertanya pada Gwang Woo tentang pengusaha yang menggunakan gangster untuk mengawalnya.

“Itu tidak mengejutkan. Mereka baru saja mengembangkan zat pelapis yang disebut T9. Harga dan kualitasnya sangat bagus. Jika Dodo Chemicals bisa bekerja sama dengan mereka, itu akan menghasilkan uang yang banyak.” Jelas Gwang Woo saat itu.

Il Jae ingat saat di rumahnya, saat sedang berbicara dengan ayah mertuanya, JI Soo (dan juga ada Il Jae disana) menjelaskan kalau T9 adalah zat karsinogen dan Choi Ji Hye mengklaim kalau produk Dodo yang menggunakan T9 semuanya bermasalah. Hwang Jae Man menyuruh Il Jae untuk mencari tahu bagaimana T9 bisa lulus uji keamanan dari kementrian makanan dan obat-obatan. Flashback end.

Byun Il Jae tersenyum licik. Dia merencanakan sesuatu. Saat Gi Tan secara kebetulan berada di tempat yang sama, Il Jae langsung menutup laporan yang dia akses dan menyapa GI Tan dengan ramah, bahkan mengajaknya untuk mampir ke kantornya dan minum teh sesekali sebelum dia pergi. Gi Tan mencoba membuka kembali file apa yang dibuka oleh Il Jae, tapi hak aksesnya tidak bisa membuka file itu. Diluar ruangan, Il Jae mendapat laporan tentang Gwang Woo yang mengadakan acara makan malam untuk anggota SPD baru. Il Jae khawatir karena Gun Woo ada disana dan bersama Gwang Woo, jadi dia meminta Choong Dong untuk mengawasi dengan hati-hati.

6

Mereka ada di ruang karaoke. Gwang Woo meminta semua orang untuk minum, tapi mereka semua bersikap sangat kaku, walaupun akhirnya ikut minum juga. Gun Woo yang tidak ikut minum, kemudian ditegur Gwang Woo. Gun Woo beralasan kalau dia tidak pandai minum, tapi Soo Yeon mendesaknya untuk minum, dan Gun Woo akhirnya minum.Gwang Woo menyuruh Sung Ae untuk bernyanyi.

7

Ditemani Soo Tak, Sung Ae bernyanyi dengan sangat kaku, dan lagu yang dia nyanyikan juga lagi bertema patriotisme. Hahaha. Soo Tak hanya terus menari. Gwang Woo kesal dan menghentikan lagu yang Sung Ae nyanyikan. Dia lalu mengatakan pada sekretarisnya kalau dia akan memberikan bonus pada siapapun yang bisa mencairkan suasana dan menghibur disana. Soo Yeon tentu saja semangat dan mengangkat tangannya sambil berdiri. Gwang Woo senang dan dia menyuruh Soo Yeon untuk mencobanya.

Gwang Woo senang dengan penampilan Soo Yeon dan ikut menari bersama Soo Yeon. Sekretarisnya menyuruh semua orang untuk ikut maju dan menari, termasuk dirinya, kecuali Gun Woo. Saat lirik lagu ‘beri aku satu pelukan’ Gwang Woo benar-benar memeluk Soo Yeon sehingga Soo yeon menjadi tidak nyaman. Gun Woo yang melihat itu, langsung mematikan lagu. Gwang Woo marah karena seseorang telah merusak suasana.

8

Gun Woo meminta maaf karena dia tidak sengaja menekan tombol. Gwang Woo tidak terima dan mengatakan kalau Gun Woo memang sudah sejak awal terlihat tidak nyaman dan ingin mencari masalah. Gun Woo terang-terangan mengatakan kalau mereka datang untuk bekerja, bukan untuk menjadi tamunya Gwang Woo. Gwang Woo menyuruh Gun Woo untuk bicara 4 mata dengannya. Soo Yeon terlihat khawatir.

9

Saat mereka hanya berdua, Gwang Woo bertanya apakah dia salah saat meminta karyawan untuk memenuhi undangannya sebagai atasan mereka, Gwang Woo hanya ingin ada seorang teman yang bisa menemaninya untuk membuktikan kalau dia bisa melakukan sesuatu. Gun Woo memandanginya dengan dingin dan tanpa bicara, walaupun Gwang Woo menendang kakinya, tapi dia tetap berdiri lagi. Gwang Woo berkata lagi, saat Gun Woo mengtakan kalau dia datang untuk bekerja, Gwang Woo berkata kalau disini pun apa yang bosnya katakan adalah bagian dari pekerjaannya, Gun Woo tidak tahu apa-apa, tapi kenapa dia berbuat sangat kasar. Gwang Woo menendang kaki Gun Woo lagi, kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya. Soo Yeon mendengar pembicaraan mereka dari depan pintu. Dia terlihat sangat khawatir pada Gun Woo.

“Kau pasti merasa jijik padaku.” Kata Gwang Woo. Gun Woo mengelak, tapi Gwang Woo menyuruhnya untuk tidak berbohong. “Terlihat jelas di wajahmu bahwa kau jijik dan marah. Kau seharusnya lahir sebagai anak dari ayahku. Sebagai anak orang kaya seperti aku. Jangan terlalu rumit. Jika kau marah, kau bisa berhenti bekerja. Atau kau ingin aku memecatmu dengan baik-baik?” tanya Gwang Woo. Gun Woo menolak dan dia tidak akan berhenti.

10

Nada bicara Gwang Woo menjadi pelan. “Dunia tidak semudah itu. Apa yang kau katakan saat wawancaramu? Kau ingin membalas dendam pada ayah yang sudah meninggalkanmu,bukan? Jika itu benar, kau harus bekerja lebih keras dan tolong jangan membuat matamu terlalu tegang.” Kata Gwang Woo sambil menunjuk-nunjuk mata Gun Woo. “Sebenarnya aku tidak ingin sampai sejauh ini, tapi kalau kau ingin mendapatkan gajimu,  kau harus menyaari posisimu. Dasar bodoh.” Kata Gwang Woo lalu pergi.

Gun Woo tetap tinggal disana dan meredakan amarahnya. Soo Yeon melihat Gwang Woo keluar dari ruangan. Gun Woo melihat Soo Yeon dan bertanya apa yang sedang dia lakukan. Soo yeon hanya menjawab kalau dia sedang khawatir pada Gun woo.

“Kenapa kau khawatir kepadaku?” tanya Gun Woo.

Soo yeon menjawab dengan jaim, kalau dia hanya khawatir pada Gun Woo sebagai budaknya. Gun Woo tidak ingat apa maksud Soo Yeon dengan ‘budak’. Soo Yeon menjelaskan waktu itu Gun Woo taruhan (saat mereka berada di Hainan), dan Gun Woo kalah, jadi dia adalah budak Soo Yeon. Mereka berdua tersenyum satu sama lain. Soo Yeon menasehati Gun Woo sebagai majikannya, Gun Woo harus menyingkirkan harga dirinya karena orang yang terlahir miskin sepertinya dan Gun Woo harus mendengarkan perintah dan bekerja keras.

“Terlahir miskin?” tanya Gun Woo.

Soo Yeon membenarkan, karena mereka tidak punya banyak harta di rumahnya, dan tidak punya orang tua yang kaya.

“Jika seseorang miskin, apa mereka semua harus hidup secara materialistis sepertimu?” tanya Gun Woo sinis.

“Materialistis? Baiklah mungkin aku materialistis, aku tidak punya uang di rekening bank milikku dan aku juga memiliki hutang, ada sewa bulanan yang harus dibayar dan mulut yang perlu diberi makan. Aku tidak bisa hidup kecuali  aku menjadi materialistis. Jadi apa salahnya dengan itu?” tanya Soo Yeon panjang lebar.

Gun Woo mengatakan tidak smua orang miskin bersikap memalukan seperti Soo Yeon, lalu kenapa Soo Yeon tidak menari telanjang dan menunjukkan tubuhnya pada semua orang. Soo Yeon malas mendengarkan Gun Woo dan dia menendang kaki Gun Woo sama persis dengan yang dilakukan Gwang Woo. Saat Soo Yeon pergi, dan Choong Dong diam-diam datang melihat keadaan Gun Woo. Choong Dong pergi lagi untuk melapor.

Saat Gun Woo kembali ke apartemennya, dia melihat Il Jae sudah duduk santai disana smabil minum-minum. Il Jae melihat Gun Woo yang berjalan agak pincang, tapi dia memutuskan untuk tidak membahas apapun tentang perdebatannya dengan Gwang Woo. Il Jae mengajak Gun Woo untuk bergabung minum dengannya dan menuangkan segelas. Gun Woo bertanya sampai kapan dia akan menjalani hidup seperti  ini dengan Group Dodo, karena ayahnya bahkan tidak pernah menanyakan keberadaannya. Il Jae optimis kalau sebentar lagi Ketua akan mencarinya. Gun Woo tidak percaya dengan tebakan Il Jae. Tapi Ketua tidak mempunyai pilihan selain mencari Gun Woo, karena Il Jae akan menyingkirkan Gwang Woo.

“Untuk memasang pilar baru, kau harus menyingkirkan pilar yang sudah rusak terlebih dulu.” Kata Il Jae.

Gun Woo senang, tapi dia merasa kasihan pada  Gwang Woo karena Gwang Woo sudah ‘sangat baik’ padanya hari ini. Gun Woo bertanya bagaimana Byun Il Jae akan menyingkirkan Gwang Woo. Il Jae hanya tersenyum.

11

Di pabrik Dodo Chemicals, ketika 2 orang penjaga sedang memeriksa sekeliling pabrik, tiba-tiba listrik padam. Mereka langsung memeriksa kesalahan yang membuat listrik padam. Saat itu seseorang yang misterius datang dan berjalan menuju sebuah tempat. Dia menggunakan masker oksigen dan baju pelindung lengkap untuk menutupi dirinya.

“T9 diproduksi di Dodo Chemicals. Karsinogen. Apakah Gwang Woo mengumpulkan dana gelapnya dengan menggunakan T9 berharga murah. Aku berencana untuk memberitahu dunia tentang dana gelapnya.” Terdengar suara Byun Il Jae yang sepertinya sedang memberitahu Gun Woo cara untuk menyingkirkan Gwang Woo.

12

Pria ini terus berjalan menyusuri pabrik dan berhenti pada suatu tempat. Dia memutar sebuah tuas yang membuat gas keluar dari tempat itu. Itu adalah Choong Dong. Segera setelah dia memeriksa bahwa gas yang keluar sudah cukup, dia langsung pergi dari tempat itu. Sepertinya itu adalah zat T9.

Di Rumah Sakit Dodo, Ji Hye mengawasi pasien penderita kanker yang sedang kesakitan. Mereka sedang ditangani dokter. Ji Hye disana bersama dengan Chae Ryung. Ketika keluar dari ruangan rawat, Chae Ryung bertanya padanya apakah dia yakin kalau semua pasien penderita kanker adalah korban dari Dodo Group. Ji Hye yakin dengan pasti, dan kenapa mereka tidak ada yang menggugat Dodo Group, karena mereka semua telah disuap oleh Dodo. Mereka berjalan dan melewati sebuah ruangan dimana anak Choi Ji Hye langsung menyapa anaknya, Yee Bin.

13

Chae Ryung sepertinya kaget karena anaknya Ji Hye juga menderita kanker. JI Hye memikirkan apapun caranya, dia akan menghentikan Dodo Chemicals untuk memproduksi produk T9.

Profesor Hwang JI Soo datang ke rumah sakit Dodo dan bertemu dengan JI Hye dan Chae Ryung. JI Soo terlihat tidak suka dengan Chae Ryung. Bahkan saat Chae Ryung bertanya kenapa JI Soo ada disana, JI Soo tidak menjawab dan menyapa Ji Hye. Ji Hye tidak ingat siapa JI Soo, tapi begitu Ji Soo memperkenalkan diri sebagai anak Hwang Jae Man dan meminta waktunya untuk bicara, JI Hye langsung mengatakan kalau dia sedang sibuk dan langsung pergi sebelum dia mengatakan pada Chae Ryung kalau mereka akan bertemu lagi nanti. Chae Ryung akan berpamitan pada JI Soo, tapi kemudian Ji Soo seperti seolah sedang memantapkan hati untuk memanggil Chae Ryung, dan dia memanggil Chae Ryung. Chae Ryung menang.

Saat bertemu GI Tan, Chae Ryung mengatakan kalau Ji Soo telah takluk padanya karena dia telah memintanya untuk membantu pencalonannya, jadi mereka akan bisa segera mendapatkan uang GI Tan. GI Tan ingin tahu apakah yang dikatakan JI Hye tentang T9 itu adalah benar, Chae Ryung tidak peduli, karena dia hanya akan mengambil uang GI Tan dan meminta bagian untuknya. Gi Tan berasumsi kalau berita tentang T9 itu adalah benar, maka itu akan menjadi masalah yang akan menjatuhkan Group Dodo, jadi GI Tan meminta Chae Ryung untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai T9.

Saat itu Soo Yeon lewat bersama Nan Jeong. Gi Tan melihat ke arah mereka, begitu juga Chae Ryung. Chae Ryung lalu tanya apakah Gi Tan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Soo Yeon, GI Tan menjawab kalau dia merasa seperti itu, tapi dia tidak tahu bagaimana pendapat Soo Yeon. GI Tan membahas Jeong Eun dan dia ingin tahu seperti apa wajahnya, tapi sayangnya dia tidak memiliki foto apapun. Chae Ryung seolah sedih bercampur merasa bersalah, tapi dia juga ragu tentang sesuatu.

Di kantor SPD, Gun Woo memperhatikan Soo Yeon yang tengah mendapat telepon. GuN Woo tahu kalau Soo Yeon sedang membutuhkan uang, dan dia akan meminjaminya kalau Soo Yeon bisa bersikap baik. Soo Yeon langsung menolak. Dia melihat Gi Tan dan mengajaknya minum kopi. Soo Hee yang melihat itu, mengatakan pada Gun Woo, Soo Yeon akan mendekati Gi Tan untuk meminjam uang darinya dan Soo Yeon memang benar-benar seorang playgirl.

14

Soo Yeon membawakan GI Tan kopi dan mempersilahkan untuk minum. Gi Tan mengatakan jika sikap Soo Yeon mendadak berubah seperti itu, dia malah menjadi gugup. Soo Yeon langsung mengatakan dia akan meminjam uang Gi Tan 2000 dolar. GI Tan langsung tidak mau meminum kopi itu dan akan pergi. Soo Yeon menahannya dan mengatakan kalau dia akan meminjam uang dan mengembalikannya saat dia menerima gaji karena dia memiliki keadaan yang mendesak. GI Tan menolak membantunya dengan alasan kalau dia tidak memiliki uang. Soo Yeon langsung teriak kalau dia telah mendapatkan 200.000 dolar sebagai hadiah karena dia meraih tingkat tertinggi saat pelatihan, dan terus meminta GI Tan untuk memberinya uang karena uang itu adalah uang Soo Yeon (Soo Yeon kan juga ikut membantunya, malah mereka berada dalam satu tim). Soo Yeon dan Gi Tan terus berdebat sampai orang-orang yang ada disana membicarakan mereka tentang macam-macam.

Sung Ae datang dan mengatakan kalau mereka akan mengadakan rapat yang mendesak dimana Ketua juga akan menghadiri rapat itu. GI Tan berterima kasih pada Sung Ae yang menyelamatkannya dari Soo Yeon. Dia langsung pergi bersama Sung Ae. Soo Yeon berteriak kalau Gi Tan harus memberikan ‘uang Soo Yeon’ besok. Dan ini otomatis membuat Sung Ae berpikir kalau Gi Tan telah meminjam uang pada Soo Yeon. Hahaha.

15

Di pabrik Dodo Chemicals, seorang penjaga sedang berkeliling. Dia melihat alat pengukur tekanan yang menunjukkan angka yang aneh. Penjaga itu langsung naik melalui tangga dan akan membuka tutup dari tempat yang berisi cairan yang sepertinya mendidih (?) karena sebuah reaksi. Begitu penjaga membuka tutupnya, asap menyembur keluar dan membuatnya kesakitan sampai terjatuh ke bawah. Penjaga itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Dodo. Wajahnya berubah menjadi merah dan dia terlihat sangat kesakitan. Ji Hye dan Chae Ryung berada disana dan kaget melihat pasien itu. Tapi kemudian mereka mendapatkan informasi kalau pasien yang baru datang adalah korban dari kebocoran T9 di pabrik Dodo. JI Hye langsung berlari mendatangi pasien tadi. By the way, Hwang Ji Woo sudah menjadi relawan juga di rumah sakit itu. Sepertinya ini adalah bagian dari rencananya untuk merayu JI Hye. Chae Ryung menyuruh JI Soo untuk membantu Ji Hye, JI Soo lalu menuruti Chae Ryung.

Dokter Choi Uk Seong yang telah memeriksa pasien tadi, keluar dari ruangan. Banyak wartawan yang sudah menunggu di depan ruang rawat. Dokter mengatakan kalau pasien akan baik-baik saja dan dia akan hidup. JI Hye yang ada disana kemudian mengatakan kalau dokter berbohong, walaupun pasien sekarang terlihat baik-baik saja, namun dia tidak akan selamat, karena zat T9 adalah karsinogen. Wartawan bertanya-tanya apa yang telah dikatakan oleh Ji Hye. Dokter mengatakan kalau dia berbohong dan menyuruh perawat untuk membawa JI Hye. JI Soo menyuruh semuanya untuk tidak menyentuh Ji Hye dan mereka harus mengatakan yang sebenarnya. Tapi akhirnya mereka dibawa juga oleh perawat.

Di kantornya, Gwang Woo kedatangan 2 orang yang sepertinya adalah antek-anteknya. Mereka ketakutan karena masalah kebocoran T9 ini. Gwang Woo menenangkan mereka kalau tidak ada orang yang tahu bahwa T9 adalah karsinogen, karena semua hal yang berkaitan dengan data penelitian sudah dia musnahkan, dan semua peneliti yang berkatian dengan T9 sudah disuap sehingga mereka tidak akan membocorkan hal itu pada yang lain.

Sekretarisnya mengatakan kalau T9 bisa menyebabkan lebih dari 10% resiko mengidap kanker pada penggunanya, jika mereka menggunakan produk berbahan T9 selama lebih dari 10 tahun. Gwang Woo tidak setuju, karena ada banyak hal yang memicu kanker dan mereka tidak bisa berbisnis jika ketakutan terhadap hal kecil seperti itu.

Moon Tae Gwang datang dan mengatakan kalau Ketua akan menghadiri sebuah rapat mendesak. Gwang Woo kaget karena ayahnya juga datang dalam rapat itu. Dia kemudian panik dan mengatakan akan hadir juga dalam rapat. Gwang Woo sempat kesal kenapa benda itu harus bocor.

16

Di saat yang bersamaan dengan penjelasan Gwang Woo mengenai T9 pada rapat mendadak itu, Ji Hye mengadakan jumpa pers yang membongkar tentang kebenaran dari T9. Choong Dong hadir dan mengawasi disana. JI Hye menjelaskan kalau T9 digunakan oleh Group Dodo sebagai zat pelapis pada produk pakaian, mainan, peralatan makan, peralatan dapur, dan produk lainnya yang mana itu akan memicu pengguna akan menderita kanker.

Dalam rapatnya Gwang Woo menjelaskan kalau T9 adalah hasil kerjasama mereka dengan Maesung Chemicals dan tuduhan kalau T9 adalah karsinogen adalah hal yang tidak benar, karena bagaimanapun juga, mereka telah mendapat izin dari pemerintah untuk memproduksi T9.

“Selama lima tahun terakhir, jumlah penderita kanker di Dodo Chemicals menjadi 20 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah rata-rata nasional.” Kata Ji Hye.

“Orang-orang mengatakan, hidup adalah tentang takdir. Apa yang bisa kita lakukan tentang orang-orang yang lemah yang menjadi sakit?” tanya Gwang Woo pada peserta rapat.

Ayahnya kemudian bertanya apakah mereka harus menggunakan T9 dan kenapa tidak zat pelapis yang lain. Gwang Woo dengan berapi-api mengatakan kalau Dodo Kitchen, Dodo Toys, Dodo Apparel telah mengalami kenaikan karena semua produk itu memiliki kesamaan, yaitu menggunakan pelapis T9.  Sung Ae dan GI Tan mendengar penjelasan itu dan mereka memikirkan sesuatu. Byun Il Jae senang semua ini terjadi karena itu berarti rencananya akan berhasil.

“Wartawan yang terhormat. Aku memohon kepada kalian. Group Dodo menjual hati nurani mereka demi keuntungan. Mereka menyembunyikan rahasia yang sangat jahat. Selidiki sampai tuntas.” Pinta JI Hye mengakhiri jumpa persnya.

JI Soo dan Chae Ryung berada disana seolah lega dengan kebenaran yang telah mereka publikasikan. Yang Dong Yi, dia adalah orang yang memegang semua hal yang berkaitan dengan dana gelap milik Gwang Woo. Dia juga ternyata hadir dalam jumpa pers yang Choi JI Hye adakan. Setelah jumpa pers selesai, dia langsung akan  melaporkan hal itu.

Di Dodo Group, Ketua bertanya pada Gwang Woo bagaimana bisa terjadi 2 kali kebocoran pada T9. Gwang Woo mengatakan kalau itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Ketua bertanya apakah benar T9 tidak berbahaya. Gwang Woo membenarkan. Ayahnya berkata kalau dia tidak akan memaafkan Gwang Woo lagi jika ia terbukti berbohong kepadanya.

Gwang Woo bersama sekretarisnya dan juga Cho Jae Yong. Cho mendapat laporan dari Yang Dong YI kalau Choi Ji Hye telah mengadakan jumpa pers dan membongkar kebenaran tentang T9. Gwang Woo langsung marah-marah dan bahkan hampir memukul Cho Jae Yong kalau saja sekretarisnya tidak melarangnya. Mereka pindah ke kantor Gwang Woo. Sambil kesal, Gwang Woo menerima saran sekretarisnya. Byun Il Jae dan Choong Dong melihat semua yang terjadi dari dekat sana. Byun Il Jae senang karena mereka telah berhasil membuat Gwang Woo CS terguncang. Mereka berencana akan tetap memantau situasi sampai Gwang Woo menunjukkan kelemahannya, lalu ‘menikam’ Gwang Woo di saat yang tepat.

17

Dari lantai atas, Gi Tan bisa mendengar apa yang sedang dikatakan Byun IL Jae pada Choong Dong, termasuk rencana yang sedang mereka susun. Tiba-tiba Sung Ae datang mengagetkan GI Tan. Sung Ae bertanya kenapa GI Tan sekaget itu, itu semua karena wajah Sung Ae cukup besar saat dia melihat Sung Ae dari dekat. Hahaha. Sung Ae lalu bertanya kesepakatan apa yang Gi Tan miliki dengan Byun Il Jae. Gi Tan tidak mau menjawab dengan bertanya balik apakah Sung Ae menyukainya, karena dia mengawasi Gi Tan dan memberikan pertanyaan acak. Sebelum pembicaraan lebih jauh lagi, Gi Tan mengatakan kalau Sung Ae bukanlah wanita tipenya.

“Wanita seperti apa aku?” tanya Sung Ae.

“Kupikir kau orang yang banyak menyimpan rahasia. Seperti mata-mata.” Jawab Gi Tan.

Sung Ae membalikkan, kalau GI Tan lah yang memiliki banyak rahasia. Gi Tan bertanya apakah Sung Ae menyadarinya, padahal dia menyembunyikannya dengan sangat baik tentang kenyataan kalau dia adalah seorang yang kaya. Gi Tan mengatakan kalau dia harus menyimpan rahasia, apalagi dari Soo Yeon, karena dia akan menjadi gila jika mulai membicarakan tentang uang. Gi Tan langsung pergi meninggalkan Sung Ae yang tetap saja masih merasa curiga. Begitu Sung Ae pergi, Gi Tan juga mengawasinya.

Di ruangannya, Gwang Woo mengkhawatirkan tentang jumpa pers yang telah dilakukan Choi Ji Hye. Salah satu anteknya mengatakan kalau semua itu tidak akan berdampak besar bagi Dodo. Tapi yang Gwang Woo khawatirkan bukanlah Dodo, melainkan dana gelapnya yang dia simpan di semua anak perusahaan. Ia bahkan memaki anak buahnya. Saat itu Moon Tae Gwang datang dan mengatakan kalau mereka bisa menghentikan penayangan untuk jumpa pers Choi JI Hye dan datang ke stasiun tv sebagai gantinya. Gwang Woo langsung setuju walaupun sebelumnya sekretasinya sempat melarang karena acara itu adalah siaran langsung. Moon Tae Gwang sempat curiga karena Gwang Woo sedang meeting dengan orang-orang dari Maesung Group.

Setelah pertemuan itu. Cho Jae Yong dan satu orang lagi (yang saya tidak tahu namanya) berjalan keluar ruangan Gwang Woo dan bertemu dengan Gi Tan. Gi Tan memperhatikan saat mereka membicarakan kalau Gwang Woo hanya mementingkan uangnya sendiri. Gi Tan memikirkan sesuatu. Tidak lama, dia mendapat telepon yang memintanya untuk datang ke stasiun TV.

Gi Tan sudah ada bersama Gwang Woo yang sedang bersiap-siap sebelum siaran. Gwang Woo akan diinterview dan dia akan ditemani oleh Moon Tae Gwang untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab Gwang Woo. Gwang Woo seolah menolak, karena dia bisa melakukannya dan dia bukan anak kecil lagi. Sung Ae datang dan mengatakan mereka akan mulai siaran.

Di tempat Chae Ryung, Choi JI Hye dan Hwang Ji Soo sedang menunggu jumpa pers mereka ditayangkan.

18

Saat acara dimulai, mereka kaget karena ternyata Gwang Woo dan Moon Taw Gwang ada disana untuk wawancara. Ketiganya panik dan bertanya-tanya kalau sepertinya jumpa pers mereka tidak akan ditayangkan. Di tempat siaran, pembawa berita menanyai Gwang Woo perihal kebocoran zat T9. Tadinya Gwang Woo menjawab kalau masalah itu tidak perlu dikhawatirkan, tapi Moon Tae Gwang cepat-cepat membisikkan sesuatu dan bicara Gwang Woo langsung berubah dan dia meminta maaf pada masyarakat karena menyebabkan kekhawatiran.

JI Soo menelepon reporter Kim dan bertanya kenapa dia tidak menayangkan jumpa pers mereka padahal reporter Kim sudah berjanji. JI Soo yang tadinya marah-marah langsung berbicara dengan baik-baik, kalau reporter Kim masih bisa menayangkan jumpa pers itu besok, tapi reporter Kim langsung menutup teleponnya.

“Keselamatan merupakan masalah besar.  Saya percaya ini bukanlah pertama kalinya kebocoran terjadi. Ini adalah insiden kedua, yang pertama pada tahun 2007.” Kata pembawa berita.

“Ya, dan keduanya disebabkan oleh pekerja yang ceroboh. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melatih dan mempersiapkan karyawan kami, tapi selalu ada satu atau dia yang tidak mau mendengarkan….” kata Gwang Woo mulai melantur.

“Setiap karyawan yang terluka pada tahun 2007 atau tahun ini dirawat secara gratis di fasilitas terbaik kami.” Jelas Moon Tae Gwang menyela kalimat Gwang Woo.

“Apa Group Dodo yang membayar tagihan medisnya?” tanya pembawa berita.

“Iya. Kami membayar untuk setiap biaya yang mereka kenakan di rumah sakit atau pusat perawatan Dodo.” Jawab Gwang Woo.

“Apa ada hal lain yang ingin Anda sampaikan?”

“Warga Korea yang terhormat….” kata Gwang Woo, lalu Moon Tae Gwang menyela dan memberitahu Gwang Woo untuk melihat ke arah camera dimana disana ada text yang telah disiapkan. Menurut saya, Gwang Woo benar-benar terlihat sangat bodoh dan konyol. “Group Dodo milik rakyat Korea, dan kami menempatkan kesehatan publik dan kesejahteraan staf kami sebagai yang utama.” Jelas Gwang Woo menutup siaran langsung itu.

Di sebuah restaurant, Gi Tan bertemu dengan seorang pelayan dan mengatakan kalau para petinggi Group Dodo datang untuk makan disana. Gi Tan mengingatkan kalau mereka harus memberikan sajian terbaik yangmereka miliki dan juga menggunakan produk perlengkapan makan yang berasal dari perusahaan Dodo. Pelayan itu mengerti dan meninggalkan Gi Tan. Gi Tan sepertinya sedang merencanakan sesuatu tentang itu. Dan memang benar, saat makan, Gi Tan memberitahu kalau mereka menggunakan peralatan makan produk buatan Dodo. Saat itu juga Gwang Woo yang sedang lahap-lahapnya makan, kemudian langsung berhenti dan mengatakan kalau makanannya kurang enak. Dia lalu mengajak Gi Tan dan sekretaris Moon untuk pergi dari sana. Gi Tan berpikir, dia mengetahui kalau ada sesuatu yang salah dengan pelapis T9.

Sekembalinya mereka, mereka bertemu dengan Byun Il Jae dan Gun Woo yang akan pergi untuk makan malam, karena mereka akan kerja lembur. Gwang Woo meminta Il Jae untuk datang karena dia akan membicarakan sesuatu dengannya, dan perginya mereka, membuat Gun Woo dan Gi Tan mulai adu mulut lagi.

19

“Apa kau memutuskan untuk bergabung dengannya (Do Gwang Woo)?” Gun Woo memulai.

“Kau memilih seorang Direktur, jadi aku memilih seseorang yang lebih tinggi.” Jawab Gi Tan.

“Koneksi yang buruk bisa menjadikan karirmu singkat.”

“Apa kau baru saja menyebut CEO kita dalah koneksi yang buruk?” tanya Gi Tan.

“Semua orang tahu kalau dia sangat tidak berguna.”

“Jadi kepada siapa kita harus berpihak? Direktur Byun?” tanya Gi Tan lagi.

“Dia berdiri di depanmu.” Kata Gun Woo dengan percaya diri. Dan membuat Gi Tan tidak yakin jika itu dirinya.

“Saat dihajar pasti ada beberapa sekrup yang longgar. CEO kita adalah satu-satunya anak Ketua Do. Dia akan mewarisi perusahaan.” Kata Gi Tan, dia pergi meninggalkan Gun Woo yang meledek Gi Tan yang tidak tahu apa-apa tentang dirinya.

 

Dengan Chae Ryung, Gi Tan berasumsi kalau T9 memang adalah bahan berbahaya. Chae Ryung mengatakan kalau Choi Ji Hye mungkin saja benar, jika Gwang Woo saja bahkan memuntahkan makanannya. Chae Ryung akan mencari tahu pada rentenir, juga hubungan semua direktur dengan Byun Il Jae.

 

Anggota baru SPD (minus Gi Tan) sedang membicarakan seorang Direktur Pengawas yang baru. Soo Yeon mengatakan kalau jabatan seperti itu tidak ada, tapi yang lain menjawab kalau Dodo membuat itu. Soo Hee memberitahu gosipnya, bahwa putri dari Ketua Do yang akan menjadi atasan mereka. Gun Woo teringat pada ucapan Il Jae yang memberitahukan kalau Do Shin Young baru saja kembali ke Korea, dan setelah Gwang Woo, Shin Young mungkin akan menjadi target mereka.

“Ayahku mengatakan padaku bahwa dia memiliki temperamen yang buruk sampai kebanyakan direksi tidak tahan kepadanya.” Jelas Soo Hee pada mereka semua.

20

Seorang karyawan datang dan memberitahu kalau Direktur Pengawas datang. Mereka semua berbaris untuk menyambut Direktur baru. Soo Yeon bertanya pada Nan Jeong apakah penampilannya bagus, karena dia ingin putri Ketua menyukainya. Hahaha, belum tau dia.

Shin Young melihat satu persatu karyawannya. Saat dia berjalan ke Soo Yeon, Soo Yeon terus menunduk dan membuat Shin Young curiga. Shin Young menyuruh Soo Yeon untuk menatapnya. Soo Yeon terpaksa melakukannya dan kena lah dia, Shin Young mengenalinya sebagai ‘si perempuan gila’

21

22

Saat semua karyawan dibubarkan, Gi Tan datang dan berteriak pada semuanya. Dia mengatakan kalau seorang Direktur baru dengan koneksi, akan datang menjadi Direktur disana. Semua orang memberi kode pada GI Tan yang tidak mengerti, sampai Soo Tak menyuruh Gi Tan melihat ke atas. Disana sudah ada Shin Young dan Soo Yeon. Gi Tan melotot kaget. Shin Young langsung menyuruh Gi Tan untuk naik juga ke atas.

Dan…kita tunggu jawabannya di episode 10.

23

Apakah Gi Tan mendapat hukuman yang berat karena Do Shin Young? Dan apakah Soo Yeon juga?

Gwang Woo memiliki dana gelap dan banyak pelanggaran yang dia lakukan, Ketua Do tentu saja tidak tahu kelakuan anaknya yang satu ini. Kira-kira bagaimana Il Jae menyingkirkan Gwang Woo? Dan kepada siapa Gi Tan akan memihak setelah tahu tentang kejahatan Gwang Woo?

Di episode berikutnya, Soo Yeon bertemu dengan Chae Ryung. Chae Ryung bertanya bagaimana Soo Yeon bisa tahu namanya? Gi Tan dan Gwang Woo sedang bertemu, Gwang Woo mengatakan kalau Gi Tan akan mendukungnya, tapi dia malah menusuk Gwang Woo dari belakang. Gi Tan dengan pakaian hitam-hitam dan masker untuk menutupi wajahnya, sedang dikepung oleh banyak orang. Disana ada juga Yang Dong Yi. Saat Gi Tan terkena tusukan, dia bertemu dengan Sung Ae yang juga mengenakan warna pakaian dan penutup wajah yang sama dengannya. Gi Tan terdengar sangat kaget.

Sinopsis : Monster – Episode 8

Sinopsis : Monster – Episode 8

 

Menyambung episode sebelumnya, saat dimana Gi Tan mengunjungi Byun Il Jae yang ingin bertemu dengannya dan menawarkan untuk membuat kesepakatan dengan berjanji akan memberikan lebih dari apa yang Michael berikan padanya. Gi Tan yang tentu saja tahu kalau Michael sedang mengawasinya dari ruangan sebelah, terang-terangan menolak tawaran Byun Il Jae.

“Apakah kau akan mengambil uang dari seseorang yang membunuh orang tuamu?” tanya Gi Tan.

“Apa maksudmu?” tanya Il Jae tidak mengerti.

1

“Orang tuaku meninggal karena kau dan Group Dodo.” Kata Gi Tan.

Byun Il Jae terus menduga-duga siapakah Gi Tan sebenarnya.

“Kang Sung Gook. Itu nama ayahku.” Kata Gi Tan kemudian. Wajah Il Jae langsung berubah tidak setegang sebelumnya (pasti yang dipikirkan Il Jae adalah kalau Kang Gi Tan ini Lee Guk Cheol, sama seperti saya).

Il Jae mengingat-ingat nama itu. “Kang Sung Gook?”

“Dia diberhentikan dari Group Dodo secara tidak adil dan meninggal dengan menanggung fitnah. Kau adalah pengacara dari Group Dodo pada saat itu. Dan ibuku bunuh diri setelah putusan pengadilan.” Ucap Gi Tan. Il Jae senyum-senyum licik, sepertinya dia ingat tentang kejadian itu.

Il Jae menyimpulkan kalau Gi Tan ternyata ingin membalas dendam karena alasan itu. Gi Tan memberitahu Il Jae kalau orang-orang akan menjalani hukuman seumur hidup karena membuat uang palsu di Cina.

“Uang? Dendamku tidak dapat dihilangkan bahkan dengan jutaan dolar. Dendamku hanya akan berakhir jika kau mati, Byun Il Jae.”

Il Jae terlihat sangat kesal walaupun dia akhirnya tidak mengatakan apa-apa lagi. Dari ruangan sebelah, Michael mengatakan pada seseorang yang berseragam polisi untuk pergi.

Gi Tan kembali lagi ke rumah Michael. Michael langsung menyambung obrolan yang tadi sempat terputus saat mereka sedang membicarakan mengenai obat palsu. Michael mengatakan kalau dia sudah memikirkannya dan dia tidak bisa memberikan hal itu pada Gi Tan. Bukan berarti dia tidak percaya, tapi Michael hanya sedikit merasa khawatir. Gi Tan mencari akal, tapi kemudian dia menyarankan Michael yang sedari tadi memainkan dua buah dadu di tangannya, untuk melemparkannya. Jika jumlah dadu adalah ganjil, maka Michael menang, dan begitu juga sebaliknya.

Michael tertarik pada GI Tan yang menggantungkan semua pada keberuntungannya, dia lalu melempar dua dadu itu. Saat melambung dan akan jatuh, Gi Tan menangkap satu buah dadu dan menunggu dadu yang jatuh ke meja untuk berhenti bergulir. Keluarlah angka satu. Dan Gi Tan kemudian menyimpan dadu yang ada dalam genggamannya di angka satu. Ditotal jumlahnya jadi 2 dan itu genap. Gi Tan lalu mengatakan kalau dialah yang menciptakan keberuntungannya sendiri.

Michael tidak merasa dicurangi dan malah bertepuk tangan dengan kemenangan Gi Tan. Michael mengatakan karena mereka sudah membuat kontrak, maka mereka harus merayakannya dengan minum-minum, dan dia berdiri untuk mengajak Gi Tan pergi. Tapi GI Tan sempat bertanya dimana lokasi pabrik obat milik Michael. Michael tidak tahu dimana pabriknya, karena pabriknya selalu berpindah-pindah. Gi Tan seperti memikirkan sesuatu tentang itu.

2

3

Pagi hari sekali, Gi Tan dan Michael, juga beberapa bodyguardnya menaiki sebuah kapal kecil dari pelabuhan menuju ke laut. Mereka menghampiri sebuah kapal besar. Mereka naik ke kapal itu. Gi Tan tampak melihat ke sekeliling kapal yang cukup besar, sampai saat Michael menyuruhnya untuk masuk ke suatu ruangan dimana disana sedang diproduksi kapsul-kapsul obat palsu.

“Ini adalah pabrik yang mengambang di laut. Itu sempurna.” Puji Gi Tan saat dia melihat sebungkus kapsul yang sudah di pack.

“Tidak ada yang bisa menemukan tempat itu.” Tantang Michael.

Tiba-tiba Gi Tan teringat sesuatu dan bertanya dimana kamar mandinya. Saat berada di sebuah lorong, Gi Tan akan menelepon seseorang, yang ternyata adalah Soo Yeon yang tengah makan bersama Sung Ae (mereka terlihat takut dan bersembunyi saat seorang polisi patroli lewat disana). Gi Tan mengatakan pada Soo Yeon kalau dia sedang berada di pabrik obat palsu. Soo Yeon diberitahu kalau dia harus menghubungi seseorang bernama Li Wei Bing yang kartu namanya sudah diberikan Gi Tan pada Soo Yeon waktu itu dan kemudian mencatat petunjuk yang akan diberikan Gi Tan tentang bagaimana dia bisa pergi ke pabrik itu.

Di rumahnya, Ketua Do yang ditemani Tuan Gong, sedang minum wine di ruang bawah tanahnya. Ketua Do sedang tertekan dengan pemberitaan buruk yang belum juga berhenti, mengenai Group Dodo. Ketua Do menyesal karena sepertinya dia telah salah karena menyerahkan perusahaan pada Moon Tae Gwang dan meminta peserta pelatihan untuk memecahkan masalah itu. Tuan Gong mengatakan kalau dia sudah mengenal Ketua selama 40 tahun dan Ketua selalu mengatakan hal seperti itu saat dia sedang tertekan.

“Dadu di tanganmu harus dilempar.” Kata Tuan Gong.

Dia juga menambahan dengan mengatakan kalau Gi Tan juga adalah dadu Ketua, dan dia harus melemparkannya sekarang. Ketua setuju dengan hal itu, lalu mengajak Tuan Gong untuk minum bersamanya. Tapi Tuan Gong menolak. Ketua seperti sedang memikirkan sesuatu.

Di kapal-pabrik pembuat obat palsu, Gi Tan bermain mahjong bersama Michael dan dua orang lainnya. Di sela-sela permainan, Gi Tan melihat jam menunggu Sung Ae dan Soo Yeon yang datang bersama polisi. Di luar, saat para penjaga sedang berjaga, seorang penjaga dilumpuhkan oleh polisi yang naik lewat sebuah tangga. Polisi terus maju dan melumpuhkan para penjaga disana. Di dalam ruangan, Gi Tan dan Michael mendengar bunyi sirine tanda bahaya. Salah seorang penjaga kemudian datang dan melapor kalau polisi ada di kapal mereka. Michael langsung mengajak Gi Tan untuk lari, mereka mempunyai satu kapal kecil di belakang kapal itu. Gi Tan mengikuti kemana Michael pergi, mereka sempat dihadang oleh 3 orang polisi bersenjata, tapi Michael berhasil menaklukan ketiganya seorang diri. Gi Tan khawatir saat melihat semua polisi itu kalah oleh Michael, tapi dia terus mengikutinya saat Michael mengajaknya untuk kabur.

4

Saat mereka tiba di dekat kapal itu, Michael langsung menodongkan pistol ke kepala Gi Tan. Michael langsung yakin kalau Gi Tan yang telah mengatakan pada polisi tentang pabrik pembuat obat palsu. Michael tidak percaya bagaimana hal itu bisa terjadi, dan seharusnya Michael sudah membunuh Gi Tan.

5

Saat Michael lengah karena sebuah cahaya menyoroti wajahnya, Gi Tan mengambil pistol itu dan balik menodong Michael. Michael lebih senang kalau dia mati daripada jika dia harus tertangkap. Tapi Gi Tan mengatakan kalau dia mendapatkan apa yang diinginkannya karena Michael, jadi permainan harus adil. Gi Tan tidak menembaknya dan membuang pistol itu ke laut. Polisi datang dan Michael cepat-cepat akan pergi setelah Gi Tan memberi kode untuk memukulnya sebelum dia pergi. Hahaha, actingnya bisaaa. Polisi tidak bisa mengejar perginya Michael.

Soo Yeon dan Sung Ae datang. Gi Tan sangat senang karena bisa bertemu dengan mereka disana. Soo Yeon terlihat khawatir dengan Gi Tan. Semua antek-antek Michael Chang ditangkap dan diamankan oleh polisi. Soo Yeon memperkenalkan seorang pria, kepala polisi yang bertanggung jawab atas kasus ini. Pria itu adalah pria yang pernah bermain mahjong bersama Gi Tan dan Gun Woo setelah malam pesta, Li Wei Bing. Polisi yang juga merupakan informan itu ternyata mengingat GI Tan dan berterima kasih padanya. Gi Tan menolak, karena dialah yang harusnya berterima kasih. Sung Ae dan Soo Yeon terlihat agak bingung karena keduanya sudah saling mengenal.

Pada waktu GI Tan dan Gun Woo mengawasi Soo Yeon yang pergi menonton pertunjukkan tradisional dengan Michael, Gi Tan melihat kepala polisi itu dan mengenalnya sebagai pria yang bermain mahjong bersamanya. Saat Michael dan Soo Yeon sedang makan pun, polisi itu berada di restaurant yang sama dan Gi Tan menyadarinya. Saat polisi sedang ke toilet, Gi Tan membuntutinya bahkan memukulinya sampai pingsan. Gi Tan menggeledah pria itu dan menemukan kalau dia memiliki sebuah pistol dan identitas sebagai tim investigasi khusus dari Cina.

6

Setelah polisi itu sadarkan diri, Gi Tan meminta maaf padanya karena dia tidak tahu kalau polisi itu juga sedang mengejar Michael Chang. Polisi itu memberikan kartu nama yang telah diberikan Gi Tan pada Soo Yeon, supaya Gi Tan bisa memberikannya informasi jika ada berita terbaru. Flashback end.

Li Wei Bing berterima kasih lagi karena Gi Tan membantu mereka menyelesaikan kasus besar ini. Gi Tan bertanya apa yang terjadi pada orang-orang dari Group Dodo. Li Wei Bing menjelaskan kalau mereka semua sudah dibebaskan.

Di hotel, Gi Tan dimarahi habis-habisan oleh Byun Il Jae. Walaupun Gi Tan membela diri kalau itu adalah strategi terbaik untuk menemukan lokasi pabrik Michael, tapi tetap saja Il Jae menyalahkannya karena dia sampai mengorbankan image Group Dodo menjadi buruk.

“Kupikir kau yang mengatakan bahwa hasilnya yang akan dilihat.” Kata Gi Tan, dan jawaban itu membuat Byun IL Jae makin marah kalau saja Moo Tae Gwang tidak datang saat dia sedang on call dengan Ketua Do.

Manager Moon memberikan ponselnya pada Kang Gi Tan, karena Ketua ingin bicara padanya. Ketua mengatakan kalau Moon Tae Gwang sudah melaporkan semuanya pada Ketua. Gi Tan berterima kasih karena Ketua telah mengizinkannya (dan Manager Moon sepertinya) untuk melanjutkan strategi mereka. Byun Il Jae terperangah.

“Kau telah lulus sebagai yang terbaik, jadi kau akan mendapat hadiah uangmu. Jika kau ingin sesuatu yang lain bisa katakan padaku.” Kata Ketua Do yang sedang meeting dengan anaknya juga 2 orang lainnya.

Gi Tan mengatakan kalau dukungan Ketua saja sudah cukup baginya. Ketua memuji Gi Tan dengan mengatakan kalau kalimat seperti itu cocok diucapkan oleh seorang wankil Ketua. Tapi Ketua Do mengatakan kalau bukannya dia ingin menjadikan Gi Tan sebagai wakil ketua. Bagaimanapun, dia ingin menemui Gi Tan segera setelah dia kembali ke Korea.

Di Hainan, Byun Il Jae yang baru saja mengetahui tentang strategi yang mereka buat di belakangnya. Moon Il Jae membela diri dengan mengatakan kalau Ketua ingin menyimpan hal itu sebagai rahasia. Manager Moon kemudian mengatakan pada semua peserta kalau mereka telah dinyatakan lulus seleksi. Semua orang terlihat senang, kecuali Gun Woo dan Il Jae yang masih terlihat tidak percaya. Toh mereka sendiri kan yang sudah membuat rencana secara sembunyi-sembunyi. Ini orang liciknya nggak ada habisnya.

 

Di Korea, Gwang Woo mengajak JI Soo dan pamannya Hwang Jae Man makan siang. Mereka heran apakah Gwang Woo telah melakukan sesuatu yang salah. Ji Soo menebak kalau Gwang Woo mungkin bermasalah dengan kasus tabrak lari lagi, atau mungkin juga masalah wanita. Gwang Woo masih mengelak dan mengatakan kalau dia bukanlah sampah. Saat Hwang Jae Man memintanya untuk langsung mengatakan maksudnya, Gwang Woo langsung menanyakan tentang Hwang Jae Man apakah akan mendukung Ji Soo dalam pemilihan. Hwang Jae Man langsung menebak kalau Gwang  Woo diminta ayahnya untuk membujuknya. Tapi tidak, karena Gwang Woo mendukungnya.

“Apakah kau mengatakan bahwa kau akan mendukungku?” tanya JI Soo.

Gwang Woo mengiyakan, dia juga menambahkan kalau dirinya membenci anak dari Jang Sam Sik dan Ji Soo bisa menjadi anggota Kongres dari wilayah itu. Jae Man bertanya apakah ini karena adiknya, Shin Young?

“Kau takut kau akan kehilangan posisimu jika anak dari Jang Sam Sik dan Shin Young menikah.” Jelas Jae Man yang langsung dipuji oleh Gwang Woo akan kepintarannya.

Gwang Woo benar-benar tidak bisa mempercayai Shin Young apalagi calon suaminya. Jadi bagaimanapun , lebih baik jika Ji Soo yang mencalonkan diri, dan dia akan dengan pasti mendukung JI Soo. Ji Soo meminta dukungan Gwang Woo dengan cara membatalkan pernikahan Shin Young, dengan begitu, ayahnya juga akan menyerah terhadap pernikahan. Gwang Woo memikirkan salah satu kemungkinan dengan mencoba berbicara pada ibunya. Mereka sepertinya telah mendapatkan kesepakatan dan cheers bersama.

Di dalam perjalanan kembali dari makan siang, Hwang Jae Man mengatakan pada anaknya kalau Gwang Woo sepertinya memiliki alasan lain kenapa dia mau mendukung JI Soo. Tapi Ji Soo mengatakan kalau semua orang tahu bahwa Shin Young dan Gwang Woo selalu saling membenci. Hwang Jae Man bilang kalau Gwang Woo akan kehilangan dukungan dari ayahnya jika Gwang Woo membantu mereka dan itu bukanlah sesuatu yang akan dia lakukan untuk mempertahankan posisinya. JI Soo juga jadi bertanya-tanya kira-kira apa alasan lain itu?

Hwang Jae Man kemudian menanyakan pada putrinya apakah sudah menemui istri dari almarhum Kongres Park, Choi Ji Hye? Ayahnya mengingatkan kalau Ji Hye mendaftar sebagai wakil non-partai, maka semuanya akan menjadi kacau balau, jadi JI Soo harus berbicara dan membujuk Choi JI Hye. Hwang Jae Man merenungkan saat dimana dia berbincang dengan Ji Hye yang tidak yakin kalau kematian suaminya adalah karena serangan jantung.

 

Di pusat perawatan Dodo, Ji Hye mengejar beberapa orang yang akan dipindahkan ke perawatan lain untuk mendapatkan tanda tangan persetujuan dari mereka untuk melakukan otopsi setelah mereka meninggal. Ji Hye sampai didorong hingga jatuh oleh seorang dokter. Chae Ryung dan Cha Woo mengawasi dari seberang jalan. Chae Ryung bertanya-tanya formulir apa yang diminta Ji Hye untuk ditandatangani oleh pasien? Cha Woo menjawab kalau itu adalah formulir persetujuan untuk otopsi. Chae Ryung langsung bertanya untuk apa mereka membutuhkannya. Cha Woo tidak tahu betul untuk apa, tapi yang dia tahu kalau seharusnya pasien bisa menandatangani surat persetujuan itu.

Saat mini bus yang mengangkut pasien-pasien yang akan dipindahkan itu pergi dari sana, Chae Ryung meminta Cha Woo untuk mengikutinya, sementara dia akan mencari informasi tentang pasien di rumah sakit. Mini bus tadi berhenti di depan gerbang pusat perawatan untuk dikonfirmasikan sebelum masuk. Disana dijaga sangat ketat. Terdengar suara Cha Woo yang menjelaskan kalau pusat perawatan itu dijalankan oleh Group Dodo yang memiliki peralatan perawatan dengan kualitas yang terbaik di antara lainnya. Banyak yang mengatakan kalau tempat itu adalah surga bagi mereka yang akan meninggal, tapi anehnya keamanan disana terlalu ketat untuk sebuah pusat perawatan.

Hanya keluarga yang diizinkan masuk kesana dan semua orang asing dilarang masuk. Chae Ryung menebak kalau biayanya pasti sangat mahal, tapi Cha Woo mengatakan kalau semua itu bisa didapat dengan gratis karena Rumah Sakit Dodo yang membayar untuk semuanya. Chae Ryung curiga tentang sesuatu, karena sebagian karyawan Dodo, pernah bekerja untuk pabrik Dodo Chemicals. Chae Ryung menjelaskan kalau pabrik itu terletak di wilayah dimana akan diadakan pemilu. Cha Woo kemudian menambahkan kalau Choi Ji Hye ingin mendapatkan persetujuan itu karena dia ingin mengungkap rahasia yang dimiliki oleh Dodo Chemicals.

GI Tan menelepon Chae Ryung yang langsung menanyakan keberadaannya. Gi Tan sudah kembali dari Hainan. Dia sedang berdiri di depan sebuah papan kaca yang bertempel beberapa foto dan gambaran-gambaran tanda panah yang mengartikan relasi. Chae Ryung datang bersama Cha Woo. Mereka minum bersama, Chae Ryung membawakan kur tart untuk Gi Tan dan mengucapkan selamat karena dia mendapat posisi tertinggi. Chae Ryung kemudian bertanya apa yang akan dilakukan Gi Tan mulai dari sekarang.

Gi Tan berpikir kalau Byun Il Jae telah membunuh bibinya, karena Goo Joo Tae bukanlah pembunuhnya, melainkan hanya dibayar untuk mengaku sebagai tersangka. Chae Ryung mengeluhkan kalau Gi Tan tidak mempunyai bukti yang mengarah kalau Il Jae adalah pelakunya. Gi Tan menjawab dengan enteng kalau dia harus mencari buktinya dan berencana untuk memberikan semua bukti kepada jaksa yang tepat supaya mereka semua membayar semua kesalahan mereka.

Chae Ryung menasehati Gi Tan untuk berhenti melawan Dodo Group karena mereka memiliki kekuatan yang besar dan lagi Byun Il Jae memiliki ayah mertua yang seorang politikus. Gi Tan hanya perlu untuk mengambil aset yang diambil Byun Il Jae dan hidup bahagia setelah itu. Tapi Gi Tan menolak karena dia telah memulai perjuangannya dan dia memutuskan untuk berusaha sampai akhir. Chae Ryung pasrah dengan apapun keputusan Gi Tan.

7

Gi Tan kemudian menanyakan Jeong Eun. Pertanyaan itu membuat Cha Woo kaget. Chae Ryung beralasan kalau dia tidak punya waktu untuk mencarinya karena dia sudah cukup sibuk. Tapi Cha Woo langsung menimpali kalau Cha Jeong Eun sudah mati.

Gi Tan datang ke tempat penyimpanan abu Cha Jeong Eun, dia juga mengingat apa yang dikatakan Chae Ryung sebelum dia datang kesana.

“Saat infeksi virus, ada korban lain yang meninggal selain ayah Jeong Eun.” Jelas Chae Ryung.

8

 

Pada hari kematian ayahnya, keluarga dari korban yang meninggal karena virus, menyalahkan Jeong Eun dan membuat kekacauan pada hari penghormatan. Jeong Eun bahkan dijambak oleh salah satu istri yang suaminya meninggal dalam kecelakaan kebocoran virus saat itu.

“Untuk menghindari keluarga korban, mereka berkeliaran di sekitar tempat penampungan dan penginapan. Dan mereka tewas dalam kebakaran.” Jelas Chae Ryung yang juga tidak tahu kalau sebenarnya Jeong Eun dan adiknya masih selamat.

“Hei, Cha Jeong Eun. Ini aku Guk Cheol. Aku masih hidup berkat dirimu. Aku datang kembali untuk menepati janjiku. Maaf Jeong Eun. Maafkan aku, Jeong Eun.” Kata Gi Tan yang lalu menangis di depan tempat penyimpanan   abu Jeong Eun, Dong Soo dan ayahnya.

9

Gi Tan pergi dari tempat penyimpanan abu, Soo Yeon keluar dari lift. Keduanya tidak saling melihat satu sama lain. Saat Soo Yeon berada di depan tempat penyimpanan abu, dia sempat heran karena ada yang berkunjung (dengan adanya bunga yang tertempel di lemari penyimpanan abu).

Soo Yeon kemudian teringat kembali saat rumah penampungan mereka terbakar dulu. Dia ke rumah sakit dan diminta mengidentifikasi sebuah jenazah, itu adalah jenazah Oh Soo Yeon yang sebenarnya. Tapi dia malah mengatakan kalau jenazah itu bernama Cha Jeong Eun dan adiknya bernama Cha Dong Soo. Jeong Eun menangis, saat itu bahkan ketika petugas memanggilnya dengan nama Soo Yeon, dia tidak merasa dipanggil karena itu bukanlah namanya. Flashback end.

“Berkat dirimu, aku tidak harus lari lagi dari keluarga korban. Terima kasih, Soo Yeon. Aku dan adikku akan melakukan yang terbaik untuk tidak merusak nama baikmu dan adikmu. Maaf, Soo Yeon.” Kata ‘Soo Yeon’ sambil menangis.

Di ruangan Oh Jin Cheol (ini adalah Cha Dong Soo), Soo Yeon datang menghampiri adiknya sambil membawakan beberapa makanan. Jin Cheol mengenakan kalung yang pernah diberikan oleh Guk Cheol dulu. Jin Cheol langsung senang karena kakaknya datang dan memeluknya. Soo Yeon memberikan pangsit kesukaan Jin Cheol dan dia memakannya dengan sangat lahap.

Seorang perawat datang dan meminta waktu Soo Yeon untuk bicara. Perawat ternyata ingin membicarakan mengenai biaya perawatan Jin Cheol. Soo Yeon bertanya kenapa tagihan bulan ini menjadi sangat besar, perawat memberitahu kalau Jin Cheol telah menjalani CT scan dan itu membuatnya jadi lebih mahal. Soo Yeon mengatakan pada perawat kalau dia baru saja diterima bekerja di Group Dodo. Perawat senang dan memberikan selamat. Soo Yeon meminta waktu untuk membayar semua tagihan pada saat dia menerima gaji pertamanya dan dia berjanji tidak akan telat membayar lagi di kemudian hari. Perawat itu akan mencoba bicara pada dokter, Soo Yeon mengucapkan terima kasih.

“Kau benar-benar sangat menakjubkan. Ini bukan penyakit yang bisa disembuhkan, tapi kau sangat peduli pada adikmu.” Kata perawat.

“Dia satu-satunya keluarga yang tersisa. Tentu saja aku harus merawatnya.” Jelas Soo Yeon.

 

DI ruangan kerjanya, Ketua Do sedang menulis sesuatu. Tuan Gong masuk dan ingin melaporkan sesuatu. Setelah ragu sesaat untuk mengatakannya, Tuan Gong akhirnya memberitahu kalau Yoon Ja Young memiliki seorang anak dan anak itu adalah seorang laki-laki.Ketua Do marah karena Tuan Gong menyebut nama wanita itu lagi, dan lagipula dia telah berselingkuh dengan bawahannya. Tapi Tuan Gong memberitahukan kalau Yoon Ja Young tidak pernah berselingkuh dari Ketua, itu hanyalah ide dari istrinya yang saat  itu mengetahui tentang kehamilan Ja Young. Dan Tuan Gong juga mengaku kalau saat itu dia membantu Nyonya Do karena dia menganggap kalau hal itu adalah satu-satunya cacar untuk menyelamatkan Ketua dan perusahaan, tapi Tuan Gong mengetahui tentang kehamilannya belakangan.

Ketua Do marah lagi dan bahkan menyebut kalau istrinya adalah seorang penyihir. Dia lalu membuang semua barang yang ada di mejanya. Tuan Gong memohon pada Ketua untuk tidak menyebabkan masalah apapun karena ini dan hanya menghukumnya saja. Tuan Gong hanya ingin Ketua Do tahu dan tidak mengabaikan darah dagingnya sendiri. Ketua Do kembali duduk. Dengan suara gemetar, dia meminta Tuan Gong untuk menceritakan satu-persatu secara rinci mengenai apa yang terjadi saat itu.

Do Gun Woo datang ke apartemennya dan melihat-lihat fasilitas yang ada disana. Byun Il Jae dan Choong Dong datang, ternyata semua itu adalah apa yang sudah disiapkan oleh Il Jae. Il Jae bertanya apakah Gun Woo suka dengan apartemen itu?

“Apa ini sudah  yang terbaik? Karena tidak begitu menurutku.” tanya Gun Woo.

Il Jae mengatakan kalau tempat ini adalah persinggahan sementara sebelum dia pindah ke rumah Ketua. Gun Woo pesimis tentang itu, bukan karena tidak percaya diri, melainkan karena dia tidak bisa menerima ayahnya. Byun Il Jae menyarankan Gun Woo untuk bersikap apa adanya saja. Gun Woo bilang kalau tetap saja dia harus memanggilnya ‘ayah’ dan dia tidak pernah memanggil seseorang dengan panggilan itu sebelumnya, jadi dia tidak biasa. Il Jae mengatakan dia bisa berlatih mulai dari sekarang untuk memanggil Ketua dengan sebutan ‘ayah’. Gun Woo tertawa sinis.

Byun Il Jae menerima sebuah telepon dari Ketua Do. Ternyata Ketua bertanya kenapa Byun Il Jae tidak memberitahukannya bahwa Yoon Ja Young memiliki seorang putra. Il Jae tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap Gun Woo yang juga terlihat penasaran. Ketua memintanya untuk datang dan menemuinya di kantor.

Setelah menutup telepon itu, Il Jae menjelaskan pada Gun Woo kalau Ketua sudah tahu tentang keberadaan putra Yoon Ja Young. Ia meminta Gun Woo untuk ikut bersamanya. Gun Woo seolah belum siap, tapi Il Jae memintanya untuk menunggu dulu selama dia berbicara dengan Ketua, jika Ketua menginginkan untuk bertemu dengan putra Ja Young, maka dia akan memperkenalkan Gun Woo kepadanya.

10

 

“Apa yang harus aku katakan saat kami bertemu?” tanya Gun Woo gugup.

“Apa yang ingin kau katakan?”

“Tidak ada yang ingin aku katakan.’ Jawab Gun Woo.

“Kalau begitu dengarkan saja. Jika kau ingin meneteskan air mata, itu akan lebih baik. Jika Ketua memberimu pelukan, itu berarti kau akan mengambil alih setengah dari manajemen Group Dodo.” Jelas Il Jae dengan senang.

Tapi Gun Woo sepertinya khawatir bagaimana jika Ketua sama sekali tidak ingin bertemu dengannya karena mungkin saja itu terjadi karena dia tidak ingin mengakui Gun Woo.

“Bahkan hewan mengenali dan merawat anak-anak mereka. Tapi kau tidak terlahir dari binatang. Kau adalah anak dari seorang pria yag mendirikan Group Dodo. “ jelas Il Jae.

Mereka kemudian datang ke kantor. Il Jae meminta Gun Woo untuk menunggu di lantai bawah sementara dia akan bicara dengan Ketua yang sudah menunggunya sambil mondar-mandir di ruangannya. Saat dia datang, Il Jae langsung meminta maaf karena dia tidak pernah memberitahu Ketua mengenai hal ini. Ketua mengatakan kalau sebelum dia datang ke kantor,  dia telah berjanji pada Tuan Gong untuk tidak meributkan masa lalu. Il Jae menatap tajam pada Tuan Gong.

Ketua lalu menanyakan apakah Yoon Ja Young sudah meninggal, Il Jae menjelaskan kalau dia membunuh dirinya sendiri. Ketua Do memejamkan matanya seolah penuh dengan penyesalan. Lalu dia bertanya tentang anaknya dan apakah Il Jae tahu dimana dia. Il Jae mengetahui itu, dan berkata jika Ketua memintanya untuk menemukan anak itu, maka dia akan bisa menemukannya.

DI lantai bawah, Gun Woo menunggu. Dia terlihat sangat gugup dan sesekali mencoba untuk tersenyum, berlatih bagaimana dia akan bersikap saat dia bertemu dengan ayahnya.

“Aku akan menemukan anakmu. Katakan saja.” Kata Il Jae.

Ketua Do masih memejamkan mata dan tidak memberikan jawaban apapun, sampai Tuan Gong kemudian memanggilnya. Ketua Do mengatakan pada keduanya untuk tidak mencari anak itu. Il Jae tidak menyangka kalau Ketua akan memerintahkan hal semacam itu. Ketua menjelaskan kalau mungkin saja anak itu memang darah dagingnya, tapi dia tidak bisa menjadi anaknya, karena sejak awal anak itu tidak berada dalam jangkauannya sejak awal.

“Itu keputusan akhirku. Jangan pernah menyebutkan tentang dia  lagi.” Perintah Ketua.

11

 

Byun Il Jae selesai berbicara dengan Ketua dan mengantarkan Ketua pulang. Gun Woo seolah berharap kalau ayahnya akan menyapanya, dia bahkan berdiri dari tempat duduknya, tapi Il Jae mencegahnya untuk mendekat. Berkali-kali Gun Woo melihat ke arah ayahnya, tapi dia bahkan tidak menyadari kalau Gun Woo adalah anaknya. Gun Woo geram, antara menahan tangis atau amarah. Dia kemudian berlari mengejar mobil Ketua yang sudah melaju. Choong Dong memegangi Gun Woo untuk tidak laru lebih jauh lagi. Gun Woo berteriak dan mengatakan agar Ketua berhenti, sambil menangis, dia juga mengatakan kalau dia tidak membutuhkan (ayah seperti) nya.

“Kau tidak mencampakanku! Aku yang tidak akan pernah memiliki hubungan denganmu! Apa kau mengerti, Ketua?” teriaknya, dia lalu memberontak dari pegangan Choong Dong. “Jangan pernah bermimpi untuk meminta maaf kepadaku. Aku tidak akan pernah memaafkanmu.”

Il Jae memperhatikan Gun Woo yang sebegitu marahnya terhadap Ketua. Tapi sepertinya dia masih bisa mendapatkan keuntungan, karena rasa benci Gun Woo untuk Ketua menjadi semakin besar.

 

Pagi hari di Group Dodo, beberapa orang berkumpul di papan pengumuman, termasuk Byun Il Jae dan Choong Dong. Moon Tae Gwang diangkat menjadi Sekretaris/ kepala dari Departement SPD. Choong Dong merasa kalau ini semua tidak adil, karena Byun Il Jae juga sering ikut andil dalam menangani masalah di SPD. Yang dibicarakan mereka datang dan mengucapkan selamat pagi. Byun Il Jae mengucapkan selamat atas promosi Moon Tae Gwang. Moon Tae Gwang bertanya butuh waktu berapa lama untuk Il Jae mengumpulkan semua laporan tahun lalu? Il Jae tidak mengerti. Tae Gwang menjelaskan kalau Ketua ingin mengadakan investigasi khusus terhadap semua departemen. Dan dia berencana untuk memulai dari Departemen Legal (Ini departemennya Il Jae) kemudian dia bertanya apakah 3 hari cukup?

“Mari kita lihat apa yang bisa kulakukan.” Kata Il Jae.

“Apakah ini terdengar seperti sebuah permintaan?” tanya Tae Gwang. “Aku sedang memberimu sebuah perintah.”

Choong Dong menyela kalau Moon Tae Gwang terlampau kasar mengingat dia baru saja diangkat menjadi sekretaris. Moon Tae Gwang menyuruh Choong Dong untuk tidak ikut campur.  Tae Gwang mengingatkan pada Il Jae kalau dia sekarang adalah seorang sekretaris kepala, bukan lagi manager.

“Sekarang aku Kepala Sekretaris Moon.” Katanya, lalu pergi meninggalkan Il Jae.

Il Jae mengatakan pada Choong Dong kalau Tae Gwang tidak akan bertahan lama. Il Jae malah lebih terganggu oleh Kang Gi Tan dibanding olehnya. “Dialah yang menjadikan Tae Gwang mendapat promosi itu.” Katanya.

Pada acara peresmian, Gi Tan yang mendapat posisi tertinggi memenangkan hadiah 200.000 dolar. Soo Yeon melihat Gi Tan dan mengucapkan selamat tinggal pada hadiah uang yang sebelumya bisa saja menjadi miliknya. Sata Gun Woo diberikan sebuah medali (?) oleh Ketua Do, ekspresi wajahnya menunjukkan rasa tidak suka walaupun Ketua tersenyum padanya. Gwang Woo dari tempat duduk audience juga menyadari hal itu. Dia mengatakan pada Il Jae untuk mengawasi Gun Woo karena dia terlihat seperti orang yang memiliki masalah kepribadian.

Setelah upacara peresmian, Gi Tan berbincang dengan Ketua Do dan Gwang Woo, juga salah seorang direktur (ini masih belum tahu juga siapa namanya, mian). Gi Tan akan ditempatkan di kantor sekretaris miliknya (SPD), yang bukan hanya akan bekerja langsung dengan Ketua Do tapi juga menjalankan misi Group Dodo yang paling penting dan rahasia. Direktur itu mengatakan kalau Kepala Sekretaris (KepSekre) Moon akan memberitahu GI Tan apa saja yang akan dikerjakannya.

Ketua kemudian teringat akan Shin Young dan bertanya kapan Shin Young akan pulang. Ia kemudian meminta Gi Tan untuk menjaga Shin Young.  Gwang Woo juga memprotes hal itu. Tapi Ketua beranggapan kalau GI Tan bisa berhadapan dengan Michael Chang, dia pasti bisa menangani seorang gadis.

“Masalahnya dia bukanlah sembarang gadis. Bagaimana jika dia menakutinya sampai dia meminta berhenti….” protes Gwang Woo.

“Dia adikmu dan putriku!” sela Ketua Do.

GI Tan lalu mengatakan kalau dia akan melakukan apapun yang Ketua ingin dia lakukan dan dia akan melakukannya dengan baik. Ketua senang karena memang itulah yang Ketua inginkan. GI Tan pergi bersama Gwang Woo yang masih kesal dengan keputusan ayahnya yang meminta Gi Tan untuk mengurus adiknya. Gi Tan kemudian bertanya apakah Nona Do sesulit itu untuk ditangani? Dari penjelasan Gwang Woo, Shin Young memang terdengar sulit untuk ditangani. Gwang Woo siap menerima Gi Tan jika Shin Young memecatnya dan berjanji kalau Gwang Woo akan bersikap baik padanya. Gi Tan berterima kasih pada Gwang Woo.

“Gi Tan. Apapun yang orang katakan, karir adalah tentang koneksi. Jika kau ingin sukses, kau harus mengantri. Antri.” Pesan Gwang Woo, lalu dia pergi.

Sesaat setelah Gwang Woo pergi, senyum di wajah Gi Tan langsung menghilang berganti dengan tatapan tajam. Tidak lama, Byun Il Jae datang. Mereka berdua kemudian berbicara di sebuah tempat. Il Jae bertanya apakah Gi Tan telah melakukan pemeriksaan latar belakang sebelum bergabung di Group Dodo. Gi Tan bertanya apa maksud Il Jae. Dia mengatakan kalau Kang Sung Gook tidak memiliki seorang putra (sebelumnya Gi Tan sempat mengaku kalau dia adalah putra dari Kang Sung Gook). Gi Tan mengatakan kalau dia mengarang semua itu untuk menipu Michael.

Il Jae mengatakan jika GI Tan ingin bekerja untuknya, maka seharusnya Gi Tan memilih Il Jae dan bukannya Moon Tae Gwang.

“Aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih baik dibandingkan Gun Woo. Karena kau lebih memilihnya dibanding aku.” Jelas Gi Tan.

“Apa yang ingin kulihat adalah kepatuhan, bukan kemampuan. Aku ingin orang-orang percaya dan patuh padaku sepenuhnya.”

“Kau tidak pernah memberiku kesempatan untuk mematuhimu.” Bela Gi Tan.

Il Jae menawarkan kalau dia memberikan kesempatan, akankah Gi Tan bekerja untuknya. Gi Tan yang merasa kalau Il Jae sedang mengujinya, kemudian mengatakan kalau sejujurnya sekarang dia sedang tidak mempercayai Byun IL Jae. Sedangkan Il Jae yang bertanya-tanya kenapa Gi Tan begitu terobsesi padanya, lalu bicara kalau Gi Tan terlalu banyak berpikir.

“Kepatuhan datang dari hati, bukan kepala. Kalau begitu, jika kau ingin bekerja untukku, ingat apa yang kukatakan.” Katanya. Il Jae langsung meninggalkan GI Tan.

Di kantor SPD, semua orang terlihat sibuk kesana kemari dengan dokumen-dokumen. Gi Tan dan Sung Ae diminta mengikuti Instruktur Mo. Soo Hee bertanya kemana mereka akan pergi, Soo Tak yang menjawab kalau mereka akan pergi ke kantor sekretaris. GI Tan dan Sung Ae bekerja untuk sesuatu yang khusus, sedangkan 6 sisanya akan bekerja untuk mengurus dokumen hukum dan keuangan. Gun Woo terlihat tidak suka dengan itu.

Gi Tan dan Sung Ae pergi ke kantor SPD yang akses masuknya membutuhkan data sidik jari dan retina dari karyawan yang diberikan akses kesana. Setelah masuk,Moon Tae Gwang mengucapkan selamat datang pada mereka. Moon Tae Gwang kemudian membawa mereka pada sebuah ruangan yang berisi pusat data milik keseluruhan Group Dodo dimana tidak ada yang bisa masuk ke dalam sistem. Semua data di dalam sana adalah data rahasia yang bisa diakses sesuai dengan tingkat akses masing-masing karyawan SPD. Sung Ae dan Gi Tan berada di tingkat 7 dimana mereka hanya bisa mengakses informasi dasar. Moon Tae Gwang ada di tingkat 3, wakil ketua tingkat 2, yang memiliki akses penuh hanya Ketua dan keluarganya. Sung Ae seperti sedang memikirkan sesuatu.

Moon Tae Gwang kemudian menunjukkan sebuah tempat dimana terdapat semua barang-barang yang digunakan pada misi khusus.

12

Moon Tae Gwang memerintahkan mereka untuk belajar menggunakan semua peralatan itu karena mereka tidak tahu kapan mereka akan dikirim untuk sebuah misi khusus. Gi Tan bertanya jika itu misi khusus, apakah mungkin itu juga melanggar hukum. Moon Tae Gwang memberi contoh NIS yang tidak pernah dituduh melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Mereka adalah agen khusus (rahasia) atau SPD biasa menyebutnya sebagai ‘agen bayangan’.

“Ingat ini. Saat sebuah bayangan menghilang, dia tidak akan meninggalkan jejak.” Kata Moon Tae Gwang dan keduanya tampak sedang merenungkannya.

Setelah office tour, Moon Tae Gwang mengingatkan Gi Tan untuk menjemput Nona Do. Gi Tan sempat menyebut nama DO Shin Young tanpa embel-embel Nona dan Moon Tae Gwang mengingatkannya untuk menjaga lidahnya dan jangan mengacaukan tugas pertamanya.

Chae Ryung berada di saluran telepon bersama Gi Tan. Dia tertawa saat mendengar nama Do Shin Young.  “Apa kau bertanggung jawab untuk orang gila itu?”

Gi Tan bertanya-tanya seperti apa Shin Young sampai membuat semua orang panik. Dan jawabannya, langsung diperlihatkan Do Shin Young yang sedang minum sampanye dalam perjalanannya ke Korea dengan seorang pramugari yang sedang mengecat kuku kakinya. Tiba-tiba pesawat berguncang, pramugari itu tanpa sengaja membuat jari kaki Shin Young tercoret kuteks.

13

Pramugari itu langsung minta maaf.

“Apa kau ingin mati?” tanya Shin Young dengan dingin.

Shin Young kemudian menyuruhnya untuk memberitahu pilot untuk menghentikan pesawatnya. Tapi saat itu mereka sedang terbang dengan kecepatan 900 km/jam pada ketinggian 10.000 meter . Shin Young membentak dan tidak peduli. Dia marah pada pramugari itu karena kakinya menjadi seolah habis dicelupkan pada sebuah saus.

14

 

Sekali lagi pramugari itu meminta  maaf.

Terdengar lagi Chae Ryung yang bicara dengan Gi Tan kalau Shin Young adalah seorang yang arogan nekat dan keras kepala, sama seperti Gi Tan saat dia masih remaja. Gi Tan meminta Chae Ryung untuk tidak mengatakannya, karena dia tidaklah seburuk itu.

Saat tiba di bandara dan melihat Shin Young lewat petunjuk sebuah foto, Gi Tan memberi salam pada Shin Young kalau dia dari kantor sekretaris. Shin Young terlihat kecewa karena hanya Gi Tan sendirian yang menjemputnya. Gi Tan menjelaskan kalau semuanya sedang sibuk.

“Kenapa mereka berani memperlakukanku seperti turis? Dan kau. Apa yang mengajarkanmu sopan santu adalah seekor ayam? Apa kau mematuk tanah untuk mencari makanan?” tanya Shin Young sewot.

Gi Tan meminta maaf karena dia baru saja masuk perusahaan.

“Peringatan pertama.”

“Ya?” tanya GI Tan.
“Tiga peringatan dan kau dipercat.” Kata Shin Young.

Gi Tan mengingat lagi saat dia juga memberikan peringatan yang sama pada Cha Jeong Eun saat Jeong Eun membantunya mengeringkan rambut. Itu membuat GI Tan tersenyum. Shin Young bertanya apa yang sedang ditertawakan Gi Tan dan Gi Tan menjawab tidak ada. Seketika GI Tan mendapatkan peringatan kedua. Shin Young langsung melemparkan koper pada Gi Tan dan bertanya dimana mobilnya.

“Di pintu keluar nomor 9.” Kata Gi Tan. Do Shin Young langsung pergi menuju kesana. “Apa aku seperti itu? Jeong Eun pasti membenciku.” Guman Gi Tan.

Dalam perjalanan, Shin Young bertanya mereka akan pergi kemana. Gi Tan mengatakan kalau mereka akan pergi ke salon di Cheongdam-Dong. Tapi Shin Young memintanya untuk mengantarkan ke Dodo Hotel untuk pergi spa karena dia sangat kelelahan setelah perjalanan panjang. Shin Young lalu memakai penutup mata dan menyuruh Gi Tan untuk menyetir dengan hati-hati karena dia ingin tidur. Saat Gi Tan menghela nafas, Shin Young menyuruhnya jangan bernafas dulu sampai dia tertidur.

Gi Tan menyampaikan kalau Shin Young sudah sampai di tempat tujuan. Tapi itu bukanlah Hotel Dodo melainkan salon. Shin Young mengatakan kalau Gi Tan sepertinya ingin mati karena tidak menuruti perintahnya. Gi Tan diam dan hanya menatap Shin Young lewat spion. Gi Tan lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu tempat Shin Young duduk lalu menariknya keluar karena dia hanya menuruti perintah ibunya. Shin Young mengira Gi Tan orang gila yang lupa minum obat dan mengancam padanya, lalu menelepon ayahnya.

Shin Young meminta ayahnya untuk memecat Gi Tan karena tidak sopan dan tidak menurut padanya. Tapi di telepon, Ketua tidak ingin memecat Gi Tan karena dialah yang terbaik, malah menyuruh Shin Young mengikuti apa yang Gi Tan perintahkan. Shin Young melantur dan mengatakan kalau dia boleh memecatnya lalu mengatakan dia menyayangi ayahnya dan menutup telepon. Gi Tan yang memiliki pendengaran super, mengetahui apa yang sebenarnya Ketua katakan, dia menertawakan Shin Young.

15

Shin Young terus menolak apa yang diperintahkan Gi Tan dan itu membuat Gi Tan jadi malas mendengarnya lagi dan hanya mengangkat Shin Young ke pundaknya sambil membawa masuk Shin Young ke dalam salon. Shin Young terus berteriak untuk melepaskannya, sampai semua orang yang ada di dalam salon merasa ketakutan.

16

 

Seorang manager datang dan mengenal Shin Young (sepertinya memang salon langganannya). GI Tan kemudian bertanya dimana ruang VIP dan manager itu menunjukkannya. Gi Tan langsung mendudukkannya di sebuah kursi. Shin Young bangkit dan akan menampar Gi Tan, tapi Gi Tan menahannya dan mengatakan kalau dia adalah yang terbaik, jadi ayahnya tidak akan bisa untuk memecatnya, jadi Shin Young harus mengikuti apa yang dia perintahkan. Shin Young mengatakan dia akan selalu mengingat nama Kang Ga Din (btw dia selalu salah menyebutkan nama Kang Gi Tan).

17

Tidak hanya GI Tan, kebetulan Nan Jeong dan Soo Yeon juga datang ke salon yang sama untuk merawat rambut. Awalnya Soo Yeon keberatan dengn mengatakan kalau biaya perawatan di salon itu pasti sangat mahal, tapi Nan Jeong mengatakan kalau dia akan meminjamkan uang untuknya, tadinya Soo Yeon akan pergi, tapi Gi Tan memanggilnya. Saat mereka semua sedang mengobrol, Chae Ryung datang dan akan menyapa Gi Tan, tapi dia melihat dengan siapa GI Tan sedang berbicara.

Chae Ryung kaget dan menyebut kalau Soo Yeon adalah Jeong Eun, Soo Yeon juga mengenal Chae Ryung sebagai sekretaris Ok. Chae Ryung tidak menyangka kalau Jeong Eun masih hidup.  Soo Yeon terlihat ketakutan dan tiba-tiba menjadi gugup.

18

19

Gi Tan penasaran dengan apa yang sedang dipandangi oleh Soo Yeon, lalu melihat kalau Chae Ryung ternyata juga ada disana. Dan…bersambung.

 

Agak lega juga sih ternyata Gi Tan belum membuka siapa dia sebenarnya, walaupun dia jadi harus menunda untuk bertemu dengan Jeong Eun. Byun Il Jae ini licik nggak ada matinya, semoga GI Tan yang dibantu OK Chae Ryung dan Cha Woo bisa terus menghalau liciknya Byun Il Jae ya.

 

Di episode 9, Soo Yeon terlihat sedang berjoget dengan Gwang Woo, sepertinya mereka sedang karaoke bersama. Gwang Woo saling pukul dengan Gun Woo, Gwang Woo mengatakan kalau Gun Woo seharusnya menjadi salah satu putra dari ayahnya. Kang GI Tan dan Do Shin Young saling berpelukan di depan Ketua Do dan istrinya. GI Tan bicara dengan KepSekre Moon Tae Gwang. Lalu dia sepertinya sedang menyamar dalam sebuah misi (?) dan tertusuk dalam sebuah perkelahian.

 

Episode 9 akan segera diupdate ya, readers.. ^^

Sinopsis : Monster – Episode 7

Sinopsis : Monster – Episode 7

Di dalam suite milik Michael Chang, Soo Yeon ketakutan karena Michael terus mendekatinya. Untungnya Soo Yeon tanpa sengaja menumpahkan sampanye di gelasnya dan mengenai celana Michael. Soo Yeon berulang kali meminta maaf dengan mengatakan kalau dia sedikit gugup dan Michael mengatakan kalau dia akan mandi dulu sementara Soo Yeon akan melanjutkan minumnya. Saat Michael berjalan menuju kamar mandi, bel ruangannya berbunyi. Michael terlihat curiga, tapi Soo Yeon mengatakan kalau dia akan membukakan pintu untuknya.

“Apa yang kau lakukan disana? Keluar dari sana sebelum kau merusak semuanya!” tanya Gi Tan geram saat Soo Yeon membuka pintunya dan terkejut melihatnya datang dengan Gun Woo.

1

Michael datang dan bertanya pada Soo Yeon siapa itu. Soo Yeon menjadi gugup, begitu juga dengan Gi Tan dan Gun Woo. Tapi Soo Yeon mengatakan kalau dua petugas mungkin salah masuk kamar dan Michael lalu pergi tanpa curiga. Soo Yeon juga menyuruh Gun Woo dan Gi Tan untuk pergi lalu menutup pintu ruangan.

Soo Yeon bergegas mengganti pin yang ditinggalkan Michael di meja dengan pin yang serupa yang terdapat camera di dalamnya. Di ruangan kontrol, Instruktur Mo dan Manager Moon memberikan pada Sung Ae sebuah mic nirkabel yang akan dikenakan Gi Tan dan Gun Woo saat mereka akan bermain mahjong dengan Michael.

Soo Yeon lalu melipat pakaian dan dasi Michael dan menyimpannya bersama pin itu. Tak lupa dia juga menulis sebuah pesan dan ditinggalkannya bersama pakaian, dasi dan pin tadi. Saat Michael selesai mandi, dia ecewa saat melihat Soo Yeon tidak ada disana. Dia menemukan pesan yang ditinggalkan Soo Yeon yang meminta maaf karena dia terlalu gugup dari ini. Michael tersenyum tapi itu tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

2

Di ruang permainan, Gi Tan dan Gun Woo sudah ada dalam satu meja bersama Michael. Rekan-rekan mereka mendekati sebagai orang yang tak dikenal. Gun Woo memperkenalkan diri sebagai pengacara pada Michael. Michael hanya meminta mereka fokus pada permainan. Tapi Kang GI Tan sepaham dengan Gun Woo dan memperkenalkan dirinya juga sebagai pebisnis. Gun Woo bertanya pada satu orang tersisa kalau dia terlihat seperti orang Cina dan bertanya apakah dia bisa berbahasa Inggris, pria itu hanya menjawab ‘sorry’.

Pin yang dikenakan Michael berfungsi untuk melihat kartu (sebenernya bukan kartu juga sih, tapi apa ya kalo buat mahjong?) yang dimiliki Michael yang kemudian diberitahukan pada Gun Woo dan Gi Tan. Michael memulai permainan disusul oleh Gi Tan yang juga mengeluarkan kartunya. Gi Tan bicara kalau Michael Chang pandai berbahasa Korea. Michael yang terlihat tidak suka, kemudian bertanya siapa Gi Tan. Gi Tan mengatakan dia telah menyebutkan namanya sebelum itu dan mengingatkan Michael untuk mendengar dengan baik. Dengan senang Gi Tan kemudian mengeluarkan semua kartu yang dia miliki dan dia memenangkan permainan itu.

Michael mengatakan kalau Gi Tan hanya sedang beruntung. Gi Tan membantah, dia tidak beruntung tapi dia pandai bermain. Selang beberapa jam permainan, mereka berempat tampak lebih kacau dari sebelumnya. Gi Tan melonggarkan dasinya saat bermain. Setelah Gun Woo memenangkan permainan, Michael melepas pin dan dasinya, juga membuka kancing atas dari kemejanya.

3

Manager Moon kesal. Instruktur Mo mengatakan kalau Gi Tan dan Gun Woo tidak bisa memenangkan permainan jika mereka bermain dengan adil. Soo Yeon menyarankan untuk berhenti bermain, Tapi Manager Moon mengatakan kalau semua akan menjadi sia-sia jika mereka berhenti bermain, jadi tidak ada pilihan kecuali melanjutkan permainan.

4

Keempatnya terlihat lelah seiring berjalanannya permainan. Para agent dari Dodo Group masih menyaksikan permainan mereka. Sampai saat Gi Tan menemukan kalau dia memiliki kartu ‘Mahjong’ dalam kartu-kartu yang dimiliknya dan mengatakan kalau dia menang lagi, lalu menunjukkan kartunya. Gi Tan sampai melonjak kegirangan dan ditertawakan Sung Ae juga Soo Tak.

“Mereka mengatakan tiga generasi harus melakukan perbuatan baik untuk bisa mendapatkan ini! Keberuntungan pasti memihak kepadaku malam ini.” serunya.

Michael terlihat tidak suka dan sepertinya benar-benar marah, setidaknya itu yang Instruktur Mo amati dari ruang kontrol. Manager Moon bertanya apakah ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Kang Gi Tan, lalu dia tertawa karena semua rencana mereka telah berhasil sejauh ini.

“Aku setuju. Dia sempurna dalam segala hal kecuali bahwa dia menjengkelkan.” Sahut Soo Yeon, tapi kemudian Manager Moon dan Instruktur Mo menatapnya seolah tidak suka dengan perkataan Soo Yeon. Dia diam dan menunduk tanda meminta maaf.

Manager Moon mendapat sebuah telepon dari Direktur Byun. Byun Il Jae berada di Bandara Incheon dan mengatakan kalau dia senang karena semua rencana berjalan dengan baik dan dia akan melaporkannya pada Ketua. Setelah menutup telepon, Byun Il Jae terlihat sangat tidak senang dengan apa yang baru saja didengarnya. Choong Dong bertanya ada apa.

“Kang GI Tan, menghalangi Gun woo lagi.” Kata Il Jae.

“Bagaimana jika kita menjadikan dia pihak kita? Jika kita bisa mendapatkan dia untuk mendukung Gun Woo dia akan sangat berguna.” kata Choong Dong.

Byun Il Jae tau dari mata Gi Tan, kalau dia malah akan ‘memakan’ Gun Woo. Tapi Choong Dong mengatakan kalau Gun Woo kalah lagi, maka dia tidak akan mampu menyelesaikan pelatihan dengan nilai tertinggi.

“Karena itulah aku menawarkan diri untuk pekerjaan ini. Aku harus menjadikan Gun Woo mendapat tempat teratas.” Katanya.

Seorang pelayan datang dan mengatakan kalau tempat mereka akan segera tutup. Michael yang belum ingin berhenti bermain, kemudian mengajak mereka untuk melanjutkan permainan ke tempat lain. GI Tan sok jual mahal dengan mengatakan kalau dia memiliki sebuah pertemuan penting besok pagi. Gun Woo juga lelah, dan menyarankan mereka untuk bermain lagi lain waktu.

Michael memanggil bodyguard yang ada di belakangnya dan menyuruhnya untuk mengumpulkan kartu nama Gi Tan dan Gun Woo karena mereka akan bermain lagi lain waktu. Gi Tan senang dan akan menerima tawaran Michael kapanpun.

5

Michael menjabat tangan Kang GI Tan, mereka bertatapan lama sekali. Sepertinya Michael juga merasa kalau Gi Tan adalah partner yang tepat. Gun Woo terlihat tidak suka.

Di gallery Ok Chae Ryung, Nyonya Do yang sedang melihat-lihat lukisan bersama Chae Ryung kemudian didatangi Hwang JI Soo. Nyonya Do bertanya kenapa JI Soo datang kesana dan mengatakan untuk menemuinya nanti di cafe. Hwang JI Soo langsung bertanya dengan nada tinggi mengenai maksud bibinya yang ‘membatalkan tuntutan’. Chae Ryung merasa tidak enak dengan situasi itu, begitu juga dengan Nyonya Do. Tanpa mengindahkan perkataan bibinya, Ji Soo terus berteriak dan mengatakan kalau dia pikir Nyonya Do berpihak padanya.

Saat Nyonya Do mengajak Ji Soo pergi dan berbicara di tempat lain, Chae Ryung mempersilahkan mereka untuk menggunakan kantornya supaya lebih private. Disana Cha Woo melihat ketiganya berjalan menuju kantor Chae Ryung. Di ruangan Chae Ryung, Nyonya Do mengatakan pada Ji Soo kalau dia tidak bisa mendukung JI Soo dan memintanya untuk menyerah dan mundur karena dia tidak bisa mendapatkan dukungan dari Ketua Do, juga karena pernikahan Shin Young dipertaruhkan dalam hal ini.

“Jadi semua yang kau pedulikan adalah Shin Young, dan kau tidak peduli tentang aku?” tanya Ji Soo.

“Jangan berkata seperti itu. Apa kau tidak tahu bagaimana aku memperlakukan kau dan saudaramu selama ini?” tanya Nyonya Do.

“Bagaimana kau memperlakukan kami? Apa kau pernah menganggap kami sebagai keluargamu? Apakah kau ingin tahu bagaimana kau telah membuat kami merasa ditinggalkan? Apa kau ingin aku memberitahumu?” tanya Ji Soo tanpa jeda.

Nyonya Do kesal dan menyuruhnya berhenti karena dia tidak ingin lagi bicara dengan Ji Soo dan berdiri dari tempat duduknya. JI Soo mengatakan dia akan tetap berpartisipasi dalam pemilu.

6

“Apa kau benar-benar ingin membuat masalah antara kita?” tanya Nyonya Do.

“Aku selalu harus menyerah, kembali ke bawah dan selalu di kakiku. Ini bukan hubungan yang akan aku rindukan.”

“Apa kau berpikir begitu? Apa kau yakin?”

“Aku tahu sekarang. Kami ada untukmu.” Dan Ji Soo pergi dari ruangan itu. Nyonya Do kesal dan mengatakan kalau Ji Soo anak yang tidak tahu terima kasih.

Saat Chae Ryung mengantarkan Nyonya Do keluar, Nyonya Do meminta Chae Ryung untuk merahasiakan yang tadi terjadi di kantornya. Chae Ryung mengerti dan mengaatakan kalau dia selalu memihak pada Nyonya Do. Nyonya Do meminta Chae Ryung menelepon saat ada kabar baik untuknya dan kemudian pergi dari sana.  Dia mengingat saat Gi Tan mengatakan kalau mereka harus mendapatkan kembali 50 juta dolar untuk harga rumah sakit. Chae Ryung kesulitan untuk merayu Byun Il Jae. Gi Tan meminta Chae Ryung untuk mencoba mendekati Hwang Ji Soo, tapi sulit karena Ji Soo sangat membencinya. Gi Tan meminta cara yang lain. Chae Ryung senang saat ia ingat kalau dia akan mendapatkan 30% dari 50 juta dolar itu.

“Cari tahu informasi lebih lanjut tentang pemilu.” Ucap Chae Ryung saat Cha Woo datang.

“Aku mendengar dari berita bahwa istri almarhum anggota Kongres Park bisa menyebabkan kekacauan.” Kata Cha Woo.

“Istri anggota Kongres?” tanya Chae Ryung.

“Sepertinya, dia cukup berpengaruh di daerah itu.” Jelas Cha Woo lagi dan Chae Ryung memintanya untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang dia.

 

Di rumahnya, Michael Chang melihat-lihat kartu nama Gun Woo dan Gi Tan, tapi dia lebih fokus pada kartu nama Gi Tan. Anak buahnya lalu datang dan memberikan nomor telepon Oh Soo Yeon padanya. Michael terlihat senang.

Di tempat pelatihan, Byun Il Jae bertanya pada semua agent apakah mereka mendapat telepon dari Michael Chang, saat Manager Moon menjawab belum, Il Jae lalu mengatakan kalau Agen SPDnya akan mengambil alih dan mereka semua bisa kembali pulang besok. Manager Moon dan semua peserta langsung kaget. Il Jae mengatakan lagi kalau dia akan membutuhkan beberapa bantuan dan meminta Park Soo Hee, Kim Hae Il dan Do Gun Woo untuk tetap tinggal (ini sih pilih kasih).

“Bukankah kita semua harus tetap tinggal?” protes Gi Tan.

Sung Ae setuju dengan mengatakan kalau semua itu tidak adil. Tapi Il Jae mengatakan kalau itu adalah yang Ketua Do perintahkan beberapa menit yang lalu. Manager Moon akan bicara dengan Ketua, tapi dasar Il Jae memang bohong, jadi dia mengancam Manager Moon untuk bertanggung jawab jika mereka mengalami kegagalan. Di tengah perdebatan itu, Soo Yeon kemudian mendapat sebuah telepon dari nomor yang tak dikenal dan langsung mematikannya. Tapi saat Byun Il Jae pergi, Michael Chang mengirim pesan pada Soo Yeon dan memintanya menelponnya. Il Jae dan semua yang ada disana terkejut.

7

Soo Yeon menunggu di sebuah kuil. Sepertinya itu adalah tempat dimana dia dan Michael Chang berjanji untuk bertemu. Dari belakangnya, Michael datang membawa bunga dan berterima kasih karena Soo Yeon sudah datang. Nggak hanya Soo Yeon yang melongo melihat ketampanan Michael ini, tapi saya juga. Hahaha.

“Tutup mulutmu. Aku bisa melihat air liurmu.” Terdengar suara Gi Tan dari earphone yang dipasang di telinga Soo Yeon.

Soo Yeon seolah bangun dari hipnotis dan menerima bunga itu. Dia menemukan Gi Tan dan Gun Woo sedang mengawasinya dan Michael lewat sebuah teropong tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sepertinya Byun Il Jae merubah pikirannya dan mereka tidak jadi kembali ke Korea. Soo Yeon bertanya pada Michael bagaimana dia mendapatkan nomornya.

“Aku bertanya pada kantor konsulat. Apakah itu tidak apa-apa?” tanya Michael, lalu membuka kacamatanya.

Soo Yeon menjawab tidak masalah dan mereka pergi dari kuil itu. Soo Yeon dan Michael menaiki sebuah mobil yang Michael sendiri yang akan mengemudi. Gun Woo dan Gi Tan juga mengendarai mobil mereka. Saat Soo Yeon yang disuruh Gi Tan untuk bertanya kemana mereka akan pergi, Michael hanya menjawab kalau Soo Yeon pasti akan menyukai tempat itu.

“Ya ampun. Dia keren bahkan ketika dia berbicara.” Kata Soo Yeon dalam hati. Gi Tan berkata sebaliknya dalam microphonenya (Dia mengerikan bahkan ketika dia berbicara), membuat Soo Yeon kesal. Hahaha.

Mereka berdua ternyata menonton sebuah pertunjukan tradisional. Dari tempat duduk yang tidak jauh, Gun Woo dan Gi Tan juga mengawasi. Soo Yeon tertawa saat dia sedang mengobrol dengan Michael. Gi Tan bertanya pada Gun Woo apakah dia menyukai wanita yang tersenyum seperti itu.

“Aku membencinya.” Jawab Gun Woo.

“Hei Oh Soo Yeon. Berhenti tertawa . Kau terlihat bodoh.” Kata Gi Tan sewot.

Tapi saat Soo Yeon diam, Michael malah mengatakan yang sebaliknya.

“Soo Yeon apakah kau tahu? Aku sangat suka senyumanmu.” Soo Yeon senang dan Gi Tan membencinya. “Aku belum pernah melihat seorang wanita yang tertawa begitu keras seperti kau.” Lanjut Michael.

“Maafkan aku, aku terlalu banyak tertawa, bukan?” kata Soo Yeon.

“Bukan. Itu bukan hal yang buruk. Kau hanya special.” Kata Michael lagi.

“Apa kau benar-benar memiliki perasaan untukku? Jangan lakukan ini. Kau membuatku merasa buruk.” tanya Soo Yeon dalam hatinya. Michael tersenyum dengan sangat manis. Selalu manis. Kalau aku jadi Soo Yeon, aku akan berhenti dari misi ini dan hidup bahagia selamanya dengan Michael Chang. Hahaha, abaikan.

Di saat seperti itu, lagi-lagi Gun Woo dan Gi Tan mengatakan kalau Michael melakukan itu karena dia ingin merayunya dan jangan percaya. Michael bertanya apakah Soo Yeon lapar dan Soo Yeon langsung menjawab kalau dia lapar. Lagi-lagi Gi Tan berkomentar kalau seharusnya Soo Yeon mengelak kalau dia lapar.

“Dia benar-benar bukan seperti wanita.” Komen Gi Tan.

“Dia memang bukan wanita. Dia bahkan lebih jantan dari kita.” Sahut Gun Woo.

Soo Yeon makin kesal. Saat Michael pergi, dia kemudian mencabut earphone dari telinganya dan menginjaknya dengan kesal di depan Gun Woo dan Gi Tan.

8

Soo Yeon makan bersama Michael. Tentu saja dengan Gun Woo dan Gi Tan yang juga berada disana. Saat Michael pergi untuk menerima sebuah telepon, mereka berdua datang ke meja Soo Yeon dan memarahinya karena Soo Yeon membuah earphone yang seharusnya dia pakai. Soo Yeon panik dan terus menyuruh mereka pergi karena Michael bisa kembali kapan saja, dan benar dia datang. Gun Woo dan Gi Tan langsung berbalik dan berjalan ke meja mereka, tapi Michael mengikutinya. Karena tidak ingin ketahuan, Gi Tan kemudian berinisiatif untuk mendekatkan wajahnya pada Gun Woo seolah mereka sedang bermesraan.

9

Michael juga heran tapi tanpa curiga, ia kembali pada Soo Yeon yang langsung mengajaknya ke tempat lain. Gun Woo dan Gi Tan saling jijik satu sama lain. Hahaha. Dan saat itu pula mereka kehilangan jejak Soo Yeon. Manager Moon yang menerima laporan itu langsung marah-marah dan menyuruh mereka untuk terus mencari dan terus melapor. Saat sedang kebingungan seperti itu, Gi Tan mendapat sebuah pesan dari Michael.

‘This is Michael Chang. How about we play another round tonight? 7 pm, My place.’

Begitu isinya. Dan itu membuat Gi Tan kegirangan. Mereka yang langsung mengadakan sebuah pertemuan dengan Il Jae, mulai menyusun strategi. Il Jae menyuruh Gi Tan untuk berpura-pura meminta bantuan Michael untuk bisnis palsu yang dimiliki Gi Tan. Gun Woo hanya menunduk karena dia tidak mendapatkan peran disaat Gi Tan merasa menang. Gi Tan kemudian bertanya apa yang akan dilakukan Oh Soo Yeon. Choong Dong menjelaskan pada Soo Yeon kalau dia akan menemui Gi Tan di tempat Michael. Il Jae mengatakan pada Gi Tan kalau nasib perusahaan sekarang berada di tangannya dan Gi Tan harus mencari tahu dimana pabrik obat palsu milih Michael berada.

Saat Soo Yeon dan Michael sedang berjalan-jalan di tepi pantai, Michael mendapat sebuah telepon yang ternyata dari Gun Woo. Gun Woo hanya meminta Michael untuk mendengarkannya. Gun Woo memberitahu kalau Soo Yeon dan Gi Tan adalah mata-mata dari Group Dodo. Michael terkejut, tapi dia masih sempat tersenyum di depan Soo Yeon sebelum dia pamit untuk pergi menerima telepon.

“Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” tanya Michael kemudian.

“Kau akan percaya kalau aku katakan kepadamu bahwa penjepit dasimu sudah ditukar dengan kamera mata-mata? Oh Soo Yeon menukarnya.” Jelas Gun Woo.

“Kenapa kau memberitahuku tentang ini?” tanya Michael.

“Kau bisa memeriksa terlebih dahulu dan meneleponku kembali. Aku akan menunggumu.” Kata Gun Woo dan dia mematikan sambungan telepon.

Saat itu juga senyum Michael untuk Soo Yeon tidak sama dengan yang sebelumnya. Jadi senyum serem. Sementara Gun Woo, ternyata Byun Il Jae yang menyuruhnya melakukan hal tadi. Il Jae mengatakan kalau Gun Woo telah memiliki kepercayaan penuh dari Michael. Dia mengingatkan lagi kalau Ketua Do sangat memperhatikan bagaimana kasus itu berjalan.

“Orang yang menemukan pabrik pemalsu obat itu haruslah dirimu. Bukan Kang GI Tan.” Kata Il Jae licik.

Malam harinya Gi Tan datang ke tempat Michael seperti yang dijanjikan. Seorang pengurus rumah tangga datang dan menyambut Gi Tan masuk. Dia lalu memberikan sebuah minuman yang ternyata disukai GI Tan. Tidak lama kemudian, Gi Tan seolah terpengaruh dengan minuman yang sepertinya mengandung obat tidur, dan dia kemudian pingsan. Kepala rumah tangga tadi datang dan memeriksa Gi Tan.

Dan kemudian Gi Tan bangun di sebuah tempat duduk dengan tangan terikat dan dadanya dipasangi sebuah alat pendeteksi kebohongan. Gi Tan sadar dan mengucapkan sesuatu, tapi kemudian dia pingsan lagi. Soo Yeon dan Michael baru saja datang. Pria tadi menyambutnya dan mengatakan  kalau Michael memiliki seorang tamu. Michael bertanya apakah semuanya sudah siap, pria itu menjawab sudah. Michael mempersilahkan Soo Yeon masuk ke dalam.

10

Gi Tan benar-benar sadar dan terkejut saat menemukan dirinya dalam keadaan seperti itu. Dia melihat monitor dari alat pendeteksi dengan berbagai macam suntikan disana. Semua itu sepertinya berguna untuk interogasi mereka. Soo Yeon juga ternyata diajak untuk melihat itu semua. Soo Yeon bertanya apa yang sedang dilakukan Michael.

“Apakah kau berpikir aku bodoh?” tanyanya pada Gi Tan. Dia lalu beralih pada Soo Yeon dan menunjukkan sebuah pin dasi padanya. “Beraninya kau menempatkan ini kepadaku? Sayang sekali. Aku mulai menyukaimu.” Kata Michael kesal dan melempar pinnya.

“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan kepadaku.” Elak Soo Yeon.

“Orang ini akan memberitahumu apa yang aku bicarakan.” Kata Michael dan kemudian dia memerintahkan pada pria tadi untuk menyuntik Gi Tan.

Soo Yeon memberontak dan bertanya apa yang akan dia berikan pada Gi Tan. Michael menjawab kalau itu adalah serum kejujuran. Sesaat setelah Gi Tan disuntik, detak jantungnya naik. Tapi kita kembali pada hari dimana sepertinya Chae Ryung telah melatih Gi Tan untuk bisa melalui banyak interogasi seperti ini.

Motivation. Itu bisa menjadi mekanisme pertahanan di alam bawah sadarmu. Itu salah satu pelatihan yang didapatkan mata-mata untuk bertahan dari penyiksaan dan detektor kebohongan.” Kata Chae Ryung.

Michael mulai menanyakan nama dan oleh siapa Gi Tan dikirim. Dia menjawab sesuai dengan informasi yang didapat Michael dari Gun Woo. Saat Michael bertanya lagi tentang apakah Soo Yeon ‘datang’ bersamanya, Gi Tan menjawab lama sekali sampai Soo Yeon sendiri yang mengatakan kalau Michael tidak akan aman kalau dia melukai mereka berdua karena Dodo Group tahu kalau mereka berdua berada disini. Michael tidak mau tahu dan menyuruh pria tadi untuk ‘menghabisi’ mereka berdua.

Gi Tan melemah. Soo Yeon berteriak membangunkannya.Di saat yang bersamaan, dia mendengar seolah Jeong Eun yang memanggil namanya. Yang membuat Gi Tan berteriak dengan bahasa Cina. Michael yang tadinya akan pergi, lalu kembali melihat Gi Tan.

11

Gun Woo datang ke tempat Michael Chang. Gun Woo bertanya apakah mereka berdua telah mengaku. Michael telah menunjukkan pada mereka tentang penjepit dasi dan mereka langsung mengaku. Gun Woo tersenyum licik.

“Terima kasih, aku berhutang budi kepadamu.” Kata Michael.

“Sekarang apa kau akan menerima syaratku?”

“Bisnis obat palsu cukup beresiko.” Elak Michael.

“Memang beresiko, tapi hasilnya besar. Aku seorang pengacara internasional. Orang sepertiku lebih aman untuk melakukan bisnis semacam ini.” Jelas Gun Woo.

Michael langsung menyetujuinya dan kemudian mengatakan mereka akan membagi keuntungan berdasarkan hasil penjualan karena kondisi saat ini sedang tidak baik. Gun Woo menyetujuinya.Ia langsung bertanya apa yang akan Michael lakukan pada Gi Tan dan Soo Yeon. Michael akan mengurusnya dengan perusahaan lain dan dia tidak punya alasan untuk menahan mereka berdua. Gun Woo memuji kebijaksanaan Michael.

12

13

Gi Tan dan Soo Yeon kembali dari rumah Michael. Soo Yeon bertanya apa yang telah Gi Tan katakan dalam bahasa Cina tadi. Gi Tan tidak menjawab apapun dan menyetir dengan wajah yang kesal. Soo Yeon keheranan kenapa Michael melepaskan mereka dengan begitu mudah padahal tadinya dia terlihat seperti akan membunuh mereka berdua. Gi Tan menyebut kalau di antara mereka ada pengkhianat. Soo Yeon kaget, tapi Gi Tan akan mencari tahu saat mereka kembali.

Saat Gi Tan dan Soo Yeon kembali, mereka melaporkan apa yang terjadi. Byun Il Jae dengan enteng mengatakan kalau Gun Woo bisa menjadi mitra Michael.

“Do Gun Woo. Apakah kau pengkhianatnya?” Soo Yeon tidak menyangka.

“Apa maksudmu, pengkhianat? Apa kau tidak bisa melihat semua orang mengucapkan selamat kepadaku sekarang?” tanya Gun Woo.

Gi Tan langsung mengerti kalau mereka menggunakannya dan Soo Yeon sebagai umpan. Il Jae menjawab kalau itu adalah strategi yang paling baik untuk menemukan lokasi pabrik pembuat obat palsu. Gi Tan mengatakan kalau dia bisa menemukan lokasi pabrik itu tanpa Gun Woo. Soo Yeon juga mengatakan kalau semua ini adalah bagian dari ujian mereka. Il Jae mengatakan untuk tidak hanya peduli tentang kesuksesan pribadi dibandingkan dengan kesuksesan perusahaan, jika memang begitu dia tidak membutuhkannya dalam tim SPD. Manager Moon juga terlihat tidak suka dengan kejadian ini.

“Aku percaya bahwa argumen mereka adalah benar.” Kata Manager Moon yang akhirnya bicara juga.

“Bisakah kau menyampaikan kata-kata itu kepada ketua?” tantang Il Jae.

“Silahkan. Aku yang bertanggung jawab untuk pelatihan ini.”

Il Jae menyuruh Manager Moon yang adalah manager tim SPD untuk memikirkan situasi yang saat ini sedang terjadi, sebelum dia ingin bertanggung jawab atas semuanya. Manager Moon diam tak berkata.

14

Saat Gun Woo sedang berlatih angkat beban, Gi Tan datang dan menambah benad pada barbel Gun Woo.

“Aku sudah mengatakan padamu. Aku mengalami banyak kejadian berbahaya saat tumbuh dewasa, jadi aku benci ketika seseorang mencoba untuk menyakitiku. Karena kau, aku dan Soo Yeon hampir mati. Apa kau tahu, kau sampah?” tanya Gi Tan dengan kesal yang membuatnya terus menekan burbel ke leher Gun Woo sampai dia btuk-batuk.

Sung Ae datang dan menghentikan Gi Tan.

“Beraninya kau menjual kami hanya agar kau bisa menang? Kau bukan manusia.”

Sung Ae yang tak bisa menghentikan Gi Tan akhirnya mendorong Gi Tan hingga jatuh jadi Gun Woo bisa selamat. Gi Tan belum puas dan mengatakan kaau Gun Woo adalah pengkhianat yang kotor.

“Pengkhianat? Apakah kau tahu apa itu pengkhianat? Ditinggalkan oleh seseorang yang kau percaya adalah pengkhianatan. Kau tidak percaya aku dan aku tidak percaya kau. Bagaimana ini bisa menjadi pengkhianatan. Kau baru saja kalah dan aku menang. Kau hanya seorang pecundang. Apakah kau mengerti itu, tolol?” bentak Gun Woo.

“Ingat apa yang baru saja kau katakan. Jangan mengubah nadanya di pertengahan.” Ancam Gi Tan, lalu dia pergi.

Gun Woo mengatakan pada Sung Ae untuk menjadi saksi pada apa yang akan dia lakukan pada Gi Tan saat mereka sampai di Group Dodo.

“Apa yang akan kau lakukan? Aku juga ingin tahu. Kenapa Direktur Byun mendukungmu? Siapa kau?” tanya Sung Ae.

“Kau akan tahu siapa aku nanti.” Jawab Gun Woo lalu pergi.

Di pinggir kolam renang, Soo Yeon duduk sendirian. Gi Tan juga ada disana dan tak sengaja melihat Soo Yeon yang kesal.

15

Gi Tan hanya memandangi Soo Yeon. Lalu dia berjalan menghampiri Soo Yeon dan bertanya kenapa dia tidak tidur. Soo Yeon menjawab kalau dia terlalu marah untuk pergi tidur, sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.

“Kemari.” Kata Gi Tan. Soo Yeon lalu berdiri dan menghampirinya. “Ada satu cara untuk mengendalikan kemarahanmu. Tutup matamu.”

Gi Tan mendekatkan diri saat Soo Yeon sudah menutup matanya. Tapi karena dia merasakan posisi Gi Tan terlalu dekat dengannya, jadi dia membuka matanya lagi. Gi Tan langsung mendorong Soo Yeon hingga tercebur ke kolam renang. Soo Yeon berteriak, sedangkan Gi Tan tertawa puas di pinggir kolam.

“Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah kau tidak merasa lebih baik?” tanya Gi Tan di tengah tawanya.

Walaupun kesal, tapi Soo Yeon akhirnya tertawa juga. Gi Tan lalu membantunya untuk naik. Soo Yeon tersenyum dan mengatakan kalau dia sudah merasa lebih baik. Gi Tan kemudian memberikan Soo Yeon sebuah kartu nama yang dia bilang kalau itu akan segera berguna. Saat Soo Yeon sedang melihat-lihat kartu nama itu, Gi Tan seperti sedang sibuk melihat baju dalam Soo Yeon yang terlihat karena baju luarnya yang berwarna putih itu basah. Soo Yeon bertanya apa yang sedang dilihat Gi Tan. Gi Tan hanya tersenyum lalu melepaskan jasnya untuk dipakai Soo Yeon.

“Kau memang seorang wanita.” Katanya.

“Apa?” tanya Soo Yeon dan dia langsung menbanting GI Tan sampai tercebur ke kolam. “Tenangkan dirimu. Bagaimana perasaanmu sekarang?” teriak Soo Yeon, dan mereka berdua bermain ciprat-cipratan di kolam saat kita diperdengarkan soundtrack lagunya Zia. Hhihihi.

Dari sana, Gun Woo melihat kedekatan mereka dan memasang wajah ‘tidak enak’ (?) sambil menghela nafas.

16

Di Mirae Farmasi, sebuah toko obat, seorang wanita terlihat sedang mengambil beberapa obat yang ada dalam resep yang dipegangnya.

“Choi Ji Hye, usia 46 tahun. Dia sangat dekat dengan almarhum suaminya.” Kata Cha Woo dalam narasi. Dia dan Chae Ryung mengawasi dari depan toko obatnya. “Dia memiliki reputasi yang baik karena dia banyak melakukan pekerjaan amal.”

Informasi aja, Choi Ji Hye ini adalah istri dari almarhum Kongres Park yang berada dalam satu partai dengan Hwang Jae Man (yang pernah mereka bicarakan juga di episode kemarin) yang juga sempat Chae Ryung dan Cha Woo bicarakan sebelumnya.

“Seperti apa?” tanya Chae Ryung.

“Belakangan ini, dia mengunjungi rumah sakit untuk pasien kanker.” Jelas Cha Woo. Chae Ryung bertanya kenapa rumah sakit. Cha Woo tidak tahu dan bertanya apakah pasti ada alasannya?

Chae Ryung hanya memintanya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hal itu.

Di sebuah rumah sakit, empat orang wanita yang berada dalam satu ruangan mengeluh dadanya sakit dan batuk-batuk. Ji Hye terlihat datang bersama dua orang wanita dengan kereta berisi makanan. Dengan ramah Ji Hye mengatakan kalau saatnya mereka untuk makan. Saat itu juga keempat pasien tadi langsung tidur. Ji Hye tidak menyerah dan membangunkan salah satu pasien dengan mengatakan kalau makanannya adalah bubur labu kesukaan pasien itu.

“Sudah kukatakan, aku tidak akan makan apa yang kau berikan kepadaku!” bentak pasien itu.

“Kalau begitu aku akan meninggalkannya di mejamu.” Kata Ji Hye tetap ramah, juga bertanya pada pasien yang lain apakah mereka semua bisa makan sendiri.

Pasien itu malah melemparkan makanannya ke lantai. Pasien yang lain mengatakan kalau dia tidak butuh bantuan Ji Hye dan menyuruh Ji Hye pergi dari hadapannya.

“Berapa kali harus kami katakan? Kau bisa melakukan semua yang kau inginkan, tapi kau tidak akan membantumu! Tinggalkan saja kami sendirian! Agar kami bisa mati dalam damai.”

Ji Hye sedih. Dua wanita yang datang bersamanya tadi langsung membersihkan piring dan makanan yang jatuh. Tepat saat itu juga, Hwang Jae Man datang bersama dua orang pria. JI Hye bertanya apa yang sedang Jae Man lakukan. Jae Man memberi salam dulu dan meminta Ji Hye meluangkan waktunya karena dia ingin membicarakan sesuatu yang penting. Mereka berdua telah ada di sebuah cafe. Ji Hye bertanya apakah Jae Man ingin dirinya mendukung calon yang dipilih oleh Jae Man.

“Aku tahu bahwa kau telah memiliki pengaruh yang penting di antara masyarakat. Bukankah akan bermakna untuk mendukung calon yang kompeten yang dapat melanjutkan apa yang suamimu tinggalkan?” tanya Jae Man.

“Apakah benar bahwa putrimu adalah kandidat?” tanya Ji Hye.

“Ya, dia mungkin putriku. Tapi dia bisa melakukan banyak hal yang baik.” Jawab Hwang Jae Man.

Ji Hye kemudian meminta tolong pada Jae Man untuk mencalonkan dirinya. Il Jae bertanya apakah Ji Hye ingin masuk ke dunia politik, karena politik tidak sama dengan pekerjaan amal.

“Jika kau tidak ingin mencalonkanku, maka aku akan mencalonkan diri secara independen.” Ancam Ji Hye.

Saya bertanya-tanya sebenarnya Hwang Jae Man ini pengaruhnya sebesar apa ya? Pertama Ketua Do ingin mencalonkan anak dari calon besannya dengan bantuan Jae Man dan sekarang JI Hye juga.

“Kenapa tiba-tiba kau ingin melakukan itu?” tanya Hwang Jae Man.

JI Hye kemudian bertanya apa Jae Man benar-benar mengira kalau suaminya meninggal karena serangan jantung? Jae Man bertanya apa maksud JI Hye. Ji Hye mengatakan dia tidak mempercayai siapapun dari Group Dodo dan dia juga tidak akan mendukung anak Jae Man. Jae Man bertanya lagi apakah Dodo terlibat dalam kematian suaminya, JI Hye tidak menjawab dan menunggu kebenaran yang akan muncul. Ji Hye kemudian pamit untuk pergi. Cha Woo yang juga berada disana melihat Jae Man yang terlihat sedang merenungkan sesuatu setelah Ji Hye pergi. Seharusnya apa yang dia pikirkan adalah bagaimana membuat Ketua Do beralih dan mendukungnya.

Di rumahnya, Ketua Do mendapat telepon dari anggota Kongres Jang (yang ingin anaknya dicalonkan), Ketua Do mengatakan kalau ia akan bicara lagi dengan Anggota Kongres Hwang dan memintanya untuk jangan khawatir. Ketua Do dan anggota Kongres Jang akan membicarakan mengenai pernikahan segera saat mereka bertemu.

Setelah menutup teleponnya, dia mengatakan pada Tuan Gong kalau Hwang Jae Man sepertinya sedang merencanakan sesuatu karena sekarang dia tidak mendengarkan apa yang dikatakan Ketua Do. Setelah meminum obatnya, Ketua Do melihat Tuan Gong yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu padanya, tapi Tuan Gong membantah itu. Ketua bersikeras kalau Tuan Gong berbohong dan dia tahu persis apa yang sedang dipikirkan Tuan Gong walau hanya dengan melihat kerutan wajahnya. Ketua Do bertanya apakah hal yang ingin dikatakan Tuan Gong adalah sesuatu yang serius, Tuan Gong membantah.

Tapi sepertinya jawaban Tuan Gong itu bohong, karena segera setelah itu, dia datang menemui Nyonya Do saat sedang bermain piano. Tuan Gong meminta izin untuk membicarakan sesuatu dengan Nyonya Do yang sempat menolak karena dia sedang ingin main piano dengan baik. Tuan Gong meminta untuk didengar, Nyonya Do terlihat tidak peduli.

“Kenapa kau berbohong tentang Yoon Ja Young sedang hamil?” pertanyaan itu langsung membuat Nyonya Do berhenti dan mendengarkan Tuan Gong.

“Dari mana kau tahu itu? Ji Soo mengatakannya padamu?” tanya Nyonya Do.

“Dimana anaknya berada?” tanya Tuan Gong.

17

Nyonya Do langsung berdiri dan menghampiri Tuan Gong, “Dan jika aku mengatakan padamu?”

“Aku akan menemukannya. Dia adalah putra dari Ketua.” Jawab Tuan Gong.

“Tuan Gong! Dia berselingkuh dengan suamiku, lalu dengan eksekutif. Kenapa kita harus menemukan anaknya?” bentak Nyonya Do.

Tuan Gong menjelaskan kalau berita perselingkuhan Yoon Ja Young dengan eksekutif itu adalah desas desus yang dibuat oleh Nyonya Do sendiri. Nyonya Do membela diri kalau Tuan Gong juga ikut membantunya mengusir Yoon Ja Young. Tuan Gong menjelaskan kalau dia hanya melakukan apa yang dia percayai sebagai yang terbaik untuk Ketua Do pada saat itu dan bagaimanapun sekarang anak itu adalah anak dari Ketua Do dan salah jika mereka membiarkan anak itu untuk tinggal di daerah kumuh. Nyonya Do bertanya lagi bagaimana jika kembalinya anak itu malah akan membuat rumah tangganya menjadi kacau dan apa yang akan Tuan Gong lakukan tentang itu. Tuan Gong tidak bisa menjawab apapun.

Nyonya Do memegangi lengan Tuan Gong, “Ketidaktahuan adalah kebahagiaan. Kau tidak tahu apa-apa. Berpura-pura bahwa kau tidak mendengar apapun.” Pinta Nyonya Do.

Tuan Gong merasa kali ini dia tidak bisa menipu Ketua. Dengan mata berkaca-kaca, Nyonya Do tahu kalau Tuan Gong bahkan akan mati untuk suaminya, jadi dia meminta Tuan Gong untuk tetap merahasiakannya, karena itu semua adalah untuk Ketua. Tuan Gong berada di posisi yang membingungkan sampai dia tidak tahu apapun untuk dikatakan.

 

Kembali ke Hainan, di tempat pelatihan, Il Jae meeting dengan 8 orang peserta. Dia bertanya pada Gun Woo kapan perjanjian dengan Michael akan dilakukan. Gun Woo menjawab siang. Il Jae memastikan pada Choong Dong yang telah melaporkan pertemuan itu pada polisi. Gi Tan terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Siang harinya, beberapa peserta ikut bersama Gun Woo pergi ke tempat Michael Chang, termasuk Manager Moon. Terdengar arahan Byun Il Jae yang menyuruh Manager Moon pergi bersama Gun Woo dan mengambil pil dari pabrik. Gun Woo memberikan satu koper berisi uang pada Michael dan memberikan sisa uangnya di pabrik, dan Gun Woo akan melihat barangnya. Michael setuju.

Mereka pergi menuju pabrik dengan mobil yang berbeda-beda. Tapi Gun Woo berada dalam satu mobil dengan Michael. Terdengar suara Byun Il Jae lagi, yang mengatakan kalau mereka akan melacak posisi Gun Woo dengan GPS yang dikenakan Gun Woo sebagai jam tangan. Byun ll Jae memerintahkan mereka untuk pergi bersama dengan Michael dementara Gi Tan dan dirinya akan menyerang pabrik bersama dengan polisi setempat.

Gun Woo dan Michael Chang datang di sebuah gedung yang tidak dipakai. Setelah yang lain memeriksa sekeliling dan mereka tidak menemukan apapun disana, Gun Woo lalu melihat pada Michael yang mengatakan kalau dia tidak menyimpan barangnya di tempat yang mudah ditemukan. Mereka semua kebingungan, sementara Michael kemudian menyuruh anak buahnya untuk membawa sesuatu.

Il Jae dan Gi Tan sampai bersama para polisi yang datang bersama mereka. Setelah polisi masuk ke dalam gedung, terdengar suara tembakan dan Gi Tan berpikir kalau polisi sudah mengamankan tempat itu. Saat Gi Tan dan Il Jae masuk, Gun Woo berteriak kalau semua itu adalah jebakan. Semua orang yang tadi memeriksa tempat, ditodong pistol oleh para polisi yang baru saja masuk. Il Jae terkejut dan menatap Gun Woo seolah berkata kalau Gun Woo selalu saja gagal.

18

Michael berjalan mendekati Il Jae dan bertanya apakah namanya Byun Il Jae. Il Jae bertanya apa Michael yang telah membayar para polisi.

“Tidak ada yang tidak dalam genggamanku, disini.” Jawab Michael tenang.

Il Jae mengatakan kalau dia membuat kesalahan dengan meremehkan Michael Chang. Michael menyuruh dua polisi untuk menyergap Il Jae, tangannya bahkan diborgol. Saat salah satu polisi juga akan memborgol Gi Tan, Michael melarangnya karena Gi Tan adalah tamunya. Il Jae kaget (lagi), sementara Gi Tan dan Michael terus bertatapan.

Kembali pada saat penyekapan Gi Tan di rumah Michael Chang, dalam bahasa Cina, Gi Tan mengatakan kalau Michael sedang ditipu.

“Jika kau tidak percaya dengan apa yang kukatakan, kau akan kehilangan segalanya.” Ucapan Gi Tan saat itu membuat Michael berbalik dan menghampirinya. “Gun Woo adalah mata-mata yang sebenarnya. Aku dan wanita ini hanyalah sebagai umpan.Michael bertanya kenapa Gi Tan mengatakan itu, Gi Tan menjawab kalau dia akan membalas dendam pada Group Dodo, dan dia harus medapat kepercayaan dari Michael. Gi Tan kemudian memberitahu seorang pria bernama yun Il Jae yang menggunakan Gun Woo untuk menangkap Michael dan Byun Il Jae telah membunuh orang tua Gi Tan. Gi Tan mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk hal itu dan menawarkan diri untuk menggunakannya melumpuhkan Group Dodo. Flashback end.

Dengan yakin, Michael menjabat tangan Gi Tan. Semua orang kaget, tapi Manager Moon seolah tahu kalau Gi Tan sedang menggunakan sebuah trik untuk mendapatkan kembali kemenangannya. Michael menyuruh polisi bayarannya untuk membawa semua orang keluar. Dan disini terbukti kalau Manager Moon berpihak pada Gi Tan.

“Apa itu kau? Kau pengkhianat kotor.” Kata Gun Woo saat dia akan keluar.

“Ditinggalkan oleh seseorang yang kau percaya adalah pengkhianatan.  Apa kau percaya kepadaku? Ini bukan pengkhianatan. Aku menang. Kau hanya pecundang.” Kata Gi Tan dengan tenang, dia bisa membalikkan keadaan dan perkataan yang pernah Gun Woo ucapkan padanya.

GI Tan bertanya pada Michael apa yang akan terjadi pada mereka semua. Michael menjelaskan mereka akan dihukum untuk pemalsuan uang. Dan pemalsuan uang adalah pelanggaran serius di Cina, dan hal itu akan melumpuhkan Group Dodo. Gi Tan terlihat khawatir akan sesuatu. Dia kemudian bersembunyi untuk menelepon Oh Soo Yeon yang sedang berkemas bersama Sung Ae dalam kamar hotel.

“Polisi akan datang padamu. Keluar dari sana.”

“Polisi apa?” tanya Soo Yeon, yang langsung membuat Sung Ae memperhatikannya. “Pemalsuan uang?” tanya Soo Yeon kaget. Dia kemudian melarikan diri bersama Sung Ae. Saat mereka baru keluar kamar, mereka melihat polisi sudah tiba di kamar Soo Hee dan Nan Jeong. Instruktur Mo bertanya pada polisi kenapa mereka melakukan penangkapan. Polisi mengatakan kalau mereka menemukan uang palsu dan membuka banyak tas berisi uang palsu. Soo Yeon dan Sung Ae melihat semua itu dari posisi yang tidak jauh, mereka kemudian lari dengan menggunakan tangga darurat.

Di Dodo Group, wartawan memburu Gwang Woo yang baru saja keluar dari gedung. Mereka mempertanyakan karyawan yang sedang diselidiki untuk kasus pemalsuan uang. Saat salah satu wartawan menanyakan tentang Gwang Woo yang pernah diselidiki terkait masalah penggelapan dana dan uang palsu itu juga ada kaitannya. Gwang Woo marah dan mencengkeram baju si wartawan itu. Semua orang sibuk mengabadikannya dalam kamera jurnalis. Sebelum masuk mobil, Gwang Woo malah menantang dengan mengatakan kalau dia melakukannya dan memangnya kenapa. Tapi tangan kanannya kemudian meminta wartawan untuk tidak mempublikasikan apapun sebelum  kebenaran diketahui.

Di rumah Ketua DO, Ji So merayu pamannya untuk menolong Il Jae yang ditangkap karena kasus uang palsu. Ketua yang sedang makan malah dengan santainya mengatakan pada Tuan Gong kalau dagingnya terlalu keras. Istrinya mengatakan kalau dia tidak percaya suaminya masih bisa makan di situasi yang seperti ini. Ketua Do menjawab kalau kelaparan tidak akan menyelesaikan masalah dan malah menanyakan dari media mana yang wartawannya dipukuli oleh Gwang Woo. Tuan Gong mengatakan kalau dia sudah bicara pada pemimpin redaksinya dan mereka akan membiarkannya saja. Ketua Do mengatakan kalau Gwang Woo selalu menyebabkan masalah yang tidak bisa dia atasi sendiri.

Saat Gwang Woo datang bersama dengan sekretaris pribadinya, Ketua langsung menyuruh Gwang Woo untuk menutup mulut pers terlebih dulu. Sekretarisnya mengatakan kalau Michael Chang yang telah memberi tahu masalah itu pada media Korea. Ketua Do langsung memukul meja, membuat Gwang Woo kaget. Gwang Woo bicara kalau dia belum bisa menghubungi orang-orang mereka yang ada di Hainan dan malah bertanya apa yang harus dilakukannya. Ketua Do dengan ketusnya menjawab kalau itu adalah pekerjaannya.

“Apa yang kau lakukan dengan bertanya kepadaku apa yang harus dilakukan?” bentak Ketua Do.

Ji Soo meminta tolong untuk memberitahunya apapun yang mereka ketahui tentang kejadian di Hainan. Sekretaris pribadi Gwang Woo menjelaskan kalau salah satu peserta bernama Kang Gi Tan telah mengkhianati mereka. Nyonya Do yang tentu saja mengenal Gi Tan langsung terkejut. Sekretaris pribadi Gwang Woo langsung menanyakan apakah Nyonya Do mengenalnya.

“Bagaimana aku bisa mengenal seorang peserta pelatihan?” tanya Nyonya Do.

Ketua Do kemudian meminta Gwang Woo mengadakan rapat luar biasa untuk menenangkan para pemegang saham.

Di Hainan. Gi Tan dan Michael tengah bersantai sambil minum sampanye. Saat Gi Tan mengatakan kalau dia tidak mendapatkan apapun dengan adanya kasus ini, Michael bertanya apa yang diinginkan Gi Tan.

“Kesepakatan yang kau buat dengan Do Gun Woo.” Jawab Gi Tan.

Michael menawarkan hal lain dengan memberikan Gi Tan untuk menjalankan kasino atau salah satu hotel miliknya. Gi Tan menyindir apakah Michael berpikir kalau Gi Tan tidak bisa melakukan apa yang Michael lakukan? Michael menjawab kalau itu adalah kesepakatan yang bagus. Di tengah perbincangan mereka, Michael mendapat kabar dari kedutaan besar Korea kalau Byun Il Jae ingin menemui Gi Tan. Gi Tan menolak untuk menemuinya, tapi akhirnya dia pergi. Saat itu dia mendengar Michael yang menggunakan kesempatan Gi Tan menemui Il Jae untuk mengujinya untuk yang terakhir kali.

 

Gi Tan datang bertemu Byun Il Jae.Il Jae langsung mengatakan kalau Gi Tan adalah satu-satunya orang yang bisa membuktikan bahwa mereka semua tidak bersalah, dan menawarkan kesepakatan kalau Il Jae akan memberikan apapun yang Gi Tan inginkan, lebih dari apa yang telah di tawarkan Michael padanya.

19

Saat itu, dalam hatinya, Gi Tan mengetahui kalau Michael mengawasi mereka dari jendela. Kebanyakan ruang interogasi, memiliki jendela dimana orang yang berada di dalam ruang interogasi tidak akan bisa melihat apa yang berada di baliknya, tapi orang yang ada di luar ruang interogasi bisa melihat ke dalam dengan jelas. Il Jae menyuruh GI Tan untuk menjawab dengan cepat karena dia membenci situasi seperti ini.

“Apakah kau tahu siapa aku?” tanya Gi Tan.

“Aku tidak peduli. Jawab aku.” Jawab Il Jae.

“Sayang sekali. Ini bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan uang.” Ucap Gi Tan.

“Apa?”

20

“Maukah kau mengambil uang dari orang yang membunuh orang tuamu?” tanya Gi Tan lagi.

“Apa maksudmu?” tanya IL Jae.

“Orang tuaku sudah meninggal. Karena kau dan Group Dodo.”

“Apa… Tunggu… Apakah kau…” Il Jae terkejut dan mengenali Gi Tan lebih cermat lagi.

“Apakah kau ingat?” tanya Gi Tan.

“Apa kau…?”

21

22

Yahhh apakah Gi Tan akan membongkar jati dirinya yang sebenarnya? Rasanya ini masih terlalu awal untuk Byun Il Jae tahu bahwa GI Tan adalah Lee Guk Cheol. Juga tentang pengkhianatannya, apakah Gi Tan memang melakukannya atau hanya bagian dari strateginya?

Dari episode awal kemunculan Gwang Woo, kenapa ya sepertinya Ketua Do tidak pernah menyukai Gwang Woo. Terlepas dari tingkah lakunya yang kelewatan konyol, tapi setidaknya Gwang Woo kan tetap anaknya, toh Nyonya Do juga selalu memaklumi apapun yang dilakukan anak laki-lakinya. Ini sih baru dugaan, apa mungkin nanti akan terbongkar kalau ternyata Ketua Do telah mengetahui kalau Gwang Woo bukanlah darah dagingnya? Mungkin sih, masih dugaan. Soalnya sayangnya Ketua Do terlihat berbeda.

Gi Tan selalu teringat Cha Jeong Eun saat dia bersama OH Soo Yeon. Mungkinkah setelah Gi Tan membongkar jati dirinya, maka dalam waktu dekat, Soo Yeon juga akan tahu kalau Gi Tan adalah Lee Guk Cheol?

 

 

Di episode selanjutnya, Il Jae menawarkan Gi Tan untuk bekerja sama, dan apakah itu cukup? Gi Tan dan Michael berdiri di sebuah perahu. Terdengar suara Gi Tan yang menelepon Soo Yeon. Soo Yeon berlari dan melihat seseorang menodongkan pistol ke kepala Gi Tan. Gun Woo bertemu dengan Ketua Do. Sepertinya itu adalah hari peresmian saat mereka semua menjadi karyawan Group Dodo. Terdengar Ketua Do yang berkata “Dia mungkin keturunanku,  tapi dia tidak bisa menjadi anakku.” Gun Woo terlihat memberontak dari sekapan Choong Dong   dan dia sepertinya ingin mengejar Ketua Do yang berada dalam mobil. Moon Tae Gwang naik pangkat menjadi Direktur dan dia menemui Byun IL Jae. Ada Chae Ryung yang berteriak di telepon dengan kaget sambil mengatakan “Apa dia bertanggung jawab atas orang gila itu? Dia nekat, argan dan keras kepala.” Si orang gila yang dimaksud sepertinya adalah seorang wanita yang sedang duduk di sebuah pesawat pribadi yang mewah sambil kakinya diwarnai dengan kuteks. Itu ternyata adalah Do Shin Young, anak perempuan Ketua Do, Kang GI Tan menjemputnya di bandara dan sepertinya dia yang harus bertanggung jawab pada Do Shin Young.

Dapat bocoran, Shin Young ini katanya kelakuannya konyol sekali. Dan episode-episode ke depan akan makin ramai karena ada dia. Bagaimana kelanjutannya? Tunggu episode 8 ya readers.. ^^

Sinopsis Film : Changeling (2008) – Part 2

34

Kedua anak buahnya pergi dan Ybarra meminta Clark untuk berhenti menggali. Clark tidak mau berhenti sampai Ybarra memeganginya dan mengatakan kalau polisi akan melanjutkannya. Clark melempar sekop yang dipakainya, kemudian berlutut dan menangis di tanah. Ybarra menenangkan Clark sambil mengusap kepalanya dan mengatakan kalau semuanya telah berakhir.

Kembali ke rumah sakit jiwa, semua pasien berdiri di depan kamar masing-masing saat Dr. Steele memeriksa mereka. Saat berada di depan Collins, Dr. Steele meminta file miliknya dan mengatakan untuk memberi mereka berdua privasi. Perawat lalu membawa pasien yang lain kembali masuk ke kamar mereka. Dr. Steele mengatakan kalau Collins menolak untuk menerima pengobatan dan menolak makanan. Collins sudah 6 hari disana dan tidak mengalami kemajuan apapun atau mungkin mereka harus menjalani terapi strenuous.

“Kecuali kalau kau bersedia membuktikan bahwa kau telah jauh lebih baik dengan menandatangani ini.” Dan Dr, Steele lagi-lagi menyodorkan file yang belum juga ditandatangani Collins.

Collins hanya diam dan kemudian dengan kasarnya dia menghina Dr. Steele dan membuat Dr. Steele langsung memerintahkan Collins untuk dimasukkan ke kamar 18. Ini rupanya Collins sudah bisa membedakan bagaimana kapan waktunya untuk menggunakan bahasa yang benar seperti yang dikatakan oleh Dexter. Perawat kemudian membawa Collins ke kamar 18 dan di saat yang bersamaan pula, Briegleb datang bersama anggota dari gerejanya. Briegleb bertemu dengan Dr. Steele dan memberikan sebuah koran untuk dibacanya.

Saat perawat akan melakukan kejut elektrik pada Collins (seperti yang dilakukan pada Dexter), perawat yang lain datang dan menghentikan mereka. Collins menemui Dr. Steele dan Dr. Steele bertanya kembali apakah Collins mau menandatangani surat pernyataan itu, Collins masih menolak. Dr. Steele menghela nafas dan mengatakan kalau Collins bebas dan mengambil pakaiannya di ruang sebelah. Dr. Steele kembali pada korannya. Dia membaca sebuah berita: KIDS FOUND MURDERED IN RIVERSIDE (ANAK-ANAK TELAH DITEMUKAN TERBUNUH DI RIVERSIDE) yang ditulis oleh Los Angeles Times.

Saat Collins keluar dari rumah sakit jiwa, dia tidak bertemu dengan Briegleb. Collins terus berjalan dan mendengar saat seorang anak penjual koran meneriakkan headline berita yang tadi dibaca Dr. Steele yang mengasumsikan kalau Walter Collins telah tewas dalam pembunuhan di Riverside itu. Collins langsung lemas dan jatuh kalau saja pendeta Briegleb terlambat datang untuk menangkapnya.

Di kantornya, James Davis memarahi Kapten Jones tentang penanganannya terhadap kasus Christine Collins yang membuat departemen mereka ditertawakan dan memungkinkan mereka untuk bertanggung jawab secara perdata dan pidana.

“Tuan, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di peternakan itu. Tidak kita, department sherrif, kantor marshall, dan juga Collins. Aku masih tidak yakin anaknya ada di antara korban Wineville.” Jelas Jones yang juga menjelaskan kalau ada foto 4 anak lain yang juga mirip dengan Walter Collins, dan bisa jadi juga Clark salah mengidentifikasi.

James Davis tidak peduli dan mengatakan kalau dia dan walikota ingin semua ini berlalu.

“Cara yang kau lakukan adalah berhenti bersikeras bahwa Walter Collins tidak berada di antara anak-anak yang dibunuh di peternakan terkutuk itu. Karena jika anak yang kau bawa kembali itu bukan Walter Collins dan dia tidak mati di peternakan itu, lalu dimana dia? Orang-orang ingin tahu mengapa kita belum menemukannya. Mengapa kita tidak mengerjakan pekerjaan kita. Di sisi lain, jika dia di antara anak-anak malang yang terbunuh di Wineville, maka pertanyaan aka berhenti. Ini keadaan memalukan yang sementara kau akan tanggung.” Jelas James Davis panjang lebar. Secara tidak langsung, Davis ingin Jones yang menjadi tameng dalam semua kesalahan dalam penyelidikan kepolisian.

Davis berkata kalau Walter Collins menghilang sudah hampir setahun, dan kalau Walter ditemukan maka itu seharusnya terjadi saat ini, entah dia di peternakan atau bukan, mungkin Walter sudah meninggal di suatu tempat.

“Ibunya lebih baik menerima itu sekarang atau nanti, bukan begitu?” tambah Davis dan Jones dengan berat hati menerima apa yang atasannya perintahkan.

Ybarra menginterogasi anak yang (mengaku) bernama Walter Collins dan mengatakan pada penjaga kalau dia menyerahkan anak itu untuk diadili. Anak itu menolak dan mengatakan kalau dia tidak melakukan apapun dan bahkan dia tidak disana ketika hal itu terjadi.

35

“Dengan berpura-pura menjadi Walter Collins, kau mengganggu penyelidikan polisi tentang penculikan dan pembunuhan. Kami bisa mendakwamu sebagai kaki tangan pembunuh itu. Itu sangat buruk. Penjara daerah lebih buruk daripada aula anak-anak atau rumah binaan.  Itu sangat buruk.” Jelas Ybarra.

“Kau tidak bisa melakukan itu. Aku hanya anak-anak.” Bantah anak itu.

Ybarra berkata kalau Sanford Clark juga adalah anak-anak berusia 15 tahun dan dia akan masuk penjara. Semua pembunuh dan kaki tangan masuk penjara dan semua orang tahu mengenai hal itu. Ybarra meminta petugas wanita untuk membawanya keluar dari ruang interogasi. Tapi kemudian anak itu mengatakan kalau dia tidak mau masuk penjara.

“Aku…Aku mengenal Los Angeles dimana mereka membuat film Tom Mix. Aku membayangkan jika aku bisa bertemu Tom Mix mungkin dia akan mengizinkanku mengendarai kudanya. Kudanya bernama Tony. Apa kau tahu itu?” tanya si anak ketika mulai menjelaskan. Ybarra hanya berkedip dan terus mendengarkan penjelasannya yang tidak diperdengarkan kepada kita.

Collins berada di tempat pendeta Briegleb. Pendeta datang dan menanyakan kabar Collins. Pendeta berasumsi bahwa pihak polisi sepertinya sedang menunggu apa tindakan Collins selanjutnya. Collins mengatakan kalau dia akan pulang dan dia telah memikirkan banyak hal tentang yang para polisi lakukan pada wanita itu (Dexter) dan kepada Walter.

“Aku biasa mengatakan padanya, ‘Kau tidak pernah memulai pertarungan, tapi kau selalu menyelesaikannya’, dan aku tidak memulai pertarungan ini, tapi aku akan menyelesaikannya.” Jelas Collins.

“Mrs. Collins, mulai sekarang aku kira kau adalah profile yang cukup tinggi bahkan polisi akan ragu mengejarmu di tempat terbuka, tapi aku harus memperingatkanmu bahwa hal itu busa berubah sangat cepat jika mereka merasa posisi mereka terancam. Sangat cepat tentu saja.” Jelas pendeta Briegleb.

36

“Apa yang akan mereka dapatkan dariku sekarang? Mereka tidak mendapatkan apa-apa.” Kata Collins sambil menangis. Memang benar, Collins bersikukuh untuk meyakini bahwa anaknya belum ditemukan polisi meskipun semua orang mengancamnya dengan mengurungnya di rumah sakit jiwa.

 

VANCOUVER, CANADA. September 20, 1928

Gordon Northcott tiba di Kanada dan bertemu saudari perempuannya di rumahnya. Saudaranya terlihat gugup saat menyambut Northcott datang, tapi dia tetap tersenyum dan tidak menyangka kalau dia akan kembali ke kota. Northcott hanya beralasan kalau dia hanya ingin memberikan kejutan pada saudarinya. Saudarinya mempersilahkan Northcott masuk. Northcott bermaksud untuk tinggal beberapa hari dan akan meminta izin dari suaminya, kemudian dia pamit untuk menggunakan kamar mandi karena dia ingin mandi setelah perjalanan jauh. Northcott mengucapkan terima kasih dan memeluk saudarinya sebelum akhirnya dia naik ke lantai atas untuk mandi. Suami dari saudarinya datang dan meminta istrinya untuk pergi ke rumah sebelah sementara dia akan menelepon polisi. Tidak lama kemudian polisi datang dan mengepung Northcott.

Di rumahnya, Collins mendapat kunjungan dari pendeta Briegleb yang membawa serta temannya Mr. Hahn yang bersimpati atas Collins yang kehilangan anaknya. Collins berterima kasih, tapi polisi belum mengidentifikasi mayat-mayat yang mereka temukan sebagai Walter Collins. Mr. Hahn membenarkan itu karena dia juga telah kehilangan anak perempuannya karena penyakit polio dan tidak seharipun berlalu tanpa memikirkannya. Dan ia membantu Collins atas nama anaknya.

Collins menceritakan kalau ia mendapatkan banyak telepon dari komisi polisi yang akan menolak kesaksiannya. Pendeta juga mendapat berita kalau komisi polisi akan mengatakan kalau Jones dan LAPD tidak melakukan kesalahan terhadap penyelidikan itu dan kesalahan sebenarnya terletak pada si anak (palsu) dan Collins sendiri. Collins mengatakan kalau dia akan menyewa seorang pengacara, tapi sayangnya pendeta telah mendatangi pengacara yang telah 4 kali memenangkan sidang dan dia tidak bersedia untuk membantu Collins. Dan ternyata Mr. Hahn datang untuk menjadi pengacara Collins.

“Setelah 15 tahun menjadi pengacara, aku belum pernah melihat seorangpun yang melawan begitu keras sepertimu, yang begitu keras di jalan keadilan.” Jelas Mr. Hahn. Collins tersenyum dan berterima kasih.

Hal pertama yang dilakukan oleh Mr. Hahn adalah datang ke rumah sakit jiwa dan membawa surat perintah pengadilan untuk secepatnya melepaskan semua wanita yang ditahan di lembaga itu dengan penandaan kode 12.

37

Perawat itu melihat Collins dan pendeta Briegleb berada di samping Mr. Hahn. Perawat itu sempat menolak tapi setelah Mr. Hahn mengatakan kalau dia akan dipenjara karena menghalangi proses persidangan, maka dia akan segera dikirim ke dalam penjara, perawat itu akhirnya membiarkan pengacara dan semua orang yang datang bersamanya untuk membebaskan semua wanita dengan kode 12.

Para wanita berbaris dan keluar dari rumah sakit jiwa. Collins menunggu di bawah tangga dan melihat Dexter juga keluar dari sana. Dexter menatap Collins dengan bangga dan rasa penuh terima kasih, begitu juga dengan Collins. Scene ini begitu emosional yang terjadi antara kedua wanita, walaupun mereka tidak mengatakan sepatah katapun satu sama lain, tapi saya seolah bisa merasakan kalau Collins dan Dexter merasa begitu bahagia bisa keluar dari semua ketidak adilan ini.

Di stasiun, Northcott sepertinya baru saja tiba di Los Angeles. Seorang jurnalis menanyakan tentang keadaan Northcott.

Dengan senyum sumringah Northcott menjawab, “Oh, aku merasa baik-baik saja. Aku sedang dalam liburan seperti yang kalian tahu.  Itu benar-benar liburan yang menyenangkan. Polisi pastinya menyediakanku dengan banyak hiburan.” Katanya.

Para  jurnalis terus bertanya bagaimana Northcott bersembunyi selama ini, tapi dia tidak pernah melakukannya. Juga tidak tahu kalau dia sedang dicari sampai beberapa lama sebelum ini.

“Apa kau tahu untuk apa polisi mencarimu?” tanya salah satu jurnalis.

38

“Tidak, tapi aku membayangkan itu ide yang bagus jika aku tetap menjauh.” Jelas Northcott masih dengan senyumnya yang tanpa rasa bersalah.

Jurnalis bertanya lagi apakah Northcott memiliki sesuatu untuk dikatakan pada semua orang tua dari anak-anak yang sudah ia bunuh dan Northcott menjawab ‘No comment’ Dia kemudian dibawa pergi oleh petugas polisi.

Walikota Cryer datang ke kantor Davis dan melemparkan selembar kertas.

“Panggilan tertulis, permintaan untuk pernyataan, jawaban-jawaban interogasi. Menghormati Mr. Hahn dan klien barunya, Christine Collins.” Jelas Walikota.

Walikota menyatakan kalau semua dewan menyetujui penyelidikan ini. Davis mengumpat. Walikota mengatakan kalau tahun ini adalah tahun pemilihan dan dia tidak mampu menghadapi tekanan yang seperti ini. Davis menjelaskan kalau masalah ini sudah berlalu dan memerintahkan Jones untuk mengatasi semuanya. Tapi Walikota mengatakan kalau pengakuan tentang kesalahan Kapten Jones tidak akan cukup baik untuk mengatasi semua masalah ini. Davis terkejut dengan perkataan Walikota yang sepertinya juga menginginkan Davis untuk mengakui kesalahannya.

39

Collins bercermin, seolah ia sedang menguatkan hati sebelum ia hadir di persidangan. Dalam perjalanan menuju kesana, Collins melihat banyak warga yang berdemo di depan pengadilan. Pendeta Briegleb menjelaskan kalau mereka memprotes terkait masalah Walter Collins dan dirinya, dan ini merupakan aksi protes paling besar yang pernah terjadi. Mr. Harris juga ada di tengah-tengah warga yang protes dan memberi salam saat Collins melewatinya.

“Tuhan bekerja dengan cara misterius, Mrs. Collins.” Kata pendeta Briegleb.

Persidangan akan segera dimulai. Hakim menghimbau semua orang yang berada disana untuk tetap tenang selama sidang berlangsung. Dan semua orang harus mendengarkan meskipun mereka harus duduk disana selama seminggu. Salah satu dari panitera memberitahu kalau dia tidak melihat satupun anggota dari komisi polisi yang datang ke persidangan. Selagi Hakim mencari James Davis dan Kapten Jones, seseorang datang menghampiri Mr. Hahn dan setelah itu Mr. Hahn meminta Collins untuk pergi ke ruang sidang yang lain bersamanya.

Itu adalah persidangan kasus dengan tersangka Gordon Northcott. Jeanne Clay menyapa Collins dan memperkenalkan dirinya dan suaminya saat Collins duduk. Jeanne juga telah kehilangan anaknya, David, yang termasuk dalam daftar anak-anak yang telah menjadi korban Northcott (saat itu entah Collins menyadari secara betul atau tidak bahwa dia berada di persidangan Northcott, karena dia terlihat bingung dengan semua yang dibicarakan Mrs. Clay).

Hakim datang, semua hadirin berdiri dan kembali duduk. Northcott datang dengan jas dan penampilan yang rapi, tak lupa dengan senyumannya yang khas.

“Oh hey. Aku melihatmu di koran. Kau mempunyai keberanian, membuktikan kebenaran kepada polisi seperti itu.” Sapa Northcott pada Collins saat dia melihatnya. Collins hanya diam walaupun sesaat ia seperti ingin mengatakan sesuatu pada Northcott.

“Gordon Stewart Northcott. Kau bertanggung jawab terhadap 3 pembunuhan tingkat pertama, dengan tambahan 17 di bawah tinjauan oleh kantor pengacara daerah. Bagaimana pembelaanmu?” tanya Hakim.

 

“Oh, tidak bersalah, yang mulia.” Jawab Northcott yang membuat Mr. Clay memegangi kepalanya dan beberapa dari hadirin berbisik. Hakim kemudian mempersilahkan Northcott untuk duduk.

Sebelum duduk, Northcott bahkan sempat melihat ke belakang, ke arah Collins dengan senyum gilanya, kemudian duduk dan merapikan rambut di balik telinganya. Collins benar-benar tidak habis pikir dengan semua diamnya.

Dalam persidangan yang lain, Mr. Hahn mendengarkan penjelasan Kapten Jones yang mejadi saksi dari pihak kepolisian mengenai Walter yang dilaporkan hilang pada 10 Maret 1928 dan mendapatkan telegram yang menunjukkan bahwa anak dengan ciri-ciri yang sama dengan Walter Collins telah ditemukan di DeKalb. Setelah ditanya, anak itu memang mengaku sebagai Walter Collins. Mr. Hahn kembali bertanya karena Mrs. Collins memang benar karena tidak mengakui kalau anak itu bukalah Walter anaknya, dan kenapa Jones memutuskan untuk melakukan test psikologis.

“Dia sering berlaku tenang dan menyendiri dan tak berperasaan, terutama dengan anak yang kami temukan di DeKalb dan dalam pembicaraan kami berikutnya. Itu karena kelakuannya yang mengganggu maka aku menyerahkannya untuk diawasi di ruangan sakit jiwa di Rumah Sakit Los Angeles County. “ jelas Jones.

Seketika itu juga Mr. Hahn membenarkan. Jones telah menggunakan kekuasaannya untuk mengurung seorang wanita tidak bersalah untuk dijebloskan di rumah sakit jiwa. Jones terus berbicara dengan suara yang keras kalau Collins tidak dijebloskan. Pengacara Hahn bertanya lalu dia menyebutnya dengan apa.

“Dia tidak dijebloskan, dia dikawal.” Katanya, dan para hadirin menertawakannya.

Jones melihat ke belakang pada semua orang yang menertawakannya. Dia kemudian melihat Collins yang menatapnya dengan dingin.

“Dikawal, dijebloskan. Kata kerja bukan persoalan, Kapten. Persoalannya adalah penahanannya diperintahkan tanpa surat perintah. Aku memegang salinan tebusannya. Dari pernyataan tertulis kegilaan yang menjadi persoalan dalam kasus negara bagian California melawan Christine Collins.”  Kata Mr. Hahn seraya menunjukkan surat di tangannya pada sejumlah panitera.

Mr. Hahn kemudian bertanya siapa yang menandatangani surat itu dan Jones mengaku kalau itu adalah dirinya.

“Dan jika yang kukatakan ini benar, seorang wanita dijebloskan ke dalam ruangan sakit jiwa tanpa surat perintah, karena tidak ada surat perintah yang ada. Dan itu akhirnya ditulis beberapa hari kemudian, tidak perlu tanda tangan atau harus ke hakim karena dia sudah berada di rumah sakit jiwa! Apakah ini benar, Kapten?” tanya Mr. Hahn.

“Secara teknis, ya. Langkah-langkah diluar kebiasaan diperlukan karena kami berurusan… Kami berurusan dengan situasi yang luar biasa. Sekarang, ini kesalahan kami bahwa kami diperdaya oleh anak yang mengaku menjadi Walter Collins? Tidak. Mengingat klaim sang anak dan kelakuannya yang mengganggu, siapa yang tidak akan mulai berpikir ada sesuatu persoalan padanya?” jelas Jones.

Mr. Hahn bertanya apakah karena Collins tidak mau mempercayainya? Jones menjawab bukan, tapi karena Collins tidak mau mendengar dan karena Collins bersikeras menjadi keras kepala dan bersikeras untuk mengatasi masalahnya sendiri yang mana seharusnya dia bisa menyerahkan pada pihak kepolisian. Mr. Hahn menyela perkataan Jones.

“Karena dia bertarung untuk hidup anaknya! Seorang anak yang mungkin masih hidup sementara kau membuang waktu berhargamu membantah bahwa yang kau lakukan salah! Dan pada akhirnya, itu yang terjadi, benar?” bentak Mr. Hahn pada Jones. “Pada saat semua ini terjadi, di saat yang sama, Walter Collins dibunuh secara brutal, bersama 19 anak lainnya di peternakan Northcott di Wineville. Apa itu benar, Kapten?” tanya Mr. Hahn lagi.

Dengan wajah menyesalnya (entah benar-benar menyesal atau tidak), Jones membenarkan itu. Mr. Hahn tidak memiliki apapun lagi untuk ditanyakan dan kembali duduk seiring dengan tepuk tangan para hadirin. Kapten Jones melihat pada Collins begitu juga sebaliknya. Pandangan mereka seperti sulit untuk diartikan.

Di stasiun, James Davis mengantar kembali anak yang mengaku sebagai Walter Collins yang dia sebut telah menyebabkan masalah belakangan ini, sebagai Arthur Hutchins dari Cedar Rapids, Lowa. James Davis menambahkan bahwa kepolisian telah memecahkan 2 misteri dan meminta kepada semua jurnalis untuk memberikan kolom dalam koran yang memuji kinerja kepolisian. James Davis kemudian memperkenalkan para jurnalis pada Mrs. Janet Hutchins yang adalah ibu dari Arthur Hutchins.

James Davis memberikan sebuah pakaian yang dia ingin Arthur kenakan. Arthur menolak untuk memberikan ucapan terima kasih dan mengatakan kalau itu semua adalah kesalahan polisi yang mengatakan kalau Arthur adalah Walter Collins. Ibunya lalu membawa Arthur masuk ke dalam kereta dan James Davis mempersilahkan semua orang untuk menyalahkan polisi atas kesalahan mereka. *ini ngeles banget sih ah*

 

Dalam pengadilan, Collins memberikan kesaksian di hari saat anaknya menghilang. Kemudian James Davis yang membela Jones yang telah melakukan tindakan yang benar berdasarkan aturan kepolisian. Kemudian seorang dokter gigi yang menerangkan kalau Collins mengidap diastema. Kemudian guru Walter Collins yang memberikan kesaksian bahwa anak yang mengaku sebagai Walter Collins tidak pernah datang ke kelasnya. Kemudian kesaksian Dr. Steele yang bekerja di bawah perintah dari pihak kepolisian untuk ‘mengawal’ orang-orang yang secara sosial tidak dapat diterima. Collins memberikan penjelasan juga tentang ciri-ciri fisik Arthur yang 3 inch lebih pendek dari angka pengukuran terakhir Walter.

Dalam persidangan Northcott, Ybarra memberikan keterangannya mengenai foto-foto yang Sanford Clark berikan padanya dan bahwa dia juga yang membantu Northcott membunuh anak-anak itu.

41

Para juri diminta untuk melihat foto-foto dari TKP yang telah dibagikan oleh jaksa penuntut. Barang bukti juga dihadirkan dalam persidangan; sepatu, kapak dengan bercak darah, dan foto-foto lain dari TKP.

42

Collins hanya menunduk saat dia menghadiri persidangan itu. Tidak mengerti apa yang tengah berkecamuk dalam dadanya. Pendeta Briegleb datang ke rumah Collins dan melihatnya sedang berada di dalam kamar Walter.

“Ketika Walter disini, aku terbiasa melangkah ke kamarnya ketika dia tidur. Dan walaupun aku  tidak bisa melihat atau mendengarnya, aku bisa merasakannya. Itu sebabnya aku tidak merasa Walter telah meninggal. Aku masih bisa merasakannya.” Jelas Collins yang berdiri dekat jendela dengan tirai yang setengah terbuka.

43

Collins merasa yakin kalau Walter masih hidup, dan polisi tidak bisa mengidentifikasi semuanya dengan benar, juga Clark yang mungkin saja melakukan kesalahan saat memilih foto Walter.

“Aku mengerti kau tidak ingin menerima ini. Ibu mana yang mau? Tapi aku pikir ini waktunya kau untuk melangkah ke depan dan memulai kembali untuk dirimu sendiri. Anakmu ingin kau untuk melangkah ke depan.” Kata pendeta Briegleb yang melangkah mendekat pada Collins.

“Mungkin. Mungkin dia ingin aku tetap mencarinya. Mungkin dia berada di suatu tempat menungguku.” Kata Collins.

Pendeta Briegleb percaya bahwa Walter sedang menunggu. “Aku percaya dia menunggu di tempat dimana kita semua akan pergi suatu hari nanti untuk berkumpul dengan orang yang kita sayangi. Dan di hari itu, dia akan tahu dari depan ke belakang, akhir ke akhir, hati ke jiwa, bahwa kau mampu melakukan segala yang kau mampu, Mrs. Collins. Segalanya.” Kata pendeta.

44

45

46

Collins menangis dan memejamkan matanya. Dia mengusap wajahnya dengan sebuah saputangan. Pendeta mengatakan padanya kalau mereka harus segera pergi. Sebelum Collins meninggalkan kamar anaknya, ia memandangi gambar yang pernah dibuat oleh Walter dan ditempel pada dinding kamarnya. Collins seolah sedikit menjadi kuat dengan sedikit senyum setelah memandang gambar itu.

Dalam persidangan, kasus antara pihak kepolisian dengan Christina Collins, hakim membacakan beberapa putusan.

“Pertemuan ini sekarang akan memerintahkan. Panitia sekarang sudah mendengar semua kesaksian, dan mengingat fakta yang dihadirkan, kami merekomendasikan skorsing terhadap Kapten Jones menjadi selamanya.” Ucap Hakim.

Semua hadirin bertepuk tangan mendengar putusan itu. Jones hanya diam dengan tangan tetap bersedekap di depan badannya. Collins tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

Di persidangan putusan untuk Northcott, juri akan membacakan sebuah putusan untuk Northcott. Hakim mempersilahkan Northcott untuk berdiri.

Chairman Thrope, dalam sidang kasus antara pihak kepolisian dengan Christina Collins berkata lagi, “Kedua, langkah-langkah itu diambil untuk menyelidiki perubahan dalam hukum yang berlaku dan prosedur oleh warga negara dari kota ini yang bisa menjadi subjek untuk penahanan di fasilitas kejiwaan daerah.” Kata hakim lagi dan para hadirin bertepuk tangan lagi.

Perwakilan juri, Mr. Fordman, akan membacakan putusan untuk Northcott.

“Kami juri menemukan terdakwa, Gordon Stewart Northcott, bersalah atas pembunuhan tingkat pertama.” Kata Mr. Fordman.

 

“Akhirnya, pemulihan kepercayaan publik kepada departemen polisi hanya bisa dicapai dengan memindahkan kepala polisi, dan panitia ini juga merekomendasikan. Pemeriksaan diakhiri.” Ucap Chairman Thrope.

47

Sekali lagi hadirin bertepuk tangan. Collins terlihat menangis dan sepertinya dia merasa bahwa keadilan telah ada untuknya. James Davis keluar ruang sidang saat hadirin masih bertepuk tangan. Collins memandang Davis dengan tatapan dingin, hingga akhirnya dia tersenyum lega.

 

“Apakah terdakwa ingin membuat pernyataan sebelum penghakiman?” tanya hakim pada Northcott.

“Aku ingin membuat lebih jelas bahwa aku tidak pernah sekalipun mendapat keadilan darimu, Yang mulia. Dari pengadilan ini, datu-satunya yang berharga disini adalah dia.” Kata Northcott dan menunjuk pada Collins yang hanya menatapnya. “Karena dia satu-satunya yang tidak pernah bicara buruk tentangku kepada wartawan. Dia satu-satunya yang mengerti apa rasanya dijebak oleh polisi untuk sesuatu yang tidak kau lakukan.” Lanjutnya.

Hakim kemudian menghentikan Northcott, tapi dia masih melanjutkan, “Dan kemudian dibuang ke dalam lubang, sampai membusuk dan bernanah dan dilupakan dan menjadi lemah, apa itu benar?” ucap Northcott yang mulai menjadi emosi.

Northcott kemudian mengatakan pada Collins, “Mrs. Collins, aku tidak pernah membunuh anakmu. Aku tidak pernah mencelakai Walter. Dia seorang malaikat.” Katanya sebelum dia diseret oleh pengacaranya. Hakim terus berteriak pada Northcott dan pengacaranya untuk mengendalikan emosi kliennya. Collins seolah shock karena tiba-tiba pria itu mendekat padanya, apalagi mengatakan kalau Walter adalah seorang malaikat.

“Gordon Stewart Northcott, ini keputusan dari pengadilan ini, bahwa kau dikirim ke penjara San Quentin, dimana kau akan ditahan dalam kurungan tersendiri selama 2 tahun, sampai 2 Oktober 1930. Pada tanggal itu, kau akan digantung sampai mati. Semoga Tuhan mengampuni jiwamu.” Kata hakim mengakhiri sebelum ia memukul palu. Collins dan Mr & Mrs. Grey juga menangis. Ybarra terlihat menyaksikan ketiganya tapi kemudian dia pergi saat Northcott juga dibawa pergi bersama pengacaranya. Mr. Hahn melihat Collins yang menahan tangisnya, dengan prihatin. Mungkin yang dirasakan Collins adalah kebimbangan antara pengakuan Northcott yang mengatakan kalau dia tidak pernah membunuh Walter dan hasil identifikasi polisi yang mengatakan bahwa jasad Walter ada di salah satu dari semua korban yang ditemukan di peternakan.

 

Dalam perjalanan pulang, Collins melewati sekolah anaknya dimana setiap pagi, saat Walter bersamanya, dia selalu mengantar Walter hingga depan sekolah, sebelum dia berangkat bekerja. Tapi Collins terlihat lebih tegar saat dia melewati sekolah itu.

 

September 30, 1930

Dua tahun setelah semua kasus menemui putusannya, Collins bekerja seperti biasanya. Dia keluar dari areal kerja dan meminta 10 menit untuk beristirahat pada Mr. Harris.

“Kau tahu? Dari hari-hari ini kau mungkin sebetulnya mempertimbangkan mengambil satu dari istirahat 10 menit. Itu mungkin baik bagimu.” Ucap Mr. Harris. Collins tersenyum dan mengatakan ‘mari kita lihat’ dan kemudian masuk ke sebuah ruangan.

Ternyata Collins masih melakukan pencarian terhadap Walter setiap harinya. “Ini Christine Collins. Aku menelpon kemarin. Aku ingin tahu jika kau punya kesempatan untuk melihat berkas-berkas dan lihat jika ada kesamaan dengan anakku, Walter Collins. Aku mengerti. Jika kau tidak keberatan, daku akan menelpon kembali dalam sebulan. Terima kasih banyak.” Ucap Collins dan menutup teleponnya.

Collins menyapa Mr. Hahn yang datang dan melihat apa yang sedang dia lakukan. Mr. Hahn mengatakan kalau dia justru ingin mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan Walter, karena dia telah menerima sebuah telegram aneh, sangat aneh, dari Gordon Northcott.

“Dia minta untuk menemuimu.”

“Kenapa?” tanya Collins.

“Dia bilang dia tahu kau masih mencari anakmu, dan sebelum dia mati… Dia mengatakan dia berbohong ketika dia bersaksi bahwa dia tidak membunuh Walter. Christine, dia akhirnya mengakui bahwa dia melakukannya. Dia bilang jika kau menemuinya di penjara, dia akan menceritakan kebenarannya di depan wajahmu jadi kau bisa melanjutkan hidupmu dan memiliki kedamaian.” Ucap Mr. Hahn.

Collins menahan tangisnya walaupun akhirnya dia tetap menangis.

 

Collins dalam perjalanan untuk menemui Northcott yang sedang dipersiapkan untuk dieksekusi di penjara San Quentin. Mr. Hahn telah mempersiapkan semuanya hingga ia menghabiskan waktu sarapan paginya untuk membuat Collins menjadi wanita pertama dalam 30 tahun ini yang diizinkan oleh negara bagian untuk mengunjungi seorang pembunuh berantai pada malam eksekusinya.

Di penjara San Quentin, Collins menemui Northcott yang dibawa masuk ke ruang kunjungan oleh dua orang penjaga.

“Tidakkah kau seharusnya membawa rokok?” sapa Northcott pada Collins yang hanya mengatakan kalau dia menginginkan Collins untuk datang.

“Kau bilang itu, jika aku datang kau akan menceritakan kepadaku kebenaran tentang anakku.”

49

“Kau benar. Aku mengatakan itu. Tapi lihat, masalahnya adalah aku tidak menyangka kau akan datang. Dan sekarang…”

“Dan sekarang apa?” tanya Collins.

“Aku hanya tidak mengharap kau… Aku tidak ingin bertemu denganmu.”

“Kau tidak ingin bertemu denganku?” tanya Collins lagi.

“Tidak. Lihat. Aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak ingin bicara padamu. Aku tidak bisa bicara padamu sekarang, tidak dengan apa yang akan mereka lakukan besok padaku. Satu hak, Mrs. Collins, mengirim telegram, itu sungguh mudah. Tapi ketika disini, sekarang, secara personal, kau tahu, aku hanya, aku tidak bisa…Aku tidak bisa menceritakan padamu apa yang ingin kau dengar, Mrs. Collins.”

“Mengapa?”

“Karena aku tidak ingin pergi ke neraka dengan kebohongan di mulutku. Lihat, aku melakukan penebusan dosaku, dan aku meminta kepada Tuhan untuk mengampuni aku dan Dia mengampuniku, sejauh aku tahu. Dan sejak waktu itu aku sungguh selalu merasa baik. Tapi jika aku berbohong sekarang, jika aku melakukan dosa apapun sekarang, aku kehabisan waktu disini, dan aku tidak akan diampuni lagi. Dan aku akan mengatakan padamu datu hal, aku tidak akan masuk neraka. Aku tidak…” kata Northcott kemudian dia mendadak menjadi emosional dan berdiri dari tempat duduknya untuk melihat pada jendela.

Collins mengingatkan pada Northcott bahwa dia yang memintanya datang kesana. Collins mendekat pada Northcott dan memintanya untuk menatap Collins.

50

“Apa kau membunuh anakku?” tanya Collins. Northcott mengatakan kalau dia tidak tahu apa yang sedang dikatakan Collins, tapi Collins mengatakan kalau dia tahu dan bertanya sekali lagi bertanya apakah dia membunuh anaknya.

Northcott terus mengatakan kalau dia tidak ingin mengatakan apapun padanya sekarang.

51

Seketika Collins mencengkeram baju Northcott dan menyudutkannya pada teralis di jendela sambil terus menerus bertanya apakah Northcott membunuh anaknya. Penjaga dengan ragu-ragu mulai mendekati mereka. Collins semakin histeris dan terus menerus mendorong dan menghentakkan Northcott ke jendela sedangkan Northcott terus mengatakan kalau dia tidak tahu.

“Kau tahu namanya! Kau panggil dia malaikat!” teriak Collins yang tak lepas dari Northcott.

Northcott seolah  menertawakan Collins sampai Collins mengatakan kalau dia berharap Northcott pergi ke neraka. Northcott langsung berubah menjadi ketakutan dan memanggi penjaga sementara Collins terus bertanya apakah dia membunuh Walter. Petugas lalu datang dan memisahkan mereka berdua lalu membawa Northcott keluar dari ruangan itu.

52

“Apakah kau membunuh anakku?” teriak Collins saat petugas telah membawanya keluar.

 

Pada hari eksekusi, beberapa orang termasuk Collins telah berkumpul di tempat dimana Northcott akan dieksekusi. Sebelum dia naik ke tempat eksekusi, seorang pria membacakan vonis untuknya.

“Gordon Stewart Northcott, kau dihukum karena pembunuhan, hukumannya adalah digantung mati. Tidak ada penundaan atau penangguhan, oleh karena itu eksekusi akan dilakukan sebagaimana ditetapkan dibawah undang-undang Negara Bagian California. Kau punya kata-kata terakhir?” tanya pria itu. Northcott mengatakan tidak. Wajahnya tidak seperti biasanya yang penuh dengan rasa tidak bersalah, dia terlihat ketakutan sejak Collins mengatakan kalau ia akan pergi ke neraka.

Tapi kemudian dia tersenyum. “Aku akan tetap bersih setelah aku mengaku kan pendeta? Aku akan tetap bersih seperti yang kau katakan?” tanya Northcott kemudian pada seorang pendeta yang ada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Pendeta itu hanya mengangguk.

Northcott didorong untuk menaiki tangga menuju tiang gantungan setelah sebelumnya dia bertanya apakah semua ini akan terasa menyakitkan. Saat penjaga terus mendorongnya, Northcott sempat berteriak pada mereka untuk jangan membuatnya jalan terlalu cepat. Northcott menolak saat dia berada di depan tiang gantungan.

“13 langkah. 13 langkah. Tapi aku tidak menyentuh mereka semua, kau baj*****. Aku tidak menyentuh mereka semua.” Katanya sambil terus menangis.

53

Dia bahkan meminta tolong pada siapapun yang ada disana dan berkali-kali mengucapkan nama Tuhan dan meminta mereka berdoa untuknya. Pendeta dan semua saksi yang datang untuk menyaksikan eksekusinya hanya memandangnya. Para jurnalis, mereka semua mencatat kejadian demi kejadian dengan kertas dan pensil mereka.

54

55

Northcott ditutup wajahnya dengan sebuah kain hitam kemudian dipasangkan tali pada lehernya. Dia sempat bernyanyi, menyanyikan lagu yang saya tahu itu adalah lagu ‘malam kudus’. Pria yang tadi membacakan vonis, melihat jam dan saat tiba waktunya, dia mengangguk pada seorang penjaga untuk menarik tuas pembuka lantai tiang gantungan sehingga Northcott menggantung ke bawah. Dia sempat meronta-ronta. Collins tidak mampu lagi melihat dan menundukkan kepalanya setelah sempat saling menggenggam  tangan dengan Mrs. Clay. Northcott akhirnya berhenti meronta. Penjaga melihat keadaannya dari atas kemudian seorang dokter datang dan memeriksa detak jantung Northcott dengan stetoskop. Dan Northcott telah melewati eksekusinya.

 

February 27, 1935

Masih di Pasific Telephone and Telegraph, Collins kini duduk di kantornya bersama pekerjaannya. Sepertinya dia sudah naik jabatan. 5 rekan kerjanya datang dan mengajaknya untuk datang ke sebuah acara malam ini. Collins menolak karena dia mempunyain jutaan hal yang masih harus dilakukan. Saat Collins berbalik, seseorang mengetuk pintu ruangannya lagi dan saat dia kira itu adalah teman-temannya, ternyata itu Ben Harris.

“Aku akan bertemu beberapa teman di Musso dan Frank untuk makan malam. Mereka akan menyambungkan upacara film ke dalam restoran. Seharusnya menjadi malam yang hebat. Aku ingin kau datang.” Katanya dengan sangat sangat sopan. Saya merasa kalau Mr. Harris memiliki perasaan yang special pada Collins.

“Aku punya banyak pekerjaan yang harus dikerjakan.” Mr. Harris langsung mengerti dan mengucapkan selamat malam sebelum ia pergi.

Tak lama kemudian Collins memanggilnya kembali dan mengatakan kalau dia memasukkan $2 untuk It Happened One Night untuk memenangkan Best Picture. “Rasanya aku satu-satunya orang yang berpikir film itu mempunyai peluang melawan Cleopatra. Tapi jika film itu menang, kau mau merayakannya besok pada makan malam?” ajak Collins.

56

57

“Ini adalah janji, Christine. Sampai jumpa.” Sambut Mr. Harris. Dan mengatakan jika Collins menang dia akan meneleponnya.

Collins mendengar lewat radio kalau It Happened One Night memenangkan Best Picture. Dan dia melonjak kegirangan sampai telepon di kantornya berdering. Dia kira telepon itu dari Harris tapi ternyata adalah telepon dari seorang wanita, padahal sebelumnya Collins sempat mengatakan sesuatu tentang makan malam.

“Ini Mrs. Clay. Kau ingat aku?” tanya wanita itu. Ekspresi wajah Collins langsung berubah. Collins mengatakan kalau dia tentu saja mengingat Mrs. Clay. “Aku merasa harus menelponmu.”

58

“Ada apa?” tanya Collins.

“Polisi baru saja menelpon. Mereka menemukan sang anak, Crhistine.”

“Dimana?” tanya Collins. Matanya mulai berkaca-kaca.

“Daerah Lincoln Heights Precinct. Kami berangkat sekarang.”

Collins bergegas pergi untuk menemui Mrs. Clay. Setelah tiba di kantor polisi, Collins bahkan berlarian saat menaiki tangga. Dia terus berlari sampai bertemu dengan Mrs. Clay. Polisi sedang menginterogasi anaknya, Mrs. Clay yakin kalau anaknya, David, masih hidup.

59

Mr. Clay melihat anaknya yang sedang ditanya oleh polisi dan mengajak istrinya untuk ikut melihat, begitu juga dengan Collins. Anak itu memberikan keterangan mengenai kronologi kejadian saat dia diculik. Saat David sedang berjalan seusai pulang sekolah, Northcott membawanya pergi untuk meminta bantuan menolong anjing yang sakit. Setelah David masuk ke dalam mobil, mereka mengajak David untuk berkeliling lama sekali dan kemudian berakhir di peternakan.

Diperlihatkan di dalam ruang interogasi, David bersama dengan detektif Ybarra. Kembali pada saat David di paksa masuk ke dalam peternakan oleh Northcott, David sempat meronta tap kemudian Northcott menggendongnya. Clark juga ada disana, dia berlari tanpa bisa berbuat apapun. David mengatakan kalau pada saat  itu dia bersama dengan 5 orang anak lainnya. Ybarra bertanya apakah David bicara dengan mereka dan apakah David tahu nama-nama mereka.

60

“Yeah. 2 diantaranya bersaudara. Aku rasa nama terakhir mereka Winslow. Yang tua bernama Jeffrey. Dan Walter.” Jelas David. Ybarra langsung tertarik saat dia mendengar nama Walter.

“Apa kamu mengingat nama belakang Walter?”

David terus mengingat hingga dia mengatakan “Collins.”

61

“Walter Collins.” Tambahnya. Collins menahan tangisnya saat mendengar bahwa anaknya benar-benar telah menjadi korban dari Northcott.

“Katakan sesuatu mengapa kau hanya mengingat beberapa nama anak-anak, bagaimana bisa kau mengingat nama panjangnya?” tanya Ybarra.

“Karena apa yang terjadi. Walter dan Jeffrey sedang berbicara. Mereka memeriksa sekitar, dan mereka menemukan bagian kurungan dimana kawatnya berantakan. Mungkin cukup membuat ruang untuk keluar dari sini dan lari. Itu akan membuat bunyi yang nyaring. Dan jika itu tidak cukup lebar, maka kita akan tersangkut.”

Pada flash back, ketiga anak itu berhasil keluar dan merencanakan untuk lari dan berpencar ke arah yang berbeda karena mereka tidak akan bisa menangkap mereka semua. Saat Jeffrey dan Walter berhasil lari, kaki David tersangkut dan Walter kembali untuk membantunya. Saat itu juga Clark dan Northcott datang membawa senapan dan memburu mereka yang kabur. Dia bahkan melepaskan beberapa tembakan ke arah anak-anak. Clark diperintahkan untuk memeriksa anak lainnya dan mereka semua masih ada disana. Saat itu, Clark dan Northcott mengendarai mobil dan pergi untuk mencari ketiga akan yang melarikan diri. Saat itu David berpisah dengan mereka, sementara Walter dan Jeffrey berlari ke arah yang sama.

“Itu terakhir kali aku melihat mereka.”
“Jadi kau tidak tahu jika salah satu atau keduanya tertangkap?” tanya Ybarra.

“Tidak. Yang aku tahu, jika Walter tidak kembali untukku aku merasa aku tidak bisa keluar dari sana.” Jelas David.

Ybarra menanyakan apa yang terjadi setelahnya. David terus berjalan dan menghindar dai jalan utama, sampai dia melihat kereta berhenti di persimpangan dan David melompat ke dalamnya. Ybarra bertanya lagi kenapa David tidak mengatakan kepada diapapun mengenai apa yang terjadi.

“Aku takut. Aku pikir mereka akan datang mengejarku atau teman-temanku. Jadi aku tidak mengatakan pada siapapun. Aku sendirian sampai aku mendapat makanan gratis dari wanita ini, Ms. Lansing.  Aku katakan padanya aku yatim piatu. Dia bilang aku boleh tinggal dan aku tinggal. Setiap malam aku terbangun memikirkan mereka ada di luar jendelaku. Lalu aku mendengar pembicaraan polisi di radio tentang apa yang terjadi di peternakan. Dan aku berpikir, ‘pastinya aku tidak bisa kembali sekarang’” jelasnya. Ybarra bertanya kenapa tidak. “Sejak aku tidak mengatakan pada siapapun tentang apa yang terjadi, aku takut mereka akan menyalahkanku karena kematian anak-anak itu. Jadi aku menjauh.” Jawab David yang suaranya mulai bergetar. Collins masih menahan tangisnya.

“Apa yang membuatmu baru muncul sekarang, setelah semua ini?” tanya Ybarra.

62

“Aku sungguh merindukan ibuku. Aku sungguh merindukan ayahku. Aku hanya ingin pulang.” Jawab David.

Semua perkataannya cukup membuat ayah ibunya untuk melangkah masuk ke dalam ruang interogasi dan memeluk David yang mulai menangis. Begitu juga dengan Collins yang melihat mereka. Ybarra meninggalkan mereka yang saling menangis sambil berpelukan. Bayangkan saja bagaimana saat kita sudah merelakan seseorang pergi dan waktu telah berlalu begitu lama, kemudian orang itu datang kembali dengan keadaan yang lebih dari cukup.

63

64

Collins seolah berada dalam kebimbangan tentang mempercayai anaknya masih hidup dan tinggal di suatu tempat atau anaknya memang telah tiada. Tapi dia tetap terlihat bahagia dengan kembalinya David yang sedikitnya membawa harapan tentang Walter padanya.

Ybarra mengantarkan keluarga Clay dan Collins keluar dari kantor polisi. Ia mengatakan bahwa semua yang baru saja terjadi adalah diluar dugaan. Setelah  5 tahun dan kasus ditutup, saat semua orang mengira bahwa semua anak-anak telah tewas, kemudian David datang. Ybarra mengatakan kalau semua ini tidak akan terjadi jika bukan karena Walter.

65

“Anakmu melakukan tindakan yang berani, Mrs. Collins. Kau seharusnya sangat bangga padanya.”

“Aku bangga.”

“Kau masih berpikir bahwa dia masih diluar sana?” tanya Ybarra.

66

“Mengapa tidak? 3 anak lari malam itu, detektif. Dan jika salah satu keluar, mungkin salah satu atau keduanya akan melakukan itu juga. Mungkin Walter berada diluar sana, mempunyai perasaan takut yang David lakukan. Takut untuk pulang ke rumah dan memperkenalkan dirinya, atau dia takut mendapat masalah. Tapi apapun yang terjadi. Itu memberikanku sesuatu yang tidak kupunya sebelum  hari ini. ”

“Apa itu?” tanya Ybarra.

“Harapan.” Jawab Collins dengan senyumnya. Collins pun pergi setelah Ybarra sempat memberi hormat padanya dengan mengangkat sedikit topinya. Collins mengangguk kecil dan kemudian pergi menyeberangi jalan.

67

 

Setelah pemeriksaan persidangan, Kapten Jones diberhentikan, Chief Davis diturunkan pangkatnya dan Walikota Cryer memilih untu tidak ikut pemilihan. Selama sisa hidupnya, Pendeta Briegleb menggunakan radio untuk mengungkapkan kejahatan polisi dan politik korupsi. Untuk bebas dari skandal, komunitas Wineville, California berganti nama menjadi Mira Loma. Christine Collins tidak pernah berhenti mencari anaknya.

 

Itu adalah beberapa catatan setelah David Clay kembali bertemu dengan kedua orangtuanya. Saya sempat googling untuk mencari bagaimana kelanjutan kisah ini setelah itu. Apakah Walter dan Jeffrey ditemukan atau tidak.

Saya mengulasnya dalam Fakta Di Balik Wineville Coop Murder yang akan saya update linknya jika sudah ada. ^^

Sinopsis Film : Changeling (2008) – Part 1

Ini adalah sinopsis film pertama yang saya tulis (setelah sebelumnya saya menulis sinopsis untuk drama Korea). Saya senang saat menulis sinopsis dari film ini karena tentu saja saya bisa flashback dan mengenang bagaimana saya terkesima dengan plot cerita yang dipadupadankan dengan acting dari Angelina Jolie. Untuk yang belum pernah menonton filmnya, saya tuliskan sinopsisnya yang akan dibagi menjadi 2 part. Enjoy ^^

 

LOS ANGELES. March 9, 1928

Pagi hari pada tanggal 9 Maret, Mrs. Collins yang adalah seorang ibu tunggal yang tinggal bersama putranya Walter, bangun pagi dan bersiap-siap untuk pergi kerja juga mengantarkan anaknya sekolah. Collins adalah ibu yang sangat menyayangi anaknya walaupun dia adalah seorang wanita yang sibuk dengan pekerjaannya. Sebelum sarapan pagi, Collins meminta anaknya untuk berdiri membelakangi tembok dan mengukur tinggi badannya yang semakin hari semakin bertambah. Cerita pada hari pertama ini memberitahu penonton bagaimana Collins sangat menyayangi anaknya dan selalu berusaha untuk tetap menjadi ibu yang baik saat dia juga harus menjadi satu-satunya yang membiayai hidup anaknya.

Collins bekerja di sebuah Perusahaan Telephone & Telegraph bernama The Pasific, sebagai seorang supervisor. Setiap hari dia bekerja dengan menggunakan sepatu roda supaya bisa mengawasi operator-operator yang ada di bawahnya.

1

Siang hari, Collins menjemput anaknya pulang sekolah. Hari itu Walter bercerita kalau dia mempelajari tentang dinosaurus dan dia berkelahi dengan temannya yang bernama Billy Mankowski. Collins bertanya apa yang terjadi, Walter menjawab kalau Billy yang memukulnya.

Collins memujinya, “Peraturan nomor 1. Jangan pernah memulai perkelahian, selalu selesaikan. Kenapa dia memukulmu?”

“Karena aku memukulnya.” Jawab Collins dengan perasaan bersalah. Collins bertanya kenapa.

2

“Dia bilang ayahku lari karena dia tidak menyukaiku.” Jawab Walter dan Collins menjelaskan kalau ayahnya tidak pernah bertemu dengan Walter lalu bagaimana bisa dia tidak menyukainya. “Lalu kenapa dia pergi?”

“Karena di hari kelahiranmu, sesuatu tiba di dalam kotak pos dan itu sebuah kotak sedikit lebih besar dari kau. Kau tahu apa yang ada di dalamnya?” Walter menggeleng. “Sesuatu yang disebut tanggung jawab. Dan untuk beberapa orang, tanggung jawab adalah hal yang menakutkan di dunia.” Jelas Collins.

“Jadi dia lari karena dia takut dengan isi di dalam kotak?” ibunya membenarkan, dan Walter berkata kalau itu adalah hal yang bodoh, begitu juga pikir ibunya.

Pada malam hari, Walter tertidur di kursi ruang TV saat ibunya membangunkannya, dia bertanya apakah dia melewatkan Amos ‘N Andy, dan ibunya mengiyakan lalu menggendongnya pindah ke kamar. Collins mengajak anaknya untuk pergi menonton gambar baru dari Charlie Chaplin besok, karena besok adalah hari Sabtu.

Esok paginya, Collins mendapat telepon dari Margaret yang mengatakan kalau salah satu operator tidak bisa masuk karena sakit dan mereka tidak bisa menemukan penggantinya, meminta tolong pada Collins untuk datang dan bekerja hingga jam 4 sore. Collins sempat menolak karena dia ada janji dengan Walter untuk menonton film. Ia melihat pada Walter yang terlihat kecewa, apalagi saat Collins menyetujui dia akan pergi dan bekerja hingga jam 4 sore.

Sebelum pergi, Collins berpesan pada Walter kalau dia menyimpan sandwich di kulkas, juga akan berpesan pada Mrs. Riley dan putrinya untuk mampir ke rumahnya selama beberapa jam.

“Aku bisa mengurusnya sendiri.” Sahut Walter yang masih cemberut.

“Aku tahu kau bisa .Mereka memeriksa rumah, bukan kau.” Jawab ibunya.

3

Collins berjanji pada Walter untuk mengajaknya pergi nonton pada esok hari dan dia akan pulang sebelum malam. Walter mengatakan kalau dia tidak takut dengan gelap dan tidak takut pada apapun, ibunya tahu itu. Collins kemudian pergi setelah sebelumnya melihat anaknya melambaikan tangan padanya dari arah jendela. Collins tersenyum dan kemudian pergi.

Saat sedang sibuk-sibuknya, Collins menyadari kalau jam sudah menunjukkan pukul 4.35 dan itu artinya dia sudah sangat terlambat untuk pulang. Collins cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan kemudia cepat-cepat pulang. Saat dia keluar dari tempat kerjanya, Mr. Harris mengejarnya untuk mengatakan kalau dia sangat terkesan dengan cara kerja Collins, karena dia sudah melihat laporan kerjanya. Mr. Harris bermaksud menawarkan posisi Manager untuk Collins, tapi Collins yang sedang terburu-buru hanya mengucapkan terima kasih dan meminta mereka untuk membicarakan tentang hal itu di hari Senin. Collins berlari untuk mengejar kereta yang ternyata tidak mau berhenti untuknya. Dia akan terlambat untuk menemui anaknya sebelum malam.

Begitu sampai di rumah, Collins memperhatikan kalau rumahnya terlihat masih gelap di dalamnya. Dia lalu memanggil-manggil Walter dan memeriksanya ke seluruh penjuru rumah. Walter bahkan tidak memakan sandwichnya atau apapun itu, karena semua makanan masih utuh di dalam kulkas. Collins terus berteriak dan bahkan bertanya pada seorang anak tetangga yang sedang bermain, apakah dia melihat Walter, tapi dia tidak melihatnya. Hingga malam hari Collins mencari Walter dan menemukan anak-anak yang bermain. Dia mengira itu Walter tapi ternyata bukan. Dia kecewa dan juga khawatir.

4

Sesampainya di rumah, Collins menghubungi polisi dan meminta seorang petugas untuk datang dan mencari anaknya. Tapi sayangnya polisi hanya akan mencarinya jika dalam 24 jam Walter tidak kembali. Collins menangis dan terus meminta tolong pada polisi, tapi polisi tetap tidak bisa melakukan apapun dan hanya menunggu sampai esok hari.

Pagi harinya Collins menunggu petugas polisi yang kemudian datang. Collins memberikan beberapa keterangan. Beberapa tetangga terdekat memperhatikan itu.

Sekitar dua minggu kemudian, Walter belum juga ditemukan. Pihak gereja pun mengajak seluruh jemaatnya untuk turut mendoakan keselamatan Walter dan semoga dia cepat ditemukan. Dalam waktu dua minggu itu, Collins terus mencari anaknya bahkan ia juga memasang pengumuman di radio dan berbagai media. Pendeta yang berbicara mengatakan kalau dia percaya dengan kepolisian yang selalu melakukan yang terbaik untuk menemukan Walter. Tapi karena departement polisi sedang disorot karena kinerjanya yang tidak kompeten, pendeta meragukan itu.

“Setiap hari, mayat-mayat baru ada di sepanjang Mulholland dan dalam selokan kota kita. Hasil kerja dari kepala polisi James Davis dan kompetensinya yang bernama Gun Squad. Setiap hari, keperluan dari warga negara yang jujur adalah menempatkan kedua untuk ketamakan dan keuntungan pribadi. Setiap hari, kota ini tenggelam dalam septic tank dari ketakutan, initimidasi dan korupsi. Setelah kota malaikat, Los Angeles menjadi tempat dimana pelindung kita  menjadi penghancur kita. Dimana seharusnya hukum di atas hukum…..” seseorang mendengarkan khotbah pendeta tadi di ruang kantornya dari saluran radio yang kemudian dia matikan.

 

April 3, 1928

Collins datang ke kamar anaknya dan merindukan Walter yang masih belum ditemukan. Collins bahkan memeluk boneka anaknya.

5

Di tempat kerja, Collins mendapat banyak simpati dari rekan kerjanya. Dia bahkan selalu menelepon seluruh kantor polisi yang berada di sekitaran kota Los Angeles untuk menemukan anaknya, tapi tidak juga ada titik terang. Mr. Harris datang saat Collins sedang menelepon ke kantor polisi Las Vegas.  Mr. Harris merasa sangat prihatin sampai dia tidak bisa melakukan apapun pada Collins.

 

DeKalb, Illinois. July 20, 1928

Di sebuah bar, duduk seorang anak dekat seorang pria yang sedang minum di tengah hari. Pemilik bar kemudian menyebutkan sejumlah nilai yang harus dibayarkan oleh pria itu. Si pria kemudian mengatakan kalau dompetnya tertinggal dan akan mengambil uang lalu datang lagi untuk membayarnya. Pemilik bar meminta jaminan dan anak kecil itu yang akan dia jaminkan karena dia adalah darah dagingnya sendiri. Si anak sempat menolak tapi pria itu mengatakan kalau jangan menambah masalah yang ada dan meminta anak itu menunggu. Pria ini meminta waktu 10 menit dari pemilik bar untuk mengambil dompetnya. Pemilik bar menambahkan jika lebih dari 10 menit dan dia tidak kembali, pemilik bar akan menelepon polisi.

Hingga sore hari tiba, pria itu tidak juga datang. Pemilik bar menjadi curiga dan kemudian menelepon polisi.

 

Di Los Angeles, Collins bekerja seperti biasanya. Saat sedang bekerja, ia melihat beberapa petugas polisi berbicara di dalam kantor Mr. Harris. Saat Collins mengawas dari jendela kaca yang transparan, Mr. Harris menunjuk pada Collins dan kemudian petugas polisi itu masuk dan bertemu Collins.

Kapten J.J. Jones, Lincoln Park bagian anak-anak datang dan menyapa Collins yang terlihat ketakutan dengan berbagai macam kemungkinan yang akan disampaikan oleh polisi itu.

6

“Kantorku mengawasi semua kasus anak yang lari dan hilang, termasuk anakmu, dan Dia masih hidup Mrs. Collins.” Jelas Jones dan itu membuat Collins senang, begitu juga rekan kerjanya yang mendengar berita itu. “Dia dijemput 2 hari lalu oleh polisi lokal di DeKalb, Illinois. Dia selamat dan tidak terluka. Dia ada di rombongan gelandangan. Kami mempunyai APB untuknya, tapi dia selamat.” Lanjut Jones lagi.

Mr. Harris dari kantornya melihat Collins dengan lega dan tersenyum. Rekan-rekan Collins datang dan memeluk Collins yang tidak mampu lagi menahan tangisnya, untuk ikut berbahagia dengan ditemukannya kembali Walter.

7

Collins yang masih saja menangis, berulang kali mengucapkan terima kasih pada petugas polisi dan merasa lega karena anaknya ditemukan masih hidup.

Collins datang bersama Kapten Jones untuk menjemput Walter di stasiun kereta. Disana mereka telah disambut hangat oleh para jurnalis yang menanyakan banyak hal pada Collins yang nanti akan dijawab setelah Collins bertemu dengan anaknya.

Collins diperkenalkan pada James Davis kepala polisi yang mengatakan kalau mereka mendapat tanggapan yang positif dari banyak jurnalis karena hal ini. Collins tidak fokus dengan apa yang dibicarakan oleh James Davis dan terburu-buru berlari ke arah kereta untuk melihat anaknya yang datang.

8

Mereka berdua memaklumi apa yang terjadi dengan wanita. Jones kemudian berlari untuk menyusul Collins yang sudah menyusuri gerbong untuk menemukan anaknya. Collins melihat seorang wanita dengan busana hitam datang bersama seorang anak kecil. Collins kemudian terhenti saat menatap anak itu.

10

Kapten Jones datang dan bertanya apakah Collins akan diam saja.

“Itu bukan anakku.” Jawab Collins yang kemudian membuat wanita yang bersama anak itu juga terkejut.  Kapten Jones bertanya apa yang baru saja dikatakan Collins, dan Collins mengulangi kalimat yang sama.

Kapten Jones mengatakan kalau Collins mungkin saja keliru. Walter telah melalui masa 5 bulan yang buruk yang memungkinkannya untuk kehilangan berat badan dan berubah secara fisik. Tapi tentu saja sebagai ibunya, Collins mengenal bagaimana Walter.

“Yang bisa kukatakan adalah kau terkejut karena dia berubah.” Kata Jones.

Jones kemudian bertanya pada anak itu untuk mengatakan siapa namanya. Anak itu menjawab kalau dia adalah Walter Collins. Collins terkejut bagaimana anak itu adalah Walter dan seolah masih memungkiri kalau dia adalah anaknya. Collins kemudian mengatakan kalau nama itu adalah nama yang umum.

Kapten Jones bertanya lagi pada anak itu dimana dia tinggal (alamat rumahnya). Anak bernama Walter itu menjawab kalau dia tinggal di 210 Avenue 23, Los Angeles, California dan dia mengatakan kalau Collins adalah ibunya lalu berlari dan memeluk Collins.

Collins terus menggeleng dan tidak mau mengakui kalau itu adalah anaknya. Kapten Jones memisahkan Walter dari Collins dan mengatakan kalau Collins sedang sekiti bimbang dan mereka semua sudah memperkirakan ini. Tapi Jones bilang, anak seumuran Walter memang berubah dengan sangat cepat. Mereka sudah lama menyelidikinya hingga akhirnya tidak dapat diragukan lagi kalau anak ini adalah Walter.

“Itu bukan Walter.” Ucap Collins lagi.

Kapten Jones melihat semua jurnalis sedang menunggu tidak jauh dari mereka. Ia kemudian mengatakan kalau Walter bukanlah seperti Walter yang diingatnya dan itulah juga yang mengharuskannya untuk membawa ke rumahnya untuk mencobanya (mencari tahu apakah dia benar-benar Walter atau bukan).

“Sekali dia akrab dengan lingkungannya, dan kau mempunyai waktu  untuk memulihkannya dari guncangan kondisinya yang berubah. Kau akan melihat bahwa ini adalah Waltermu. Sekarang aku berjanji padamu, aku bersumpah padamu, ini adalah anakmu. Jika kau mempunyai masalah apapun, kau bisa datang dan bicara padaku. Aku akan mengurusnya.” Kapten Jones terus meyakinkan Collins untuk percaya padanya dan mengatakan kalau anak itu tidak punya tempat untuk pulang.

Collins menyadari kalau dia sedang tidak berpikir jernih hingga akhirnya dia menyetujui apa yang diusulkan Kapten Jones. Para Jurnalis datang dan bertanya bagaimana perasaan Collins setelah bertemu dengan anaknya. Collins menjawab kalau apa yang dia rasakan sulit untuk dijelaskan. Kapten Jones menambahkan kalau Collins terguncang setelah cobaan berat yang dilaluinya, sedangkan anak yang bernama Walter merasa senang karena dia bisa kembali lagi ke rumahnya. James Davis kemudian mengucapkan terima kasih pada kepolisian DeKalb Country Sheriff yang terlah bekerja keras membantu mereka menemukan Walter. Para jurnalis kemudian meminta izin untuk mengambil foto dari Collins dan Walter. Collins merangkul Walter dengan ragu-ragu dan dengan senyum yang masih belum percaya kalau itu adalah anaknya.

11

Collins kembali dengan anak yang bernama Walter itu dengan mobil dari kepolisian. Anak itu tersenyum pada Collins yang sama sekali tidak membalas senyumnya.

Saat makan malam, Collins menemani Walter yang sedang makan sandwich. Collins menawarkan susu padanya tapi anak itu menjawab ‘tidak’, Collins menambahkan pada anak itu untuk mengatakan ‘terima kasih’ dan Walter mengulangi lagi ‘No, Thank you.” Setelah makan, Collins menyarankan Walter  untuk mandi karena seharian tadi dia pasti terkena asap kereta.

Collins sedang menyiapkan piyama tidur untuk Walter sampai dia mendengar Walter berteriak dari dalam kamar mandi. Collins lalu masuk dan menolong Walter untuk mandi saat dia melihat kalau Walter disunat. Collins tidak berkata apa-apa lagi dan memasangkan handuk pada Walter lalu menyuruhnya keluar.

Collins lalu menyuruh Walter berdiri pada tembok tempat dia selalu mengukur tinggi anaknya. Tinggi kedua anak itu memang berbeda. Collins menjelaskan pada Walter kalau terakhir kali ia mengukur anaknya dan tinggi mereka berbeda, anaknya lebih tinggi beberapa inch darinya.

12

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?” tanya Collins. Walter hanya menatap Collins dalam diam. Collins lalu menjauh darinya.

Pagi harinya Collins datang ke kantor polisi untuk bertemu dengan Kapten Jones dan terus mengatakan kalau Walter bukan anaknya. Collins mengatakan kalau anak itu mengaku-ngaku dan tidak tahu apa alasannya. Kapten Jones mengatakan kalau segala sesuatu bisa terjadi padanya. Collins mengatakan kalau Walter lebih pendek dari anaknya, karena dia mengukurnya dalam grafi. Kapten Jones membantah kalau kemungkinan Collins salah dalam melakukan pengukuran, tapi kemudian Collins mengatakan kembali kalau Walter disunat sedangkan anaknya tidak.

Semua staff kepolisian mendengar pembicaraan itu dan Kapten Jones mengajak Collins untuk masuk ke ruangannya. Kapten Jones mengatakan kalau bisa saja seseorang dalam gerombolan gelandangan melakukannya pada Walter saat 5 bulan dia hilang. Collins bertanya kenapa Kapten Jones tidak mau mendengarkan perkataannya.

Kapten Jones mengatakan kalau tidak ada kesalahan yang dilakukan kepolisian, dan Walter membutuhkan Collins sebagai ibunya untuk memulihkan keadaannya. Tapi lag-lagi Collins mengatakan kalau Walter bukanlah anaknya. Kapten Jones bicara padanya tentang Collins yang bisa menjadi seorang ibu yang baik dan dia memiliki gaji yang cukup untuk membesarkan Walter, tapi kenapa Collins ingin menghindari tanggung jawab itu.

“Aku tidak menghindar dari apapun! Sedikitnya tanggung jawabku, aku bahkan mengurus anak itu sekarang karena hanya aku yang dia punya! Yang menggangguku adalah bahwa kau berhenti mencari anakku!” bentak Collins.

Kapten Jones bertanya kenapa mereka harus mencari seseorang yang telah ditemukan. Collins menjawab dia belum menemukannya.

“Identitasnya telah diklarifikasi oleh pemikir terbaik di lapangan untuk mengidentifikasi anak, orang-orang tahu apa yang mereka lakukan.” Kata Kapten Jones.

13

“Dan aku tidak?” tanya Collins. Kapten Jones hanya diam dan kembali duduk di meja kerjanya. “Maafkan aku. Aku menghargai apapun yang telah dilakukan department kepolisian dan aku tahu betapa kerasnya kau bekerja. Aku sungguh-sungguh menghargai dan aku tidak mau membuat masalah. Aku hanya… Sudah terjadi kekeliruan dan aku memerlukan kau untuk membantuku memperbaikinya jadi aku bisa menemukan anakku sebelum terlambat. Tolong.” Kata Collins sambil menahan tangis.

Sekali lagi Collins meminta maaf karena dia telah emosi dan dia kemudian pergi dari ruangan Jones. Jones kemudian menelepon (sepertinya) sekretarisnya, Sara untuk menghubungi Dr. Tarr lewat telepon.

Di rumahnya, Dr. Tarr datang berkunjung setelah mengatakan kalau dia dikirim oleh Kapten Jones.

“Aku berkonsultasi dengannya dari waktu ke waktu dalam kasus anak-anak. Boleh aku masuk?” tanya Dr. Tarr saat ia tiba.

Collins menyambut Dr. Tarr dengan senang karena akhirnya Kapten Jones mempercayainya. Dr. Tarr kemudian menanyakan Walter yang segera keluar dan menemui mereka. Dr. Tarr memuji Walter yang sangat tampan dan mempunyai mata dan hidung yang sama dengan Collins. Collins lalu mengatakan kalau dia pikir Dr. Tarr datang untuk membantunya. Dr. Tarr membenarkan hal itu dan mengatakan kalau ia ingin membantu Collins dengan masalah ‘keibuannya’.

“Rasa keibuanku bukan untuknya karena dia bukan anakku.”

“Sekarang, pernyataan seperti itu akan sulit membantu rasa percaya diri sang anak. Kapten Jones mengatakan sesuatu mengenai perubahan tinggi badan?” tanya Dr. Tarr.

Collins menunjukkan tinggi badan Walter yang 3 inch lebih pendek dari anaknya. Dr. Tarr mengatakan kalau trauma akan berdampak dapat pertumbuhan anak-anak. Selama 5 bulan dalam keadaan stress, tulang punggungnya memungkinkan untuk menyusut, hal itu memang tidak mungkin tapi semua hal bisa saja terjadi. Saat Collins bertanya lagi mengenai sunat, Dr. Tarr menjawab kalau itu juga bisa terjadi karena si penculik bisa saja berpikir untuk melakukannya karena sunat terdengar higienis. Walter pasti sangat trauma dan itu yang menyebabkan dia kehilangan memorinya.

Collins bersikeras kalau dia adalah ibu dari Walter dan tentunya dia mengenal Walter dengan sangat baik. Tapi lagi-lagi Dr. Tarr berteori kalau Collins tidak bisa melihat Walter secara objektif dan Dr. Tarr bersedia untuk melakukan test objektifitas jika memang Collins mau.

Collins menelepon Kapten Jones untuk membicarakan tentang Walter. Dr. Tarr ternyata telah membawa Walter untuk berkeliling mengunjungi tetangga rumahnya untuk mencari tahu apakah itu Walter yang selama ini mereka kenal atau bukan, dan itu membuat Collins terlihat seperti seorang ibu yang tidak mengenal putranya sendiri. Kapten Jones mengatakan tidak apa-apa jika dia harus merasa malu karena itu. Tapi Collins mengatakan kalau dia tidak malu, karena masalahnya adalah Kapten Jones tengah membuang-buang waktunya untuk menemukan Walter, anaknya. Kapten Jones terus mengatakan kalau laporan itu sudah ditemukan, karena Walter sudah berada bersama Collins. Collins menerimanya dan dia meminta Kapten Jones untuk menyerahkan laporannya sehingga dia bisa membantah laporan itu (laporan bahwa Walter telah ditemukan).

14

Walter sudah selesai makan saat Collins juga selesai berbicara dengan Kapten Jones di telepon. Walter kemudian berpamitan untuk pergi ke kamarnya sebelum dia mengucapkan ‘selamat malam, ibu’ pada Collins. Collins yang mendengar itu kemudian melempar sebuah piring ke tembok dan berteriak pada Walter untuk tidak memanggilnya ‘ibu’ karena dia bukan ibunya.

“Aku ingin anakku kembali. Kau bukan dia. Kau bukan anakku! Aku ingin anakku kembali.” Begitu seterusnya Collins berteriak sambil menangis, pada Walter yang kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Saat Walter sedang tidur, Collins masuk ke kamarnya dan meminta maaf karena tadi dia telah berteriak pada anak itu. Collins mengatakan kalau Walter hanyalah seorang anak kecil yang bahkan tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.

“Tapi aku ingin kau mengerti bahwa anakku adalah hidupku. Tidak menjadi masalah apa yang polisi pikirkan dan dunia pikirkan, kau dan aku, kita berdua tahu kebenarannya kan? Kita berdua tahu bahwa kau bukan Walter. Kau harus mengatakan kepada mereka bahwa kau bukan anakku, jadi mereka dapat menemukan anakku. Tolonglah. Kita bisa bicara besok.” Kata Collins sambil menangis, lalu mengusap punggung Walter dan pergi keluar.

Pagi harinya, Collins mendapat telepon dari Gustav Briegleb, ketika 2 minggu Walter menghilang, pendeta ini ikut mendoakan Walter dan Christine Collins, juga mengkritik kinerja kepolisian. Gustav menanyakan sudahkan Collins membaca Times pagi itu, dan Collins menjawab belum. Gustav kemudian mengundang Collins untuk datang ke gereja untuk sarapan dan berbicara dengannya. Di dalam ruangan Gustav, Collins membaca sebuah koran.

“Perbuatan dari permintaan Departemen Polisi Los Angeles, Dr. Earl. W. Tarr spesialis anak, memeriksa Walter Collins untuk memutuskan penyebab kehilangan tinggi badan, pucat, bingung dan laporan kondisi diumumkan sejak kembalinya sang anak kepada ibunya senin lalu.” Kata Collins saat membaca koran sambil mondar-mandir di rungan Gustav.

Gustav menyela kalau apa yang telah dikatakan Dr. Tarr pada media adalah sesuatu yang buruk yang mana membuat semua orang meragukan keselamatan Walter padanya.  Collins melanjutkan membaca lagi.

“Aku menguji sang anak dengan seksama, kata Dr. Tarr. Dan jelas bahwa dia mempunyai sesuatu untuk diberitahukan. Aku yakin pada waktunya….”

Dan kalimatnya dilanjutkan pada Dr. Tarr yang sedang berbicara pada jurnalis, “….dia akan memberi cerita anak-anaknya dari segala kejadian, tapi belum, sampai dia memiliki keyakinan terhadap pendengarnya. Dan itulah yang kurang disini, kepercayaan dalam cerita anak-anak yang malang. Dari keseluruhan pengujianku, aku tidak menemukan apa-apa untuk membantah hasil penemuan dari LAPD.” Kata Dr. Tarr pada jumpa pers.

Di tempat Gustav, Collins bertanya mengapa kepolisian melakukan hal seperti ini. Gustav menjelaskan dengan panjang lebar bahwa LAPD menutupi kesalahan karena mereka telah membawa anak yang salah, dan dengan orang-orang yang membaca koran dengan menggunakan setengah dari otak mereka akan mempercayai itu, LAPD berharap bahwa tidak ada salah satu dari mereka yang mengetahui kekeliruan itu.

“Departement dikendalikan oleh kekerasan, peyalahgunaan, korupsi dan intimidasi. Ketika Chief Davis mengambil alih 2 tahun lalu, dia berkata…”

15

“Kami akan terus melawan penjahat bersenjata api di jalanan-jalanan Los Angeles. Aku menginginkan mereka dibawa mati, bukan hidup-hidup, dan aku akan menegur petugas siapapun yang menaruh iba kepada penjahat.” Katanya saat ia baru saja dilantik menjadi Kepala Kepolisian.

Gustav menerangkan kembali kalau James Davis memilih 50 orang dari polisi-polisi yang garang dalam kesatuan, memberi mereka senjata mesin dan izin untuk menembak siapapun yang menghalangi jalannya, yang dia panggil sebagai Gun Squad.

16

“Tidak ada pengacara, pengadilan, pertanyaan, suspensi, penyelidikan. Hanya tumpukan mayat-mayat. Mayat di rumah mati, rumah sakit, di sisi jalanan. Dan bukan karena LAPD ingin membersihkan kejahatan. Bukan. LAPD ingin membersihkan kompetisi. Mayor Cryer dan setengah dari kesatuan menerima uang, judi, prostitusi, selundupan, apapun itu. Karena sekali kau memberikan orang-orang kebebasan untuk melakukan apapun, seperti Tuhan menemukan di Taman Eden, mereka akan melakukan hal yang sama.”

Gustav menambahkan kalau Departemen kepolisian tidak mentoleransi perbedaan pendapat atau kontradiksi atau bahkan keadaan memalukan. Dan Mrs. Collins adalah orang yang memungkinkan mereka akan dipermalukan, sehingga mereka akan melakukan apapun dengan segala kekuatan untuk mendiskreditkannya. Gustav melihat banyak sekali hal seperti itu dan akhirnya ia memutuskan untuk bertemu Collins untuk membantunya melawan mereka jika memang Collins ingin melakukannya.

Collins berterima kasih pada pendeta Gustav tapi dia hanya ingin anaknya untuk kembali dan bukannya melakukan sebuah misi yang besar. Gustav meyakinkan Collins kalau banyak dari ibu-ibu yang menjadi korban dari semua kebijakan yang salah ini, dan jika Collins bisa membantu, Walter mungkin akan menjadi anak terakhir yang mengalami ketidakadilan ini. Collins mengangguk tanda ia mengerti.

Collins membawa Walter pergi ke dokter gigi. Saat pemeriksaan selesai, dokter mengakatan kalau 2 gigi Walter harus ditambal dan dia bisa mengatasinya. Dokter gigi itu mengatakan kalau Walter yang ini memiliki jaringan gigi dengan Walter anaknya. Collins mengatakan apakah hal itu bisa berubah sesuai dengan usianya, dan dokter menjelaskan kalau itu memang bisa terjadi dalam beberapa kasus, tapi jaringan di antara gigi Walter menghalangi itu terjadi kecuali jika dengan operasi, dan Walter yang sekarang ini, dokter bisa menjamin bahwa dia belum pernah dioperasi sebelumnya.

“Kau bersedia menulisnya secara resmi?” tanya Collins dan dokter itu bersedia memberikannya.

17

Collins juga membawa Walter untuk datang ke sekolah. Tanggapan yang dilontarkan oleh gurunya adalah Walter mengalami perubahan yang sangat besar dan kemudian bertanya pada Walter siapa namanya. Walter hanya menjawab kalau dia adalah seorang guru.

“Ya, dan guru mempunyai sebuah nama.” Kata gurunya lagi. Walter kemudian menjawab kalau dia mengenalnya tapi dia tidak ingat betul siapa namanya.

“Mrs. Fox. Sekarang, duduk di tempatmu.” Perintah gurunya.

Walter berjalan menuju kursinya. Saat dia duduk, teman-temannya menertawakannya. Mrs. Fox kemudian memberitahunya untuk duduk di tempatnya dan Walter seharusnya bisa mengingatnya dengan pasti, karena dia sudah duduk di kursi itu selama setahun. Walter berpindah dan duduk di kursi yang lain.

“Mrs. Collins, jika itu adalah anakmu, aku akan makan penggaris kayuku. Tidak hanya aku akan menulis, aku juga akan bersaksi di pengadilan, atau kepada President Calvin Coolidge sendiri jika diperlukan.” Ucap Mrs. Fox dengan yakin. Collins tersenyum dan berterima kasih padanya.

Di pagi hari yang hujan, Collins datang ke kanto polisi untuk mengajukan gugatan mengenai anaknya yang hilang dan belum ditemukan. Para jurnalis sudah menunggunya dengan memakai payung hitam. Collins memperkenalkan dirinya sebagai Christina Collins dan menceritakan kronologi menghilangnya Walter yang berusia 9 tahun yang hilang pada 10 Maret.

18

“Dalam 5 bulan penyelidikan, mengarah kepada anak yang dibawa ke Los Angeles dari DeKalb, Illinois. Mereka mengatakan padaku dan kalian semua anak ini adalah anakku. Dia bukan anakku. LAPD membuat kesalahan, dan itu alasan untuk perubahan yang diduga. Aku mempunyai surat-surat dari guru dan dokternya semua menegaskan dia bukan anakku. Aku akan mencetak kembali sekarang dan aku akan memberikan pada kalian besok. Aku sudah memberi LAPD kesempatan untuk mengakui kesalahan mereka dan mengulangi pencarian anakku. Semenjak mereka menolak untuk melakukannya, mereka memaksaku membawa kasus ini ke publik. Dan aku harap sekarang ini akan mendesak mereka untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai dan membawa anakku kembali. Terima kasih.” Katanya mengakhiri semua penjelasannya.

Seorang petugas kepolisian yang menyaksikan pengakuan Collins itu kemudian menelepon Kapten Jones sehingga Kapten Jones meminta anak buahnya untuk memanggil Collins ke kantornya. Collins datang bersama dengan Walter. Sebelum masuk, Collins sempat curiga dan bertanya kenapa mereka harus masuk melewati pintu belakang, petugas polisi itu hanya menjawab kalau itu adalah perintah Kapten Jones, karena di pintu depan telah penuh dengan wartawan.

Saat Kapten Jones memanggil Collins ke ruangannya, Walter dititipkan pada seorang wanita yang akan merawatnya. Jones lalu mengatakan kalau kepolisian mendapatkan sedikit masalah karena apa yang telah dilakukan Collins. Collins mengatakan bahwa dia tidak bermaksud seperti itu. Jones mengatakan kalau Collins memiliki masalah dengan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.

“Kau menikmati sebagai wanita bebas, kan? Kau menikmati tidak harus khawatir terhadap anak. Kau bisa pergi kemana kau ingin, melakukan yang kau ingin, menemui siapapun yang kau ingin. Tapi mereka menemukan anakmu, dan kami membawanya kembali. Dan sekarang dia menyusahkanmu. Itu sebabnya kau membuat rencana ini, untuk membuang dia ke negara bagian dan membuat negara bagian membesarkannya untukmu. Tidakkah itu benar?” tanya Jones yang langsung dibantah oleh Collins.

Jones bertanya bagaimana anak itu tahu kalau Collins adalah ibunya, dan bagaimana dia bisa berbohong. Collins juga tidak tahu dan dia hanya tahu kalau anak itu tengah berbohong. Jones bertanya lagi jika memang anak itu berbohong, lalu bagaimana dia dilatih.

“Kebohongan lahir dari kalian berdua. Kau adalah pembohong dan pembuat masalah, jika kau bertanya padaku, kau tidak punya urusan berjalan di jalanan-jalanan Los Angeles.” Ancam Jones.

Dia bertanya apakah Collins lalai ataukah dia yang terang-terangan gila? Jones juga menawarkan Collins untu bertemu dengan seseorang yang ahli dan memanggil seseorang bernama Maltron. Seorang wanita datang seolah mengepung jalan keluar untuk Collins.

19

“Mrs. Collins, kau masih bersikeras anak diluar sana bukan anakmu?” tanya Jones dan Collins mengakui hal yang sama.

Seorang petugas dan wanita tadi kemudian memegangi Collins dengan mengikat tangannya. Collins menolak, tapi Jones hanya berkata kalau Collins akan dirawat di rumah sakit jiwan Los Angeles Couty General.

Kapten Jones memberitakan pada pers mengenai Collins yang masih mengadukan anaknya yang hilang dan mengatakan kalau Collins menderita sakit jiwa, suka berkhayal dan paranoia yang mana bisa menjadi ancaman untuk dirinya dan juga anaknya. Jones mengatakan kalau mereka merekomendasikan Collins untuk dikirim ke rumah sakit jiwa sampai dia menjadi sehat kembali.

Setibanya di rumah sakit jiwa, wanita tadi mengatakan pada perawat kalau mereka mendapat kode ’12’ lagi. Collins dibersihkan oleh para perawat dengan menyiraminya dengan air (yang entah ini air panas atau dingin) yang bertekanan tinggi (yang mungkin saja bisa melukai tubuh siapapun yang terkena air ini). Collins berteriak-teriak meminta perawat itu untuk berhenti.

20

Dia menangis ketakutan saat salah seorang perawat kemudian datang menggunakan sarung tangan pada tangan kanannya dan menyuruh Collins untuk membentangkan kakinya. Sesuatu yang tidak seharusnya terjadi (saya tidak bisa menuliskannya disini). Saat diantarkan ke kamarnya, Collins sempat meminta pada perawat untuk berbicara pada pihak yang berwenang atau mendapatkan telepon, tapi perawat mengatakan kalau hak menelepon hanya akan didapatkan jika Collins berkelakuan baik. Collins akhirnya masuk ke dalam kamarnya bersama orang gila yang lain yang terus berteriak kalau ruangan itu adalah ruangan miliknya.

 

Seorang detektif mencari sebuah tempat bernama peternakan Northcott, di atas Wineville dan bertemu dengan seorang pria yang mobilnya mogok di tengah jalan. Detektif itu bertanya pada pria itu. Saat akan menjawab pertanyaan detektif itu, pria ini berjalan ke belakang mobilnya dan akan mengambil sebuah senapan panjang. Tapi kemudian ia berkata kalau detektif itu hanya perlu mengikuti jalan ke barat, sekitar 2 atau 3 mil lalu ke kanan lalu dia akan tiba di tempat itu.

21

“Apakah sesuatu terjadi disana?” tanya pria itu. Detektif hanya menjawab kalau itu hanyalah masalah anak-anak dan berterima kasih lalu pergi.

Detektif itu sampai di peternakan, ia berjalan mendekati sebuah rumah yang terlihat kosong. Ia melihat kapak yang tertancap pada sebuah kayu, melihat mesin pemotong kayu di halaman rumah itu, dan juga beberapa alat tukang lainnya disana. Detektif berteriak-teriak mencari seseorang tapi tidak menemukan siapapun disana. Sampai akhirnya seorang anak keluar dari sebuah gudang, tapi anak itu masuk dan mengunci pintu rumah saat detektif mengejarnya.

Detektif mendobrak pintu dan masuk. Dia menemukan lebih banyak alat tukan di dalam rumah, beserta pisau yang besar-besar. Ia melihat berkeliling dan menemukan sebuah foto tergantung di salah satu tembok. Anak itu tiba-tiba menyerang dari dalam lemari, tapi untungnya detektif itu berhasil melumpuhkannya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Detektif itu menjelaskan kalau anak itu harus segera kembali ke Kanada karena dia tidak bisa selamanya tinggal di LA. Anak itu sepertinya kebingungan seolah seharusnya ada alasan lain kenapa detektif itu menangkapnya.

Gustav bertanya pada asistennya (mungkin) apakah Collins masih belum memberikan kabar dan meminta asistennya untuk datang ke rumah Collins dan jika dia tidak ada di rumah, maka ia juga harus memeriksa pada tetangganya.

Gustav akhirnya memulai siarannya tanpa kehadiran Collins dan meminta maaf pada pendengarnya.

“Semenjak dia tidak disini untuk memberitahukan kita apa yang dia katakan pada wartawan pagi ini, aku akan mengisinya sebisa mungkin. Aku akan menceritakan kepada kalian apa yang terjadi, dan aku akan tetap memberitahukan kalian setiap malam, disini, sampai seseorang melakukan sesuatu mengenai ini.” Ucap Gustav dalam siarannya.

Di stasiun, pria yang tadi bertemu dengan detektif, datang untuk membeli tiket ke Kanada. Petugas tiket mengatakan kalau tidak ada kereta dengan tujuan sejauh itu pada malam ini, tapi dia bisa pergi dengan kereta ke Seattle. Pria itu langsung gugup saat seorang petugas polisi datang dan melewatinya.

Seorang perawat membuka pintu kamar Collins dan menyuruhnya sarapan dalam waktu setengah jam. Saat Collins akan makan, seorang wanita bernama Carol Dexter datang ke tempat duduknya dan menyuruhnya untuk makan supaya dia tetap terlihat normal. Collins bilang dia tidak lapar. Dexter bertanya apakah Collins datang kesana dengan kode 12, karena tindakan polisi. Dexter menjelaskan kalau pasti ada sesuatu yang serius sampai Collins ditempatkan disana. Collins menjawab kalau dia waras dan dia akan menjelaskan hal itu pada mereka.

22

“Bagaimana (caranya)? Semakinkau mencoba bertindak waras, kau mulai terlihat gila. Jika kau senyum terlalu banyak, kau berkhayal atau memaksa mencegah hysteria. Dan jika kau tidak tersenyum kau tertekan. Jika kau tetap netral, kau secara emosi tidak ada reaksi, berpotensi catatonic.” Jelas Dexter.

Collins mengatakan kalau Dexter sudah mengetahui banyak sekali. Dexter mengatakan kalau dia juga masuk dengan kode 12 sama sepertinya. Mereka ada disana dengan alasan yang sama: mengganggu polisi. Dexter menunjuk seorang wanita yang tidak makan dan hanya memegangi rambutnya, Dexter mengatakan kalau wanita itu memiliki seorang suami yang sering melakukan kekerasan padanya dan suaminya adalah seorang polisi. Ada lagi seorang wanita berambut pendek yang terlihat jauh lebih normal dari wanita sebelumnya, yang masuk kesana karena ia melaporkan polisi yang mematahkan kedua kaki adiknya, saat wanita itu memberitahukan hal itu pada media, saat itulah dia dikirimkan ke rumah sakit jiwa. Dan Dexter sendiri, dia adalah seorang ‘pekerja malam’ yang menghadapi pelanggan yang tidak mau berhenti mengganggunya, Dexter melaporkannya dan ternyata pria itu adalah seorang polisi.

“Semua orang tahu perempuan itu rapuh. Maksudku mereka semua mudah emosi, tidak logis, tidak ada yang terjadi di tingkat atas. Setiap kali mereka mengatakan sesuatu itu yang sedikit merepotkan. Mereka hanya menjadi sedikit gila. Jika kita gila, tidak ada yang mendengarkan kita. Maksudku, siapa yang ingin kau percaya, wanita gila yang mencoba menghancurkan integritas kesatuan atau petugas polisi?” tanya Dexter.

23

“Sekali mereka menempatkan kita disini, kita tutup mulut dan belajar bersikap, atau kita tidak pulang ke rumah, atau kita pulang ke rumah seperti itu.” Lanjut Dexter sambil melihat ke arah seorang wanita yang sangat kurus dengan rambut di kepala yang hampir botak dan didorong pada kursi roda oleh seorang perawat. Collins ketakutan dan hanya menutup wajahnya.

Anak laki-laki yang tadi dibawa oleh detektif sedang menunggu bersama dengan anak laki-laki yang lain. Dia melihat seorang anak yang gemuk yang sedang memukul-mukulkan penggaris ke pahanya. Saat dia melihat si gemuk melakukan itu, anak laki-laki itu, Sanford Clark, terbayang pada seorang pria yang berlumuran darah sedang mengayunkan kapak.

24

Clark akhirnya berteriak pada si gemuk untuk berhenti. Seorang petugas memanggil namanya dalam daftar absen dan mengatakan kalau Clark akan dideportasi kembali ke Kanada pada esok lusa. Petugas itu berharap agar Clark tidak lagi melewati perbatasan secara ilegal di masa depan. Clark meminta pada petugas itu untuk bertemu dengan detektif yang membawanya ke kantor polisi dan berkata kalau apa yang akan dikatakannya adalah sesuatu yang penting.

25

Di rumah sakit jiwa, Collins bekonsultasi (yang sebenarnya bukanlah konsultasi) pada Dr. Jonathan Steele. Dr. Steele menyambut Collins dan berharap kalau dia merasa nyaman saat dia tinggal bersama mereka. Collins menjawab kalau tinggal bersama mereka adalah hal yang menyenangkan. Dokter memeriksa laporan Collins, juga laporan darahnya. Collins menyebutkan nama test itu dan menjelaskan kalau tes itu dilakukan untuk memeriksa syphilis, karena itu berpengaruh pada pikiran.

Dr. Steele bertanya apakah dia marah pada seseorang yang menyuruhnya untuk memeriksa apakah Collins menderita syphilis atau tidak? Collins menjawab dengan tenang kalau dia tidak marah karena itu adalah sebuah prosedur yang standar. Collins mengatakan mungkin itu membuat tidak nyaman, tapi dia mengerti (ini mungkin test yang dilakukan oleh perawat yang menggunakan sarung tangan yang memeriksa Collins pada hari pertama dia masuk rumah sakit jiwa).

Dokter menuliskan beberapa catatan pada berkas milik Collins. “Berdasarkan berkasmu kau yakin bahwa polisi mengganti anak palsu sebagai anakmu.Collins masih yakin kalau itu bukanlah anaknya, dan anaknya yang sebenarnya masih belum ditemukan.

“Itu aneh karena aku punya artikel koran disini dengan fotomu di stasiun kereta, menyambut pulang anakmu. Apa itu fotomu?” tanya Dr. Steele dengan menunjukkan sebuah koran. Collins membenarkan itu. Dokter mengatakan apakah pertama kali melihatnya dia adalah anak Collins dan berikutnya adalah bukan.

“Apa ini sudah berlangsung dalam waktu yang lama? Orang berubah, menjadi sesuatu yang lain?” tanya dokter. Collins mengatakan kalau orang tidak berubah, tapi Dr. Steele mengatakan kalau dia hanya mau mengakui itu.

Collins mengatakan kalau polisi tidak menyiksanya dan melindunginya. Tapi Dr. Steele mengatakan yang sebaliknya karena saat Collins datang, dia telah mengatakan pada kepala perawat kalau polisi sengaja berkonspirasi untuk menghukumnya, jadi kepala perawat dan dokter juga berkonspirasi untuk menghukumnya atau Collins akan mengubah ceritanya.

“Apakah kau sering mempunyai masalah mengatakan kenyataan dari fantasi, Mrs. Collins?” tanya Dr. Steele. Collins kebingungan tapi dia tetap menjawab tidak.

Detektif datang dan menemui Clark dengan harapan bahwa apa yang dikatakan Clark adalah sesuatu yang benar-benar penting. Saat Detektif siap mendengarkan cerita Clark, Clark mulai bicara mengenai sepupunya, Gordon Northcott, yang merupakan pemilik dari peternakan dimana dia menemukan Clark.

“Dia bilang aku bisa tinggal disana dengan syarat aku mengawasi tempatnya ketika dia pergi, melakukan pekerjaan seperti itu. Aku pikir itu berarti aku bisa pergi kapanpun aku ingin.” Jelas Clark. Detektif bertanya apakah yang dimaksud Clark bahwa sepupunya mengurungnya, Clark membenarkan tapi detektif mengatakan bahwa dia berbohong karena saat detektif menemukannya, Clark bahkan berlarian bebas seperti jaybird.

Detektif mengira kalau Clark mengatakan hal ini karena dia ingin menutupi alasan mengapa dia berada disana secara ilegal. Clark membantah. Clark menjelaskan lagi kalau Northcott mengancamnya jika ia melarikan diri, maka Northcott akan membunuhnya. Clark mengatakan kalau detektif tidak tahu apa yang telah diperintahkan Northcott pada Clark.

“Baiklah mulai ceritakan dari awal. Apa yang dia perintahkan padamu?” tanya detektif.

26

Disini saya merasa apa yang akan dijelaskan oleh Clark adalah sesuatu yang benar-benar telah membebani dan membuatnya merasa bersalah.

 

 

Dengan ragu-ragu Clark mulai mengatakan, “Kami membunuh beberapa anak-anak.”

“Apa?” tanya detektif.

“Dengar, aku tidak bermaksud, aku bersumpah. Dia menyuruhku membantunya. Dia bilang jika aku tidak mau membantu, dia akan membunuhku juga. Dengar, kau harus menolongku, tolong. Aku sangat takut. Aku tidak ingin pergi ke neraka karena membunuh anak-anak.” Jelas Clark lagi yang tiba-tiba menjadi panik dan ketakutan.

“Anak-anak apa? Apa yang kau bicarakan?” tanya detektif.

“Aku tidak tahu. Aku tidak pernah tahu nama-nama mereka.”

“Nama-nama? Berapa banyak? Berapa banyak anak-anak?” tanya detektif lagi, kali ini dia mulai benar-benar menanggapi penjelasan Clark dengan serius.

“Semuanya?” tanya Clark yang kemudian mulai menghitung dan mengingat-ingat. “Sekitar 20, aku rasa.”

Detektif mengatakan kalau Clark berbohong, tapi Clark bersumpah kalau ia mengatakan yang sebenarnya.

“Kau mengatakan padaku bahwa kau telah membunuh 20 anak-anak?” tanya detektif seolah ingin meyakinkan dirinya lagi.

“Ya, kira-kira. Aku berhenti menghitung setelah beberapa saat. Gordon bilang mungkin 1 atau 2 orang melarikan diri. Tapi…”

“Tidak. Tidak ada yang bisa membunuh 20 anak-anak. Okay?” tanya detektif.

“Kami melakukannya. Kami melakukannya.”

Detektif bertanya bagaimana mereka melakukan itu semua. Clark menjelaskan kadang mereka membunuh 1 atau 2, terkadang juga 3. “Aku selalu tahu kapan kami siap untuk pergi. Membersihkan mobil. Memastikan bannya bagus. Memeriksa mesin. Karena dia takut mobilnya akan mogok dan kami kepergok. Kami selalu pergi ke arah yang berbeda setiap waktu, tidak pernah mendatangi bagian kota yang sama 2 kali. Kadang-kadang kami mengendarai berjam-jam.”

Bersama dengan penjelasan Clark, kita dibawa kembali pada saat Northcott dan dirinya memeriksa kendaraan dan kemudian pergi untuk mencari anak-anak. Di sebuah jalan, Northcott menemukan seorang anak sedang berjalan sendirian dan mengatakan kalau mereka sudah mencari anak itu sedari tadi dengan nada yang ramah.

27

“Dengar, teman-temanmu mengalami kecelakaan dan mereka mengirim kami untuk menemukanmu. Sekarang,mereka terluka parah. Polisi membawa mereka ke rumah sakit, tapi mereka tidak punya waktu untuk menemukanmu, jadi kami katakan kami akan melakukannya. Sekarang dengar, ayo masuk ke dalam. Kami harus membawamu ke rumah sakit jadi kau bisa menemui teman-temanmu.” Kata Northcott dan kemudian anak itu benar-benar masuk ke dalam mobilnya.

“Lihat, kebanyakan anak-anak tidak mau masuk ke dalam mobil bersama orang asing, tapi ketika dia mendapatkan anak disana itu membuatnya lebih mudah. Mereka akan melihat padaku dan mengatakan ‘Hey, jika dia selamat..aku rasa aku juga.’ Setiap kali mereka masuk ke dalam truk, aku ingin mati. Segera setelah sampai di peternakan, mereka dikurung di kandang.” Jelas Clark yang mulai menangis.

Pada flashback, Northcott masuk ke dalam kandang yang gelap dimana anak-anak itu dikurung bersama ayam-ayamnya. Seorang anak berteriak pada Northcott untuk tidak mendekatinya, tapi Northcott terus menerus berkata kalau dia tak akan menyakiti mereka.

“Suatu hari dia segera melakukan, di hari yang lain dia menunggu.  Mengambil beberapa anak lagi, sampai ada sekitar 4 atau 5.” Jelas Sanford lagi.

28

Detektif terus mendengarkan apa yang Clark jelaskan sampai ia lupa menghisap rokoknya.

Kembali ke flashback, Northcott akhirnya mengambil seorang anak secara paksa, membuat anak-anak lain berteriak dan menangis. Northcott berteriak pada Clark untuk mengawasi dan memindahkan 1 orang anak yang tadi dia bawa ke kandang yang lain. Clark kemudian melihat Northcott mengayunkan kapaknya. Itu membuat anak-anak berteriak makin kencang karena ketakutan, juga membuat abu pada rokok si detektif langsung jatuh ke lantai seolah ia juga menyaksikan kekejaman itu.

29

“Dia kadang-kadang pergi, hanya 1 atau 2 dari mereka yang hidup. Sedikit saja. Dia mengatakan ‘Habisi mereka, San. Habisi mereka atau aku akan menghabisimu.’ Dan aku melakukannya. Dan aku membunuh mereka. Dan aku melakukannya. Oh Tuhan. Aku membunuh mereka!” ucap Clark dan dia tak bisa mengatakan apa-apa lagi kecuali hanya menangis dan menutupi wajahnya pada meja.

Detektif menanyakan pada Clark apakah mungkin jika dia melihat wajah anak-anak itu dia akan bisa mengingat mereka. Clark berkata itu mungkin dan kemudian detektif memperlihatkan foto dari daftar anak-anak yang hilang. Clark melihat semua foto itu dan menyimpan daftar anak yang dikenalnya dengan yang tidak di sisi yang berbeda. Setelah memilah foto terakhir, Clark menangis dan terus meminta maaf. Detektif benar-benar terkejut dengan kesaksian Clark dan membuka satu persatu foto yang terdapat nama dan usia anak dalam foto itu di baliknya.

30

Salah satunya adalah Walter Collins, 9 tahun, Los Angeles. Detektif menanyakan pada Clark sekali lagi tentang foto Walter Collins yang masuk ke dalam daftar anak yang dikenalnya.

“Apakah kau yakin?” tanya detektif sambil memperlihatkan foto Walter.

“Aku yakin.” Jawab Clark setelah beberapa saat mengingat-ingat.

Detektif itu melaporkan semua informasi yang dia punya pada Jones yang menanggapi dengan mengatakan kalau Clark berbohong dan sedang mempermainkannya.

“Dia tahu dia dalam masalah, jadi dia datang dengan cerita bohong mengenai bagaimana dia dipaksa untuk tinggal di negara ini.” Bantah Jones.

Detektif menjelaskan kalau anak itu sangat ketakutan, tapi Jones membantah lagi kalau Walter Collins sudah ditemukan. Seorang wanita yang mungkin sekretarisnya tiba-tiba datang dan memberitahukan kalau pendeta Briegleb datang lagi untuk mencari Christine Collins.

“Kau bilang padanya untuk menjauh dari wilayah polisi, atau aku akan menahannya karena mengganggu kedamaian.” Kata Jones keras.

“Aku sudah coba. Dia bilang tidak mau pergi, dia atau teman-temannya.” Jelas wanita itu lagi.

Jones lalu melihat ke arah pintu dan terkejut mengetahui bahwa pendeta Briegleb ternyata datang bersama banyak orang. Dia melihat ke lantai bawah dan ternyata di bawah sana banyak orang sedang berdemo di tengah hujan untuk memprotes LAPD. Jones kemudian memerintahkan pada detektif Ybarra untuk tidak melakukan apapun kecuali kembali ke Los Angeles. Ybarra terus membantah dan mengatakan kalau menurut kebijakan polisi, kalau semua pernyataan pembunuhan harus diselidiki.

“Kebijakan polisi adalah apa yang aku katakan. Sekarang aku memerintahkanmu untuk kembali kesini bersama anak itu, kau mengerti? Kau jangan bicara pada siapapun dan bawa anak itu padaku. Kau mengerti? Tak seorangpun!” dan Jones menutup teleponnya untuk kemudian menemui pendeta Briegleb.

Tanpa basa basi, dan dengan kasarnya, pendeta langsung bertanya dimana keberadaan Christine Collins dan apa yang telah Jones lakukan kepadanya. Dia juga menyuruh Jones untuk tidak berbohong karena beberapa tetangganya melihat Collins dibawa dengan mobil polisi. Dengan entengnya Jones mengatakan Collins dirawat karena kerusakan mental, dan ia mendapatkan perawatan terbaik, lalu pergi begitu saja dari hadapan pendeta.

Di rumah sakit jiwa, Collins dipaksa untuk menerima obat. Collins terus menolak dan berlari untuk meminta tolong pada Dr. Steele. Collins mengatakan kalau tidak ada yang salah pada dirinya dan kerena itu dia tidak perlu menerima pengobatan apapun. Dr. Steele membenarkan itu dan Collins menjadi lega.

“Kau baik. Ya. Baik, maka kau seharusnya tidak mengalami kesulitan untuk menandatangani ini. Dengan menandatanganinya, kau menyatakan dirimu salah ketika kau menyatakan anak yang dikembalikan padamu oleh polisi bukan anakmu. Lebih lanjut menegaskan bahwa polisi benar mengirimmu kesini untuk mengawasi dan membebaskan mereka dari semua tanggung jawa. Tanda tangani.” Kata Dr. Steele seraya menyodorkan sebuah pena.

Collins menolak untuk tanda tangan. Kemudian Dr. Steele mengatakan kalau kondisi Collins tidak ada perbaikan. Jika Collins menandatangani surat itu, maka dia akan keluar dari sana esok pagi.

31

“Tapi aku tidak salah. Dia bukan anakku. Anakku masih hilang.” Bantah Collins.

Dr. Steele kemudian memanggil perawat dan meminta mereka untuk mengobati Collins karena Collins menjadi histeris karena terus menerus berteriak dengan mengatakan kalau anak yang dibawa oleh polisi bukanlah anaknya. Collins terus meronta-ronta dari para perawat yang terus mencekoki mulutnya dengan obat. Dexter berlari dan membantu Collins untuk bebas, tapi Dr. Steele datang dan menampar Dexter saat dua orang perawat memegangi tangannya. Dr. Steele memerintahkan pada semua orang untuk menjauh karena ini adalah urusan polisi.

“Kupikir kau sudah cukup bermasalah dengan hukum, menjadi pelacur?” hina Dr. Steele pada Dexter dan Dexter langsung menampar Dr. Steele.

Karena masalah itu, Dexter dikurung di kamar 18 karena dia telah menyerang anggota staff.

32

Dexter terus berteriak sementara Collins dimasukkan kembali ke dalam kamar. Perawat membaringkan Dexter di tempat tidur dengan peralatan penyiksaan dan sabuk pada badannya. Perawat juga menutup mulutnya dengan sebuah penyumpal, dan pelipisnya ditempeli sebuah penghantar listrik.

33

Dexter kemudian disetrum hingga dia pingsan. Collins melihat dari jendela di pintu kamarnya saat Dexter kemudian dipindahkan ke kamarnya. Dia merasa khawatir, Dexter telah dihukum karena membantunya.

Di kantornya, Ybarra masih mengamati foto-foto anak-anak yang diduga telah dibunuh oleh Northcott, terutama foto Walter Collins. Clark dikeluarkan dari sel oleh seorang petugas, ia terus memandangi Ybarra yang terlihat masih sangat bingung. Tapi akhirnya Ybarra membawa Clark dari petugas itu dan masih memerlukannya untuk tanya jawab. Ybarra kemudian memanggil 2 anak buahnya untuk membantunya, dan ia akan menjelaskan bantuan apa yang dia butuhnya saat mereka dalam perjalanan.

Di rumah sakit jiwa, Collins mengunjungi Dexter yang masih berbaring karena lemas. Collins mengatakan kalau seharusnya Dexter tidak menolongnya. Tapi dia mengatakan kalau dia hanya ingin melakukannya dan kemudian bercerita kalau dia telah kehilangan 2 bayi untuk menghindari dokter. Dexter tidak memiliki kesempatan untuk melawan, tapi Collins punya. Dengan kasar, Dexter mengutuk mereka semua (mungkin polisi dan pihak rumah sakit jiwa) tapi Collins mengatakan kalau tidak seharusnya Dexter mengatakan itu karena bahasa yang pantas diucapkan oleh seorang wanita terhormat.

“Hell. Ada waktunya untuk menggunakan bahasa yang benar.” Jelas Dexter.

Seorang perawat kemudian datang dan membentak Collins yang tidak seharusnya berada disana. Collins langsung pergi.

Dua buah mobil polisi datang ke areal peternakan milik Northcott. Ybarra dan 2 anak buahnya datang dengan membawa Clark. Setelah memeriksa gudang dan rumah dan memastikan semuanya aman, Ybarra menyuruh Clark untuk menggali kembali mayat anak-anak yang pernah dia kuburkan. Beberapa lama kemudian mereka semua terkejut dengan kerangka tulang anak kecil yang berasal dari tanah. Ybarra juga melihat itu dan memerintahkan semua anggota kepolisian dan olah TKP untuk datang, juga mengumumkan status buronan pada Gordon Stewart Northcott.

 

Besambung di Sinopsis : Film Changeling (2008) – Part 2

Sinopsis : Monster – Episode 6

Sinopsis : Monster – Episode 6

Dimulai dengan kilasan dari episode sebelumnya, Byun Il Jae mengatakan pada hakim di pengadilam kalau Oh Seung Deok telah disuap oleh pihak Geukdong Electronics, karena pihak Dodo menemukan bukti rekaman tentang Oh Seung Deok yang memalsukan kematiannya sendiri . Pengacara Kang membantah dan mengatakan kalau pihak Dodo tidak bisa membuktikan dan itu hanyalah sebuah spekulasi. Saat hakim memutuskan untuk menunda putusan sidangnya, Gi Tan CS bersama Oh Seung Deok dan Detektif Park datang.

1

“Aku memiliki bukti yang kau butuhkan. Pria ini, adalah Oh Seung Deok. Dia mungkin terlihat berbeda, tapi dia adalah Oh Seung Deok.” Seru Gi Tan pada hakim.

Byun Il Jae langsung meminta hakim untuk membiarkan Oh Seung Deok menjadi saksi, tapi Pengacara Kang menolaknya dengan alasan Oh Seung Deok belum dijadwalkan untuk menjadi saksi, jadi Pengacara Kang meminta waktu sebelum mosi berikutnya.

2

Saat hakim sedang berdiskusi, Gi Tan memberikan sebuah amplop berisi bukti ponsel Oh Seung Deok dan meminta Byun Il Jae untuk memeriksanya. Ia membuka handphone dan entah darimana di riwayat panggilan ponsel itu ada nomor Pengacara Kang, Byun Il Jae menelepon ke nomor itu, dan mendekat pada Pengacara Kang yang kebingungan. Byun Il Jae meminta Pengacara Kang untuk mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, ia kebingungan. Saat ia melirik ke arah Oh Seung Deok, Oh Seung Deok memberikan anggukan kecil yang membawanya pada flashback.

3

Pengacara Kang dan Oh Seung Deok bertemu. Seung Deok meminta Pengacara Kang untuk lebih hati-hati untuk tidak meninggalkan pesan teks pada ponselnya. Flashback end.

Di ruang sidang, karena melihat Pengacara Kang yang kebingungan dengan suara ponselnya, hakim juga ikut meminta Jaksa Penuntut Kang untuk membuka tasnya.

4

Setelah mengingat pertemuannya dengan Oh Seung Deok, Pengacara Kang terlihat lebih santai. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan menunjukkannya pada Byun Il Jae. Saat Byun Il Jae mematikan panggilan, dering ponsel Pengacara Kang juga ikut mati.

“Mengapa Oh Seung Deok menyimpan nomor ponsel jaksa penuntut?” tanya Byun Il Jae pada hakim (yang sebenarnya nggak usah juga dijawab oleh hakim, hahaha).

Pengacara Kang langsung bangkit dan mengatakan kalau semua yang sedang dibicarakan Byun Il Jae tidak bisa dijadikan sebagai bukti. Pengacara Kang tidak tahu kalau pria itu adalah Oh Seung Deok dan dia memang pernah berbicara dengan Han Cheol Min mengenai kasus yang lain.

“Dodo Group berspekulasi tentang sesuatu. Aku sedang dibuntuti sekarang.” Kata Byun Il Jae membacakan semua isi pesan teks dalam ponsel itu. Pengacara Kang dan Oh Seung Deok saling berpandangan kaget.

5

“Pergi bersembunyi di suatu tempat yang jauh untuk saat ini. Aku akan mencari satu tempat setelah ita selesai dengan persidangan. Ini adalah pesan teks antara Oh Seung Deok dan jaksa penuntut.” Byun Il Jae melanjutkan membaca pesan teks itu.

Oh Seung Deok membantah, mengatakan kalau dia tidak pernah mengirimkan pesan seperti itu. Byun Il Jae tidak peduli lagi dan memberikan ponsel itu sebagai barang bukti pada hakim. Pengacara Kang sudah sangat kesal dan kalah telak.

6

Do Gun Woo memandang pada Kang GI Tan, begitu juga Oh Soo Yeon yang merasa menang. Akhirnya hakim memutuskan kalau kasus sengketa paten telah selesai dan Group Dodo yang memenangkannya. Soo Yeon dan Gi Tan terlihat senang sampai mereka meloncat-lonjat dan berpelukan di ruang sidang. Begitu juga Soo Tak yang mencoba memeluk Sung Ae tapi Sung Ae tidak mau *hahaha*

Do Gun Woo dan timnya hanya diam dan merasa kesal. Gwang Woo bertepuk tangan karena Dodo berhasil memenangkan persidangan ini. Manager Moon akhirnya juga puas. Byun Il Jae memberikan senyumnya pada GI Tan seolah dia sedang berterima kasih tapi juga kebingungan bagaimana bisa Gi Tan memecahkan kasus ini.

7

Setelah usai sidang, Byun Il Jae bertemu Pengacara Kang dan mengatakan kalau Pengacara Kang dan Geukdong harus bersiap-siap karena mereka akan dikenakan denda atas tindakan kriminal mereka. Pengacara Kang langsung memandang Oh Seung Deok dengan kesal, tapi Seung Deok masih saja membantah kalau itu bukan dia yang mengirim pesan teks yang seperti itu.

Pengacara Kang menyebut Oh Seung Deok ebagai orang bodoh dan seharusnya ia langsung menghapus semua pesannya.

“Apakah kau mendapatkan pesan itu?” tanya Oh Seung Deok aneh. Byun Il Jae lalu memandang ke arah Kang Gi Tan.

Saat Oh Seung Deok dan Pengacara Kang pergi, Byun Il Jae bertanya pada GI Tan apakah dia yang mengirimkan pesan teks itu dan memang Gi Tan yang mengirimkannya. Flashback saat Kang Gi Tan masih di kantor polisi, saat detektif Park memberika daftar panggilan dari telepon Oh Seung Deok.

8

Gi Tan mengirimkan pesan-pesan pada semua nomor yang ada di riwayat panggilan Oh Seung Deok  dari ponsel Oh Seung Deok. Dan ternyata ponsel Pengacara Kang yang membalas pesan itu. Kang Gi Tan menjelaskan itu pada Byun Il Jae dan Byun Il Jae memuji Gi Tan yang luar biasa. Saat mereka sedang berbicara, Il Jae menerima telepon dari DO Gwang Woo yang mengatakan ingin menemui Kang Gi Tan. Di kantornya, Gwang Woo mengatakan pada Gi Tan untuk ‘jangan pernah berpikir untuk lepas dari pandanganku’ *uhhh*

Sekretaris Gwang Woo mengatakan kalau itu artinya Gwang Woo akan menjadi pelindungnya. Gi Tan berterima kasih pada Gwang Woo dan merasa sangat terhormat. Byun Il Jae hanya memandanginya.

9

 

Kang Gi Tan mengingat lagi saat bibinya memperkenalkan DO Gwang Woo pada Byun Il Jae saat upacara kematian orang tua Gi Tan. Bibinya dan Gwang Woo juga sempat membicarakan masalah investasi. Kemudia Gi Tan mengingat lagi saat Goo Joo Tae memberitahunya mengenai Group Dodo yang merencanakan sesuatu dengan Byun Il Jae untuk segera menyingkirkan Gi Tan.

“Sekarang Kang Gi Tan akan bekerja sebagai karyawan tetap disini.” Kata Gwang Woo. Il Jae mengingatkan kalau Gi Tan masih harus melewati sebuah pelatihan di luar negeri, tapi Gwang Woo mengatakan kalau itu tidaklah penting karena dia sudah menyelamatkan Dodo Group.

Seorang Direktur mengatakan kalau seleksi ini diawasi dengan sangat ketat oleh Ketua Do, tapi Gwang Woo mengatakan kalau Gi Tan toh nantinya juga akan lulus. Gwang Woo akhirnya mengalah dan menyemangati Gi Tan kalau dia akan lulus dengan nilai yang sangat baik. Direktur tadi meminta Byun Il Jae untuk menulis laporan dan surat permintaan maaf karena dia telah hampir ‘mencelakakan’ Group Dodo dalam persidangan. Gwang Woo memintanya untuk bekerja secara profesional dan tidak hanya membual (karena kan sebelumnya dia optimis kalau Dodo akan menang dalam persidangan dengan strategi yang dia buat).

“Apakah kau bekerja dengan mulutmu? Memangnya kau seekor burung pelatuk?” tanya Gwang Woo. Il Jae manyun manyun tidak suka dengan hinaan DO Gwang Woo.

10

Kang Gi Tan yang melihat itu lalu mengambil kesempatan untuk membela Byun IL Jae.

“Strategi yang kita gunakan untuk menangkap Oh Seung Deok berdasarkan perintah Direktur Byun.” Kata Kang Gi Tan.

Il Jae langsung kaget. Gwang Woo bertanya pada Gi Tan apakah hal itu benar, sementara Direktur yang satu lagi (yang belum tahu siapa namanya) melirik kaget pada Il Jae. Gwang Woo beralih dan bertanya langsung pada Byun Il Jae. Tapi Byun Il Jae hanya menjawab kalau ia akan menulisakan rinciannya dalam laporannya.

Gwang Woo meminta Il Jae untuk melupakannya dan menegur kenapa Il Jae tidak mengatakan hal itu sebelumnya (makanya dia jadi harus marah-marah).

11

Usai meeting, Byun Il Jae memanggil Kang Gi Tan. Dia bertanya banyak pada Gi Tan tentang motif kenapa dia mengatakan hal yang seperti itu pada Do Gwang Woo dan jangan berharap kalau dia akan berterima kasih pada Kang GI Tan karena telah berbohong untuknya. Gi Tan mengatakan kalau ia ingin bekerja di bawah Byun Il Jae karena ia percaya kalau dia tidak akan membuang masa mudanya dengan bekerja untuk Byun Il Jae. Byun Il Jae mengatakan kalau Gi Tan harus menyelesaikan misi terakhir dan berharap GI Tan akan menjadi yang terbaik. Gi Tan mengatakan kalau ia akan melakukan yang terbaik.

Pada evaluasi nilai personal, Kang GI Tan berada di urutan pertama, Yoo Sung Ae di urutan kedua, Do Gun Woo urutan ketiga. Soo Yeon, Nan Jeong dan Soo Tak juga terlihat senang. Manager Moon mengumumkan kalau delapan terbaik yang akan dikirim untuk pelatihan diluar negeri. Mereka diharuskan untuk bertemu di Lounge bandara pada hari ini. Gi Tan dan Gun Woo saling bertatapan seolah mereka akan memulai lagi persaingan mereka. Sung Ae menatap Gi Tan seperti mencurigai sesuatu tapi kemudian ia pergi saat Gi Tan memandanginya.

12

Di sarana olahraga, Sung Ae berlari di atas treadmill. Atasannya kemudian datang dan berlari di sebelahnya. Dia bertanya kapan Sung Ae akan dikirim untuk pelatihan di luar negeri. Setelah menjawab, Sung Ae lalu bertanya apakah atasannya telah mencari tahu latar belakang Kang GI Tan, karena Sung Ae mencurigai Gi Tan yang terlihat seperti seorang yang profesional.

“Badan Intelijen Nasional mengirimmu untuk mencari tahu. Tulis laporan tentang semua yang kau ketahui.” kata atasannya dan ia pun pergi meninggalkan Sung Ae yang kesal.

13

 

Byun Il Jae mendatangi Gun Woo yang sedang minum. Gun Woo yang sepertinya sudah mabuk lalu bertanya apakah Kang Gi Tan sudah bertemu dengan Ketua, Byun Il Jae malah bertanya balik apakah hal itu mengganggu Do Gun Woo.

“Aku tidak ingin menemuinya, tapi aku merasa tidak baik jika Kang Gi Tan telah bertemu dengannya.” Kata Gun Woo.

Byun Il Jae mengatakan kalau Gun Woo tidak perlu kecewa. Tapi Gun Woo tidak sedang kecewa dan malah merasa kalau semuanya semakin menarik dan dia akan benar-benar mengalahkan Kang GI Tan.

14

Gi Tan sedang mendonorkan darahnya untuk penelitian vaksin. Ia meminta Chae Ryung untuk meneliti latar belakang Do Gun Woo. Bagaimana Gun Woo hidup di Amerika dan menemukan apapun yang bisa Chae Ryung dapatkan mengenai dia. GI Tan ingin tahu kenapa Gun Woo memihak pada Byun Il Jae.

“Kau memberi kami darahmu yang berharga, kami harus melakukan apa yang kau katakan.” Kata Chae Ryung menuruti perintah GI Tan.

Delapan besar peserta sudah sampai di Hainan untuk pelatihan mereka. Kim Hae Il dan Soo Tak berada dalam satu kamar. Park Soo Hee (anak direktur Dodo yang sombong itu) dan Hong Nan Jeong juga berada dalam satu kamar, Soo Yeon dan Sung Ae satu kamar dan tentu saja sisanya adalah Gi Tan dan Gun Woo.

Gi Tan akan protes tapi Gun Woo yang lebih dulu meminta ganti teman satu kamarnya, sedangkan Soo Hee juga ingin memakai kamar sendirian dan akan membayar selisihnya. Manager Moon langsung marah-marah dan mengingatkan mereka kalau mereka kesini bukan untuk berlibur. Mereka semua belum diterima dan hanya 5 dari mereka yang akan diterima. Instruktur Mo memberitahu mereka untuk bangun jam 6 besok pagi sambil membagikan kunci kamar untuk masing-masing dari mereka.

“Aku adalah orang yang sensitif, jadi kau harus berhati-hati.” Kata Gun Woo.

“Apakah aku sudah memberitahumu kalau aku berjalan sambil tidur? Aku mungkin akan mencekikmu. Jangan membuatku marah jika kau tidak ingin mati.” Balas Gi Tan tak kalah sengit.

15

Di kamarnya, Soo Yeon merasa senang karena dia berada di tempat mewah seperti hotel itu. Dia bertanya-tanya apakah dirinya sedang bermimpi. Soo Yeon berjalan ke balcon dan merasakan udara yang sejuk dari sana, apalagi view citylight yang benar-benar menakjubkan. Saat Soo Yeon mencoba ranjang tempat tidurnya, ia berkata pada Sung Ae yang tengah mencoba untuk tidur bahwa dia senang bekerja untuk perusahaan yang besar dan bisa merasakan tempat yang mewah. Sung Ae masih mencoba tidur dan hanya menyuruh Soo Yeon untuk segera tidur.

“Ini akan bagus sekali kalau adikku ada disini.” Gumam Soo Yeon. Lalu dia bangun lagi dan bertanya pada Sung Ae apakah ia memiliki seorang adik atau kakak laki-laki. “Setelah kuingat-ingat, kau tidak pernah membicarakan dirimu sendiri.”

Sung Ae langsung membuka matanya dan mendelik marah pada Soo Yeon. Soo Yeon lalu minta maaf dan berkata kalau dia akan pergi tidur.

16

Gun Woo dan Gi Tan berdebat tentang lampu. Gi Tan tidak bisa tidur kalau lampunya mati sedangkan Gun Woo sebaliknya. Tapi Gun Woo tidak peduli dan mematikan lampu. Saat ia mencoba tidur, lampu menyala dan Gi Tan sudah duduk di tempat tidurnya dengan wajah yang menyeramkan sampai Gun Woo kaget. Hahaha.

“Aku benci suasana gelap karena aku memiliki trauma. Jangan pernah membuatku marah.” Kata Gi Tan.

“Ingatlah semua yang telah kau lakukan kepadaku sejauh ini. Aku akan memastikan aku akan membalasmu.” Balas Gun Woo akhirnya mengalah dan mengambil sebuah penutup mata (bukannya daritadi hahaha). Mereka tidur dan saling membelakangi.

17

Saat pagi tiba, Gi Tan senyum-senyum sendiri seolah ia memeluk seseorang yang disukainya. Saat ia membuka mata ia malah melihat Do Gun Woo di depannya. Posisi tidur mereka berubah dan kemudian mereka saling meneriaki satu sama lain.

Semua peserta jogging di pagi hari. Manager Moon mengizinkan mereka melakukan apapun di pagi hari ini dan berkumpul pada jam 2 siang nanti. Mereka semua senang dan menghabiskan waktu dengan bermain voli pantai, bermain seluncur air di kolam renang dan berjalan-jalan.

Park Soo Hee yang tidak suka dengan Oh Soo Yeon lalu berkata pada Yoo Sung Ae kalau Soo Yeon itu miskin sekali karena dia tidak pernah naik pesawat dan pergi keluar negeri. GI Tan dan Gun Woo juga mendengarkan itu. Sung Ae diam saja tidak menjawab Soo Hee. Soo Hee yang melihat Gun Woo lalu mengajak Gun Woo berfoto dengan selfie sticknya tapi Gun Woo malah merasa malu dengannya dan pergi. Kang GI Tan menabrak Soo Hee dengan sengaja sampai Soo Hee berteriak.

“Maaf karena aku miskin.” Kata Gi Tan padanya. Soo Hee jadi semakin kesal.

18

Dalam pertemuan, mereka semua diberikan semua file daftar semua pengusaha yang ada di Cina. Pelatihan kali ini adalah untuk menguji kemampuan berbisnis internasional mereka. Mereka akan memilih produk yang dibuat Group Dodo dan kemudian menjualnya pada pengusaha yang mereka pilih. Instruktur Mo kemudia mengatakan pada mereka kalau akan ada sebuah pesta dansa dimana semua aktifitas bisnis akan dilakukan disana dan mereka akan berlatih dansa. Semua peserta wanita maju dan memilih partner bedansa mereka. Soo Yeon memilih Gi Tan yang sebelumnya mengatakan untuk tidak terus menerus mengikutinya, tapi Soo Yeon mengatakan kalau dia tidak ingin memilih Gun Woo dan merusak segalanya. Hahaha.

19

“Ada berbagai senjata yang dilakukan saat berbisnis. Dan menari adalah strategi yang paling efektif untuk merusak kewaspadaan lawan.” Kata Manager Moon di tengah latihan dansa mereka.

Oh Soo Yeon hampir jatuh saat berdansa. Instruktur Mo lalu mengoreksi gerakan Soo Yeon dan membenarkannya.

“Jika kau menghalangiku untuk mendapatkan hadiah dari ketua, kau akan menanggungnya.” Ancam Gi Tan.

“Uang itu milikku, jadi jangan bermimpi mendapatkannya.” Balas Soo Yeon di tengah latihan mereka.

Do Gun Woo yang sedang berlatih bersama Sung Ae malah terus menerus melihat ke arah Gi Tan dan Soo Yeon. Sung Ae menegurnya dan menyuruhnya untuk fokus. Instruktur Mo mengatakan untuk berganti pasangan, dan kali ini Soo Yeon berdansa dengan Gun Woo. Gun Woo menduga kalau Soo Yeon berpikir bahwa Gi Tan akan mengalahkannya. Tapi Soo Yeon membenarkan karena Gi Tan telah mengalahkannya dalam misi terakhir.

20

“Bagaimana jika aku menang?” tanya Gun Woo.

“Kau tidak akan bisa mengalahkan dia.” Jawab Soo Yeon.

“Apa yang akan kau lakukan jika aku mengalahkan dia?” tanya Gun Woo lagi dan Soo Yeon menjawab dengan kalimat yang sama.

Gun Woo lalu mengajaknya untuk bertaruh. Ia mengatakan 1000 dolar, Soo Yeon tidak mau. Gun Woo menaikkan taruhannya sampai 4000 dolar dan Soo Yeon menyuruhnya untuk bangun (dari mimpinya). Soo Yeon menantang kalau ia berani bertaruh untuk 100.000 dolar. Gun Woo mengatakan dia sudah gila. Soo Yeon menantang apakah Gun Woo takut dan jika memang takut maka mereka harus melupakannya.

Gun Woo akhirnya menyetujui taruhan itu. Soo Yeon mengejeknya kalau Gun Woo akan tinggal di rumah sewa yang murah karena dia yang akan menang. Jika Gun Woo tidak bisa membayarnya, dia harus menjadi budak Oh Soo Yeon. Gun Woo mengatakan kalau hal itu terdengar lebih menarik lagi. Dan begitu seterusnya mereka berdebat sambil berlatih dansa.

21

Sama seperti Gun Woo sebelumnya, Gi Tan juga terus menerus melihat ke arah Soo Yeon yang sedang berdansa dengan Gun Woo. Sung Ae menegurnya juga.Tapi Gi Tan kemudian melihat ke arah Sung Ae dan mengatakan kalau dia sedang fokus.

Pada malam hari, sebuah faximille datang kemudian seluruh telepon yang ada di setiap meja berdering. Lampu ruangan menyala dan seseorang mengangkat telepon. Ia kemudian kaget dan mendapatkan berita mengenai obat palsu.

Pagi harinya pemberitaan mengenai obat generik Cina sudah sudah tayang. Obat generik Cina itu sudah menyebar luas di pasar sedangkan jumlah ekspor dari Dodo Pharmaceutical sudah menurun. Dan semua pemberitaan itu membuat saham Dodo menurun.

22

Ketua Do menonton pemberitaan itu di  ruangan meeting beserta para direksi. Ia kemudia melempar remote dan bertanya siapa yang bertanggung jawab  untuk masalah itu. Gwang Woo menjawab kalau mereka sedang menyelidikinya. Ketua Do bertanya butuh berapa lama, apakah mereka akan menunggu Dodo bangkrut baru menemukan siapa pelakunya. Gwang Woo meminta maaf . Ketua Do tidak ingin permintaan maaf dan hanya ingin tahu siapa yang melakukannya.

Saat Ketua Do meminta pil untuk penyakitnya, Byun Il Jae datang dan memberitahu kalau ia sudah menemukan pelakunya yang adalah seorang pria yang bernama Michael Chang yang ada di Hainan, Cina. Salah satu direktur mengetahui kalau Michael Chang adalah seorang pengedar obat palsu yang keberadaannya sangat sulit ditemukan, bahkan pihak Cina sendiri sulit untuk menemukan bukti untuk menangkapnya. Byun Il Jae mengatakan ia akan membentuk tim dan mengirimkannya ke Hainan. Gwang Woo ngomel-ngomel dan mengatakan kalau dia sendiri yang akan pergi ke Hainan.

23

 

Tapi sayangnya Ketua Do tidak mempercayainya dan mengizinkan Byun Il Jae untuk pergi bersama tim yang akan dibentuknya. Ketua DO juga ingat kalau Moon Tae Gwang juga sedang berada di Cina, juga Kang Gi Tan, Ketua Do menilai kalau Gi Tan terlihat lebih baik daripada tim SPD mereka. Ketua Do meminta Il Jae untuk mengerjakan misi ini bersama-sama dengan Moon Tae Gwang.

Di Cina, Moon Tae Gwang dan peserta pelatihan sedang membahas tentang latar belakang Michael Chang (yang ganteng abis).

24

“Dengan dana ilegal yang dia dapatkan dari obat palsu, dia membeli hotel, real estate dan bahkan kasino.” Jelas Manager Moon. “Dia terkenal di Cina karena bisa mendapatkan kekayaan dengan sangat cepat.”

Gi Tan melihat video yang diputarkan dan mengenal Michael Chang. Dia dan Chae Ryung pernah melihat Michael Chang yang sedang bertarung (atau pertandingan boxing ya?).

25

 

Saat itu Chae Ryung menjelaskan kalau Michael Chang mendominasi dunia bawah tanah Hainan hanya dalam setahun dan langsung pergi ke Cina daratan. Chae Ryung menjelaskan kalau Michael Chang adalah seorang yang sangat menakutkan, jadi sebaiknya Gi Tan tidak perlu berurusan dengannya. Gi Tan dan Chae Ryung sama-sama melihat kemampuan Michael dalam bertarunghingga dia memenangkan pertarungan itu. Flashback end.

Manager Moon masih menjelaskan. Tidak ada banyak informasi yang bisa diakses mengenai Michael Chang. Sebagian besar hanya tahu kalau Michael mahir berbicara bahasa Cina, Jepang, Inggris dan Korea. Michael juga seorang playboy yang terkenal memiliki skandal dengan banyak aktris Cina (yaiyalah ganteng gitu).

“Dan yang terakhir, kita tahu bahwa dia sangat kaya.” Tambah Manager Moon.

Nan Jeong berbisik pada Soo Hee kalau Michael Chang adalah seorang yang tampan, tapi Soo Hee menyayangkan kalau Michael adalah seorang penjahat. Pemerintah Cina sudah mencoba untuk menyelidikinya tapi mereka tidak bisa menemukan letak pabriknya dan gagal menangkapnya, sedangkan tugas mereka adalah untuk mencari tahu pabrik dimana obat palsu itu dibuat.

Sung Ae bertanya tentang rencana spesifik apa yang bisa mereka gunakan. Manager Moon menjelaskan kalau mereka memiliki dua strategi; yang pertama adalah memasang lonceng di leher kucing atau menggunakan sesuatu yang oleh orang Cina dianggap sangat penting, hubungan.

“Kita akan menggunakan hubungan, juga disebut ‘Guanxi’, untuk mendekatinya.” Kata Manager Moon.

Soo Yeon bertanya bagaimana mereka bisa memasangkan lonceng pada Michael. Kita lalu diperlihatkan kamar ganti Michael Chang dimana jas, jam tangan mahal, dan pin dasi yang terlihat mahal.

26

“Michael selalu memakai pin yang sama pada dasinya.” Manager Moon memiliki satu pin yang sama dengan yang dimiliki Michael yang di dalamnya terdapat peralatan khusus dengan camera. “Yang perlu kita lakukan adalah menukar pin ini dengan yang dia pakai.”

Soo Tak bertanya bagaimana dengan ‘Guanxi’. Manager Moon menjelaskan kalau Michael suka bermain mahjong. Dia juga sangat kompetitif dan akan menantang siapapun yang bermain dengan baik sampai dia menang.

“Seseorang yang labih berbakat bermain mahjong dibandingkan Michael akan bisa mendekat kepadanya.” Pikir Gun Woo.

Manager Moon membenarkan dan mengatakan kalau setelah itu mereka bisa menjadi mitra dalam membuat obat untuk menemukan pabriknya. Instruktur Mo gantian berbicara dan memberi tahu peserta kalau Michael Chang diundang ke sebuah pesta yang diadakan konsulat mereka malam ini dan karena agen SPD Dodo baru akan datang besok, jadi mereka yang akan menghadiri pesta itu malam ini. Beberapa orang kaget tapi ini adalah perintah dari ketua dan siapa yang berhasil dalam misi ini maka dia akan menjadi kandidat final.

27

 

28

Semua peserta terlihat sedang bersiap-siap. Gun Woo mengatakan pada Gi Tan untuk tidak berusaha  terlalu keras karena Gun Woo tidak akan membiarkannya menang kali ini. Gi Tan malah menyebut Gun Woo sebagai seorang pecundang.

29

Datang-datang, Soo Yeon dengan riasan yang aneh, juga gaun yang aneh langsung menyita tawa peserta yang lain. Soo Yeon mendekati Gi Tan dan bagaimana penampilannya.

“Aku ingin mati.” Kata Gi Tan. Hahaha.

“Aku mengambil yang paling mahal dari semuanya.” Kata Soo Yeon.

“Wow. Kau benar-benar menonjol, Soo Yeon.” Ledek Gun Woo.

30

Datang Sung Ae yang langsung menyita perhatian Soo Tak dengan gaun  hitamnya. Gun Woo langsung menyimpulkan kalau Gi Tan kalah.

Tanpa bicara apapun, Gi Tan menari pergi Soo Yeon ke ruang ganti dan marah-marah kalau Soo Yeon tidak pernah pergi kencan. Gi Tan menyuruhnya melepaskan bunga-bunga di atas kepalanya, dan merobek beberapa bagian dari gaunnya.

“Ini baru lebih terlihat seperti gaun. Yang kau pakai tadi adalah karung.” Kata Gi Tan sambil menyuruh Soo Yeon bercermin.

Gi Tan juga memberitahu dandanan Soo Yeon sangat berantakan dan akan membersihkan beberapa sisi make upnya. Soo Yeon sempat menolak tapi akhirnya dia bersedia walaupun dia malah menjadi canggung dengan Gi Tan yang memegang wajah dan bibirnya.

31

 

32

“Sekarang kau terlihat pantas.” Katanya.

“Sebaiknya aku tidak terlihat mengerikan.” Kata Soo Yeon.

“Percayalah padaku.” Jawab Gi Tan.

“Kau adalah orang terakhir yang bisa aku percaya.” Kata Soo Yeon jaim.

Ini adegan seharusnya romantis nih. Hahaha. Tapi cukup apalagi dengan sountrack lagunya Zia. Gi Tan masih belum cukup puas dan masih merasa harus melakukan sesuatu dengan rambut Soo Yeon, Gi Tan lalu mengacak-acak (dengan lembut) rambut Soo Yeon yang keriting-keriting gimanaa gitu. Gemes deh hahaha.

33

Soo Yeon dan Gi Tan datang sedikit terlambat dibanding dengan peserta yang lain. Gun Woo kaget melihat perubahan dandanan Soo Yeon, apalagi Soo Tak yang bahkan bertanya apakah Soo Yeon selalu terlihat cantik seperti itu.

Manager Moon memulai membagikan tugas pada mereka semua dan bertanya siapa yang bisa bermain mahjong. Gun Woo dan Gi Tan. Gun Woo memenangkan kompetisi mahjong secara online sedangkan Gi Tan belajar kepada seorang ahli dari Cina. Dan terpilihlah mereka berdua untuk bermain melawan Michael Chang.

Oh Soo Yeon dan Yoo Sung Ae mendapat tugas untuk memasangkan lonceng pada kucing. Masing-masing dari mereka diberikan pin dasi yang sama yang sebelumnya dijelaskan kalau terdapat camera didalamnya. Manager Moon berpesan kalau salah satu di antara mereka harus ada yang berhasil.

34

Saat sarapan, Hwang Ji Soo mengatakan kalau pamannya sangat kejam karena mengirim Byun Il Jae setelah sidang. Tapi Byun Il Jae mengatakan kalau pekerjaan ini penting, jadi dia sendiri yang menawarkan diri. Byun Il Jae lalu bertanya pada ayah mertuanya yang terlihat terganggu oleh sesuatu dalam pikirannya.

“Apa kau tahu anggota kongres Park Soo Jong yang baru-baru ini meninggal karena serangan jantung?” tanya Hwang Jae Man. Byun IL Jae merasa kasihan karena Park Soo Jong masih muda. “Akan ada pemilihan untuk mengisi posisinya, dan aku perlu untuk memilih seorang kandidat. Terlalu banyak orang yang berminat.” Jelas Hwang Jae Man.

Byun Il Jae mengatakan kalau itu sudah tidak aneh. Tapi partai Hwang Jae Man adalah yang disukai oleh konstituen, jadi siapapun calonnya maka itu akan menang. Tapi Hwang Jae Man mengatakan kalau tidak ada kandidat yang satu frekuensi dengannya jadi dia akan dipusingkan dengan masalah seperti itu. Hwang Ji Soo mencalonkan diri, membuat ayah dan suaminya terkejut.

35

 

“Kau tahu itu adalah impianku sejak aku masih kecil. Aku seorang profesor dari perguruan tinggi dan putri dari perwakilan partai.” Jelas Ji Soo.

Byun Il Jae sepertinya ingin mencegah Ji Soo tapi ternyata ayahnya mendukungnya dan itu akan menjadi langkah yang ideal, apalagi Hwang Jae Man akan mendapatkan banyak keuntungan. Hwang Ji Soo senang karena ayahnya akan mencalonkan dirinya dan dia pasti akan bisa melakukan yang terbaik. Di tengah makan, Ketua Do menelpon Hwang Jae Man dan sepertinya dia meminta untuk bertemu.

Hwang Jae Man datang ke rumah Ketua Do yang ternyata juga memiliki tamu yang adalah anggota Kongres. Hwang Jae Man sepertinya mengenal pria itu dan terlihat mereka tidak memiliki hubungan yang baik. Tapi Ketua Do begitu ramah padanya dan mengatakan kalau mereka harus lebih sering bertemu.

Ternyata Ketua Do meminta Hwang Jae Man untuk mencalonkan anak dari anggota Kongres Jang (pria yang tadi) sebagai calon dalam pemilihan. Ketua Do menjelaskan kalau dia ingin Shin Young (anak perempuannya) menikah dengan anak dari anggota Kongres Jang.

36

 

“Apa kau mengatakan kalau kalian berdua akan menjadi besan?” tanya Hwang.

Ketua Do bertanya pada Tuan Gong yang memberitahu kalau Shin Young pulang pada tanggal 8 bulan depan dan meminta Hwang untuk mencalonkan anak dari Kongres Jang sebelum itu.

“Aku dan Jang Sam Sik kurang akrab. Kau juga sangat tahu. Haruskah kau melakukannya sampai sejauh ini hanya untuk mengawasiku? Aku bisa dengan bangga mengatakan bahwa aku tidak pernah membantah keinginanmu. Aku menghargaimu jika kau akan mendukungku sekali sekali…” kata Hwang tapi kemudian Ketua Do menimpali.

“Apa kau berpikir bahwa kau sangat hebat sampai aku harus melakukan sesuatu untuk mengawasimu? Aku mungkin tidak cukup kuat untuk menjadikan seseorang presiden, tapi jika aku memutuskan untuk melakukannya aku bisa merusak peluang dari seorang calon presiden. Aku berharap kalau itu bukan kau.” Kata Ketua Do seolah mengancam Jae Man yang memang memiliki tujuan untuk menjadi seorang presiden. “Kami sangat bahagia dan damai. Jangan merusak itu. ‘Mengawasi seseorang’ bukanlah kalimat yang sesuai untuk kita.” Lanjutnya.

37

 

Hwang akhirnya mengatakan dia menjadikan putrinya, Ji Soo, sebagai kandidat. Ketua Do seperti tidak mempercayainya. Hwang Jae Man lalu berdiri  dan meminta Ketua Do untuk mengingat hal itu. Dia memberi hormat lalu pergi keluar ruangan.

“Aku membesarkan anjing gembala yang berpikir bahwa dia serigala.” Dia menertawakan Hwang Jae Man yang sedang menantangnya. Ketua berpesan pada Tuan Gong untuk memberitahu Shin Young supaya pulang sebelum tanggal 8.

38

 

Tanpa sengaja Tuan Gong mendengar pembicaraan Ji Soo dan Nyonya Do di ruang makan. Nyonya Do memberitahu JI Soo kalau ‘wanita itu’ memiliki seorang putra. Nyonya Do meminta Ji Soo untuk memelankan suaranya dan bertanya apakah Il Jae tidak mengatakan apapun padanya. Ji Soo tidak mendengar apapun dari Il Jae. Nyonya Do memuji Il Jae yang bisa menjaga rahasianya. Nyonya Do mengatakan kalau semua itu bisa mengacaukan posisi mereka. Ji Soo ketakutan bagaimana jika wanita itu datang kembali bersama anaknya, Nyonya Do mengatakan kalau wanita itu sudah meninggal belum lama ini dan anaknya adalah seorang pecandu narkoba yang tinggal di daerah kumuh. Jika Ketua Do mengetahui wanita itu sedang hamil, dia tidak akan membiarkan Nyonya Do mengusirnya. Saat sedang mendengarkan semua itu, Tuan Gong malah dipanggil Ketua Do dan kedua wanita itu langsung menutup mulut mereka.  Ketua memerintahkan Tuan Gong untuk mencari tahu apa yang terjadi di Hainan. Tuan Gong menurut sambil memikirkan apa yang baru saja dia dengarkan.

39

 

Di Hainan, pada acara pesta, Soo Tak dan Soo Hee menyamar menjadi waitress dan memberikan beberapa minuman pada para tamu. Gi Tan, Soo Yeon, dan Gun Woo membaur dan berbincang bersama tamu yang lain. Soo Hee ngomel-ngomel kenapa dia ditugaskan untuk sesuatu yang seperti ini dan bukannya untuk sesuatu yang glamour. Instruktur Mo dan Manager Moon mengawasi mereka dari camera cctv dan meminta Soo Hee untuk menjaga mulutnya. Soo Hee meminta maaf.

Manager Moon mengabarkan pada semua agent kalau Michael Chang telah tiba dan mereka berkumpul pada sebuah meja dan bersiap-siap. Gun Woo yang melihat semua orang menjadi tegang lalu bertanya-tanya orang sehebat apa Michael Chang itu.

40

41

Sung Ae (entah bagaimana caranya) berhasil berdansa dengan Michael Chang, mereka saling memuji kemampuan berdansa satu sama lain. Sayang sekali saat Sung Ae akan menukar pin pada dari Michael, dia gagal saat Michael mendapatkan sebuah notifikasi dari smartwatchnya dan dia akhirnya pergi.

42

Kali ini giliran Soo Yeon yang berdansa dengan Michael. Dengan Soo Yeon dia terlihat lebih santai bahkan sampai memuji kalau Soo Yeon sangat cantik. Karena Soo Yeon tidak bisa bicara bahasa Cina, Michael Chang kemudian berbicara dengan bahasa Korea dan membuat Soo Yeon terkesima dengannya.

“Kau terlihat sangat gugup.” Kata Michael.

“Aku tidak bisa berdansa. Kau bisa melihatnya sendiri. Aku minta maaf.” Kata  Soo Yeon.

Michael bahkan menanyakan nama Soo Yeon dan mengatakan kalau ‘Miss Soo Yeon. Please relax.’ (ini saya yang lihat scene ini gemes-gemes sendiri lihat tatapan matanya Chen Bolin yang berperan sebagai Michael). Michael mengatakan kalau Soo Yeon tidak cocok untuk hal seperti ini karena dia berbeda dari yang lain. Soo Yeon bertanya apakah dia tidak menyukai Soo Yeon. Michael hanya menjawab kalau terkadang menjadi berbeda itu bagus.

42

44

Michael bahkan bisa tertawa seperti ini dan mengatakan kalau Soo Yeon sangat menarik. Dalam hatinya, Soo Yeon menduga-duga apakah Michael sudah menyukainya dan apakah dia menganggapnya semacam permainan.

Michael bertanya apakah Soo Yeon datang kesini bersama pacarnya, Soo yeon membantah dan balik bertanya siapa wanita yang tadi datang bersamanya, wanita itu cantik.

“Dia adalah pacarku. Tapi karena dirimu, aku telah putus dengannya.” Jawab Micahel dalam bahasa Inggris.

“Kau bajingan.” Kata Soo Yeon dalam hatinya.

“Lalu apakah kau mau datang ke kamarku?” tanya Michael. Soo Yeon terlalu bodoh dan bertanya apa maksud Michael.

45

Michael menarik Soo Yeon mendekat dan membisikkan nomor kamarnya “2201” katanya.

Soo Yeon dan Gi Tan bertemu. Gi Tan memarahi Soo Yeon yang tetap akan datang ke kamar Michael Chang karena mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Michael padanya karena dia adalah orang jahat. Tapi Soo Yeon tetap akan menukar pin mereka dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Soo Yeon datang dan menekan bel ruangan Michael Chang setelah sebelumnya sempat ragu-ragu. Michael menyambut Soo Yeon dengan senang dan mempersilahkannya masuk ke suitenya. Michael memberikan Soo Yeon minuman favoritnya, tapi saking gugupnya, Soo Yeon langsung meminumnya padahal Michael menunggu untuk toast dengannya. Hahaha.

Michael tidak jadi minum dan malah duduk mendekat pada Soo Yeon. Soo Yeon yang gugup lalu menjauh sampai ia berada pada ujung sofa dan tidak bisa menjauh lagi.

46

Di ruang kontrol, semua orang panik karena sudah 30 menit dan Soo Yeon masih bersama Michael Chang. Gi Tan dan Gun Woo menawarkan diri untuk masuk ke suite-nya Michael. Manager Moon mengizinkan mereka dan meminta mereka untuk berhati-hati dan jangan sampai dia curiga.

Gi Tan dan Gun Woo datang ke ruangan Michael dengan menyamar sebagai petugas kebersihan hotel. Sedangkan di dalam suite-nya, Michael terus mendekati Soo Yeon membuat Soo Yeon semakin gugup sampai menumpahkan sampanye yang sedari tadi masih dia pegang. Soo Yeon meminta maaf karena dia sangat gugup. Michael mengatakan kalau Soo Yeon memang sudah gugup sejak saat dia menari. Dia kemudian pergi untuk mandi dan menawarkan pada Soo Yeon apakah dia ingin mandi, tapi Soo Yeon menolak.

Gi Tan dan Gun Woo datang dan menekan bel. Michael Chang langsung curiga. Soo Yeon menawarkan diri untuk membukakan pintu dan terkejut saat dia melihat Gi Tan dan Gun Woo yang datang. Michael Chang bertanya siapa yang datang, tapi Soo Yeon tidak menjawab apapun. Michael lalu berjalan ke arah pintu dan … bersambung.

47

 

Pada episode 7, Soo Yeon kelihatannya berhasil dengan misinya menukar pin, karena dia memiliki kesempatan untuk jalan-jalan bersama Michael. Gun Woo dan Gi Tan masih mengawasi Soo Yeon sampai mereka harus berakting sebagai pasangan homo saat Michael akan menghampiri mereka. Gi Tan mengatakan kalau orang tuanya sudah meninggal. Dan saat itu Byun Il Jae datang dan menatapnya terkejut.

Apakah Gi Tan membuka jati dirinya pada episode 7?

 

Episode yang dibintangi cameo kita sebagai Michael Chang mungkin hanya akan ada sampai episode 7. Jadi mungkin next episode saya akan post sinopsis dengan lebih banyak gambar Michael Chang. Hahaha. Well see you on 7th episode readers.. ^^

Cerpen : Terlambat – Part 2

Ucapannya itu membawa memoriku kembali pada satu tahun yang lalu, saat – mungkin – seorang pria lain juga memiliki niat yang sama dengan yang Han utarakan, namun dia harus mengganti semua itu dengan seluruh hidupnya. Tidak ada siapapun yang berani mengganggu atau menyentuh ‘wanita-wanita’ yang dilindungi seperti kami – setidaknya selama masih ada big boss.

 

Han masih diam. Tak ada jawaban untuk apa yang baru saja kutanyakan, seolah ia sedang menikmati dirinya berada dalam keheningan.

 

“Nggak mungkin juga kan kalau aku meminta kamu membayar kebebasanku dengan nyawa?” tanyaku kemudian, kali ini dengan sedikit senyuman.

 

Suasana tidak berubah sedikitpun. Masih hening. Angin berganti, membelai permukaan danau pada sore yang temaram. Matahari tahu waktu, setelah sepanjang hari tadi bercermin pada danau biru, ia akhirnya pergi berganti dengan awan-awan gelap.

Aku mengundang…sebuah hati untuk menemani, sebuah senyum untuk menghangatkan – bukan jiwa – melainkan  hanya seonggok daging yang nyawanya bahkan tak lebih berharga dari sebuah kotak pembungkus emas. Jauh dalam batinku aku bertanya, mungkinkah jika hati yang sama datang saat ini? Jika saja…mungkin…beberapa waktu yang lalu bisa dihadirkan kembali saat ini, kembali pada saat aku tengah duduk disini bersama Han, dan aku tak akan pernah berpaling dari hatinya.

Sekali lagi aku mengingat bagaimana Han memperlakukanku dengan berbeda; caranya menyentuhku, caranya memandangku…hati akan lebih mengerti bagaimana ketulusan yang sebenarnya. Han membuatku selalu merasa nyaman dengan semua yang dilakukannya. Tak peduli bagaimana aku hidup atau siapa saja yang hidup bersamaku, dia tetap tahu cara menghargai seorang manusia.

Sebuah tumpukan koran dengan salah satu headline mengerikan yang sedari tadi menunggu untuk dijamah akhirnya kusentuh juga. Air mata mulai menetes melewati kedua pipiku. Aku gagal. Tidak bisa menyembunyikan apa yang ada di hatiku. Aku tidak mampu meninggalkan apa yang tadinya ingin kubuang. Akhirnya dengan perasaan penuh sesak, aku memeluk lembaran-lembaran koran yang kudapat pagi ini seolah-olah itu adalah Han.

Lagi-lagi ingatanku terjebak pada setiap kenangan tentang Han. Dengannya, aku tidak perlu menjadi orang lain. Hanya memandangi dan tertawa bersamanya, aku terlupa akan semua masalah, dan bisa…paling tidak mensyukuri setiap kesempatan yang bisa kulewati bersamanya. Dia tak pernah lupa mengingatkanku tentang ini dan itu, juga selalu menjadi orang pertama yang mengagumiku. Meskipun akhirnya aku sendirilah yang menjauhkan hidupku darinya.

Aku tak pernah merasa tak berguna dan marah sedalam apa yang kurasakan saat ini, begitu sesak yang kurasakan hingga aku merasa tak pantas meski hanya menyimpan sebuah kenangan tentang Han. Aku benar-benar malu terhadap semua kebodohan yang meskipun kusesali, ini takkan membuatnya ingin kembali. Apa yang kuingat tentang Han telah mencabik-cabik ke-keras kepala-anku hingga aku berada pada titik dimana aku ingin membuang semua memori yang ada, tanpa berbekas, tanpa berjejak.

Angin berbisik lagi. Aku ingin akui bahwa aku mencintainya dan mempercayai bahwa ia pergi adalah karena kesalahannya yang telah mencintaiku. Namun tak ada lagi yang bisa diperbuat olehku, karena aku sendiri-lah yang telah menghempaskannya dengan sangat jauh dari hidupku – terlalu jauh – hingga takkan bisa kusentuh lagi.

Aku kembali teringat satu malam sebelumnya saat ia menemuiku di club. Malam di saat aku tak menghiraukan semua ucapannya dan malah memintanya untuk segera pergi dari lingkungan kerjaku. Seandainya saat itu aku tahu bahwa rasa penyesalanku akan sebesar ini, aku tak akan pernah mengacuhkan atau bahkan meninggalkannya.

Malam itu semua orang berlarian dengan panik. Tadinya kupikir semua berjalan seperti biasa, karena hal seperti ini bukanlah yang pertama terjadi. Setiap orang yang kalah berjudi atau sedang dalam pengaruh alkohol bisa melakukan apa saja disini. Karena itu pula aku sendiri tak beranjak sedikitpun, masih duduk bersama teman-temanku menemani minum beberapa tamu yang datang.

Mungkin sekitar lima belas menit berlalu, tiba-tiba Amanda datang padaku dengan tergesa-gesa. Amanda adalah seorang ‘pendatang baru’ yang kisah hidupnya tak jauh berbeda dengan diriku yang akhirnya tak mampu lari dari dunia suram ini. Amanda datang dengan tak lupa tersenyum pada semua tamuku sebelum ia berbisik di samping telingaku.

 

“Prang!” tanpa bisa kukira, seketika tangan kananku melemah melepas gelas dalam genggamannya, membuat salah seorang seniorku memandang dengan penuh amarah bercampur tanda tanya.

 

Dengan gemetar, segera aku berdiri meninggalkan semua tamu tanpa basa-basi setelah sebelumnya meminta Amanda segera mengantarku ke tempat dimana ia menemukan Han. Tidak pernah kubayangkan bahwa langkahnya akan berada pada titik sejauh ini. Dari Amanda aku mendengar tentang Han yang baru saja mencoba untuk berbicara dengan big boss untuk membawaku pergi. Sempat aku tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Han hingga kemudian ia terlibat dalam masalah seperti ini dengan para bodyguard berdarah dingin itu. Kuakui aku masih tak percaya dengan apa yang kudengar sampai aku sendiri melihat Han tergeletak berlumuran darah berada di depan pintu masuk club.

Setiap orang yang melalui kami hanya melihat sekejap lantas pergi seolah tak mengerti. Tak ada yang menghampirinya kecuali aku yang berusaha membangunkan Han yang saat itu aku terus berharap dia hanya pingsan. Tanpa bisa melakukan hal lain untuk menyelamatkan Han, aku terus mengguncang-guncangkan tubuhnya. Tidak ada yang bisa menolong meski hanya memanggil sebuah ambulance termasuk aku dan Amanda, karena tak ada satu pun di antara kami yang diperkenankan membawa alat komunikasi selama kami bekerja.

Tak peduli meski kedua tanganku terkena darah yang mengalir dari sekujur tubuhnya aku tak mampu berhenti menggoyang-goyangkan tubuh Han. Banyak memar dan luka sobek karena pukulan yang bertubi-tubi di wajahnya. Juga sebuah luka tusuk di pinggangnya yang membuatku makin kebingungan tentang apa yang bisa kulakukan. Aku terus menangis, menggila di samping Han. Berkali-kali aku menepuk-nepuk wajahnya, menatapi matanya, meratap di hadapannya, tapi  yang kulakukan adalah sesuatu yang tanpa hasil. Semua itu jelas takkan bisa membawa Han kembali.

“Angel…” Amanda menangis sambil mendekat dan memelukku yang masih saja mencoba membangunkan Han.

 

Membutuhkan waktu lama untuk mencerna semua yang kulihat, hingga sesaat kemudian aku membatu di depan Han, yang tanpa jiwa, tanpa ruh.

 

“SEORANG LELAKI MUDA TEWAS DIPUKULI, DIDUGA KARENA TIDAK MAMPU BAYAR WANITA”

 

Aku kembali terngiang pada pertanyaanku saat itu, “Nggak mungkin juga kan kalau aku meminta kamu membayar kebebasanku dengan nyawa?”

“Tentu saja. Kamu telah membayarnya, Han.” Gumamku seraya menatap sebuah bangunan dengan aksen abu-abu dan hitam, juga tulisan berwarna kuning di depannya. Beberapa mobil dengan ciri khas sirine di atasnya telah terparkir rapi di halaman yang cukup luas dengan sebuah tiang bendera bercat putih yang menjadi centralnya.

Aku berjalan masuk melewati beberapa petugas yang salah satu di antaranya berkenan mengantarkanku masuk ke sebuah ruangan.

 

“Angel…kamu adalah wanita hebat yang memiliki banyak hal yang aku impikan. Kemandirian, ketegaran dan keberanianmu bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki oleh wanita lain. Bukan juga karena satu kesalahan gugur semua pesonamu.. Ada yang jauh lebih berharga dari sekedar selaput. Itu adalah hati, cinta yang tulus.Kamu wanita yang hebat yang ingin aku lindungi.” Setidaknya itu adalah salah satu yang selalu terngiang di sisi telingaku. Saat terakhir kami bertemu, di danau itu, di hari yang berangin itu.

 

Januari 2015

 

Aku tidak pernah tahu bagaimana sebuah ucapan tulus bisa membawa kehidupan baru yang lebih baik bagi seseorang. Juga bagaimana cinta masih mampu tetap bertahan dalam jiwa manusia, meskipun manusia itu sendiri mengerti bahwa cinta akan melahapnya hidup-hidup, menjadikannya mangsa yang empuk dalam setiap hari-harinya.

Namun karena ucapan tulus itu aku bisa dengan mudah mengalahkan cinta yang tadinya kuanggap kejam. Semua hal akan menjadi benar jika jatuh pada pilihan yang tepat dan akan menjadi salah jika jatuh pada pilihan yang salah. Jika kebahagiaan hanyalah soal waktu, mungkin aku telah melewatkan wujudnya, tapi dalam hatiku, kebahagiaan itu masih hidup dengan Han di dalamnya. Aku merasa hidup dengan adanya dia. Bersyukur karena dia mampu membayarku, meski aku harus kembali membayarnya dengan semua penyesalan yang aku tahu pasti ini tak pernah dia inginkan.

 

“Angel…” Amanda memanggilku. Tanpa kusadari ia telah duduk di samping meja bundar kecil yang memisahkan jarak duduk kami berdua.

“Eh, sorry Manda, aku nggak tau kamu disitu.” Ucapku. Amanda hanya tersenyum kecil, seolah sudah lumrah dengan sikapku.

 

Ada nampan di tangannya yang segera ia taruh di atas meja kecil itu, dengan dua cangkir teh hangat yang selalu kami minum kala sore, saat aku, dia, dan beberapa pekerja kami telah selesai mempersiapkan semua makanan untuk usaha catering baru kami.

Aku mengambil satu, begitu juga dengannya. Membiarkan angin merasuk menyejukkan jiwa kami yang tak lagi harus ketakutan tentang malam. Berterima kasih pada jiwa yang pergi setelah menyelamatkan puluhan raga yang tersiksa selama bertahun-tahun dalam tempat itu. Tempat dimana aku digariskan untuk menemukan dan kehilangan.

Aku menatap pada awan dan menunggu jika saja ada satu dari ribuan bisikan angin yang membawa pesan Han untukku. Dimana saat itu pula akan ku sampaikan bahwa aku telah percaya pada cintanya. Aku akan mengakui satu kebenaran bahwa cinta bukanlah keraguan, tapi keyakinan. Sama sepertinya yang tidak pernah takut untuk ‘membayarku’ yang kini harus membayar kembali semua keterlambatan ini untuknya.

 

Han…jika aku menerimamu hari itu…akankah hal seperti ini tidak terjadi? Jika saja aku sedikit lebih berani untuk mengakui cinta itu, akankah kamu bahagia? Jika saja aku meminta maafmu, maukah kamu kembali – menjadi sosok yang sama seperti sebelumnya?

Maafkan, karena aku begitu menganggap semua ucapanmu adalah kebohongan. Aku tak pernah tahu bahwa lelaki seperti kamu adalah sesuatu yang nyata.

Han…

Ada banyak hal yang ingin kusampaikan, ku harap aku belum terlambat.

END

 

Well done ^^

Cerpen ini adalah salah satu cerpen yang pernah saya kirimkan ke sebuah kompetisi menulis kira-kira sekitar satu tahun ke belakang. Mungkin masih ada part-part yang kurang dan belum sesuai dengan kriteria penilaian, jadi cerpen ini tidak terpilih.

Lalu kenapa saya post cerpen ini? Sampai hari ini, buat saya tokoh Angel masih begitu mengagumkan dengan semua yang dia miliki. Terlepas dari semua hal buruk yang melekat pada hidupnya, Angel memiliki keberuntungan dan karunia yang (kalau dia bisa sedikit percaya) tidak semua orang bisa miliki.

Ini hanya sebuah cerita fiksi, yang setiap detail perasaannya melibatkan apa yang pernah atau sedang saya rasakan. Berkiblat dari cerita ini, saya harap readers juga bisa percaya kalau ketulusan itu masih ada bagi setiap orang yang mau percaya. Begitulah..

Have a nice holiday!! ^^

 

Kembali ke Cerpen : Terlambat – Part 1

Cerpen : Terlambat – Part 1

Ketakutan terberat yang dirasakan seorang manusia adalah saat ia harus jatuh cinta. Bagi orang sepertiku, cinta hanyalah wujud lain dari sebuah penyiksaan yang abstrak. Menanti untuk ditemukan, kemudian mulai meracuni tiap sela nadi dan nafas hingga akhirnya rasa itu benar-benar membunuh setiap jiwa yang menemukannya. Kita tidak tahu bagaimana dan kapan cinta akan ditemukan, bagaimana kita akan percaya atau hanya meninggalkannya pergi.

 

Di tempat ini, angin berhembus indah tidak seperti biasanya. Aku tidak peduli meski awan menjadi agak sedikit cengeng belakangan ini. Sedikit-sedikit hatinya gelap dan menangis menjerit-jerit di awan biru. Apa dia juga sedang menangisi sebuah keterlambatan? Apa dia juga merasa menyesal?

Aku di tengah hari yang sangat berangin, sendiri, dan hanya ingin bercerita pada angin. Tak peduli air mata seperti apa yang akan hadir, aku takkan khawatir selagi danau indah itu tak berkeberatan menampung semua sedih dan duka. Tak peduli jika rumput-rumput menjadi kering, aku hanya ingin tersenyum, mencium semua wangi yang hinggap, jika saja masih ada aroma tubuhnya yang tertinggal. Detik adalah anugerah, sekalipun langit mengamuk di atas sana, tapi aku tak peduli, karena aku ingin merasakan hidupku, setidaknya hanya satu hari ini – satu hari dimana aku akan menerima sebuah cinta dan menyesali sebuah keterlambatan.

            Aku mengundang…sebuah hati untuk menemani, sebuah senyum untuk menghangatkan – bukan jiwa – melainkan  hanya seonggok daging yang nyawanya bahkan tak lebih berharga dari sebuah kotak pembungkus emas. Jauh dalam batinku aku bertanya, mungkinkah jika hati yang sama datang saat ini? Jika saja…mungkin…

 

November 2014

 

Suasana tempat kerjaku selalu riuh ramai saat malam hari. Tempat itu adalah tempat paling menyenangkan – setidaknya setiap orang yang kutemui selalu berkata begitu. Sedangkan menurutku tidaklah selalu seperti yang mereka katakan. Meski semua yang ada disana adalah keluarga dan sudah menjadi bagian dari hidupku, tapi sedikit banyak aku mulai merasa lelah dan jenuh. Sampai pada awal November…sesuatu yang tak biasa telah kutemui – sesuatu yang membunuh semua kebosanan yang terkutuk.

Dengan berani, aku beranjak dari zona nyamanku dan berjalan mendekati Han – tentu saja saat itu aku belum tahu namanya – yang sedang bincang santai dengan kawan-kawannya. Mereka menyambutku dengan ramah – ya, semua orang memang selalu senang saat bertemu denganku.

Saat kami sedang berbicara, diam-diam kupandangi dia. Dan entah kenapa aku pun menangkap Han yang – sengaja atau tidak – tengah menatapku hingga kami bertemu pandang. Aku selalu menunggunya untuk tersenyum, memamerkan tiap detail deretan giginya yang agak berantakan. Memperhatikan bagaimana matanya mengedip, bagaimana ia memandangi dan mengajakku bicara dengan sopan – berbeda dengan lelaki lain, bagaimana saat tangannya menggenggam gelas…apa yang dilakukan olehnya adalah yang berbeda, berbeda dari yang biasa dilakukan oleh pria lain, dan itu tak pernah jadi membosankan.

Waktu terus berjalan, sayangnya aku tak bisa banyak berbincang dengan mereka semua – termasuk Han – karena saat itu aku harus segera kembali melakukan pekerjaan yang sudah hampir empat tahun kulakoni disini. Tapi betapa beruntungnya aku saat Han sempat menyerahkan selembar kartu nama miliknya padaku sesaat sebelum aku beranjak pergi.

 

“Ha – ha – lo ?” saat itu aku benar-benar nervous ketika mendengar suaranya saat menjawab telponku.

“Ya? Siapa?” ia balik bertanya padaku dan itu tentu saja membuatku bingung untuk menjelaskannya.

“Saya…kemarin…em, kartu nama…” jelasku tergagap-gagap.

“Ah! Angel? Hei! Kamu masih ingat saya? Hahaha, saya pikir kamu nggak akan pernah nelpon saya.” Jelasnya diselingi tawa yang ringan.

Aku menghembuskan nafas, merasa lega karena justru ia masih ingat tentangku. Apalagi saat aku tahu bahwa dia seolah menunggu telepon dariku.

Setelah perbincangan di telepon itu berlalu, kami memiliki lebih banyak hal untuk dibicarakan. Aku tahu siapa namanya…bagaimana semua orang memanggilnya, seperti apa pekerjaannya, darimana ia berasal dan beberapa hal yang aku pikir itu adalah privasinya. Beberapa minggu setelah kami saling mengenal, ia juga sering mengajakku pergi walau hanya pada jam makan siang.

 

“Jujur, saya masih agak aneh juga karena kamu mau pergi makan siang dengan saya.” tanyanya pada satu kesempatan di kali pertama kami makan siang.
Aku hanya tersenyum, merasa konyol, karena tidak biasanya aku menemani tamu di luar jam kerja.

“Apa karena itu saya?” tanyanya lagi, kali ini dengan sangat percaya diri.

“Hmmm, mungkin karena kali ini kamu beruntung?” aku balik menanyakan pendapatnya.

Lalu kami tertawa, meski harus terhenti saat seorang pedagang bakso datang membawa pesanan kami. Aku menikmati setiap waktu dengannya, di setiap kesempatan makan siang atau berbincang dengan kopi di sore hari.

 

Meski lewat perkenalan yang sangat singkat, namun sejak saat itu aku tahu Han telah menghidupkan kembali sebuah hati. Aku merasakan sebuah rindu…rindu yang sedari dulu sangat aku takuti. Meski di lain sisi, aku telah menemukan jiwaku seolah terjebak di dalamnya dan enggan untuk beranjak kemanapun – hingga saat ini.

 

“Angel… Kamu pernah nggak sih berpikir untuk hidup dan mencintai pria yang hati kamu sendiri cintai?” ucapnya pada – seingatku beberapa hari yang lalu saat kami bertemu.

“Kenapa?” aku balik bertanya, karena apa yang dia tanyakan itu mulai terdengar aneh.

“Aku pikir setiap dari diri kita selalu punya waktu untuk berhenti ‘mencari’…” jelasnya.

 

Aku hanya diam. Menatapnya yang justru sedang menatap ke arah yang lain – mungkin danau biru yang saat itu berada tepat di depan kami. Tidak ada yang tahu bagaimana perasaanku saat itu. Layaknya dicekik oleh tali sutera, aku tidak berani untuk merasa bahagia setelah kalimat itu meluncur dari bibirnya.

 

“Kamu nggak pernah memikirkan itu?” pertanyaan itu lalu membuyarkan lamunanku.

“Kamu bilang…’berhenti mencari’?” tanyaku tak berani menatap wajahnya.

“Angel…” ucapnya seraya merengkuh kedua pundakku dengan tangannya, “…perempuan yang membawa mimpi baru dalam hidupku…aku mau kamu nggak lagi tinggal disana. Aku juga ingin membawa harapan baru untuk hidup kamu. Bolehkan aku, Angel..”

“Han…Meskipun sebelumnya aku selalu kecewa karena ayahku sendiri adalah orang yang membuat aku terlibat dengan pekerjaan ini, aku selalu bersyukur karena aku punya kesempatan untuk tahu kalau laki-laki seperti kamu ini nyata. Seandainya aku tahu lebih awal, aku akan keluar dari dunia ini segera. Tapi aku rasa, ini udah terlambat Han… Aku terlanjur masuk terlalu dalam sampai aku nggak akan pernah bisa keluar lagi.” Jelasku yang saat itu benar-benar merasa menyesal atas diriku sendiri setelah bertahun-tahun aku menyia-nyiakan waktuku untuk mengkhianati kenyataan bahwa sebenarnya dunia masih memiliki pria yang baik seperti Han.

 

“Angel…” Han menyentuh kedua pundakku. Aku mendengar apa yang dikatakannya hingga ia selesai berbicara. Pikiranku melayang hinggap di awan. Menggantung-gantung kegirangan, ingin menerima dengan tulus tentang semua yang diucapkan Han. Tapi aku segera menyadarkan diriku sendiri dan mengambil kedua tangannya untuk kugenggam.

 

“Han, sejak aku bertemu kamu, aku tahu bahwa sepertinya kamu akan bawa banyak perubahan untuk hidupku. Tapi Han, aku bahkan nggak pernah menginginkan lebih dari sekedar waktu kamu untuk aku. Kamu juga harus berhenti bermimpi. Apa yang kita punya sekarang bukan seperti apa yang kamu bayangkan. Kita nggak bisa jadi seperti apa yang kamu inginkan. Terlalu sulit untuk aku.”

“Angel, kamu nggak harus jawab sekarang… Kamu bisa pikirkan lagi nanti.” Ucap Han seolah memohon.

“Han, kita nggak bisa bermimpi…kita nggak pernah tertidur. Inilah kenyataan. Kita nggak bisa jadi yang lebih dari ini. Kamu harus sadar…”

 

Han diam. Angin menyentuh pepohonan menciptakan bunyi yang bergemerisik. Aku tak pernah tahu bahwa mungkin saja saat itu sebenarnya mereka sedang berusaha mengirim ilham buatku.

 

“Nggak akan mudah untuk aku pergi dari sana. Kamu pikir aku nggak pernah mencoba? Memutuskan untuk berhenti itu sama aja seperti aku menukar kebebasan dengan sebuah nyawa Han…” jelasku dengan penuh harap bahwa Han akan mengerti tentang pemikiranku.

 

Ucapannya itu membawa memoriku kembali pada satu tahun yang lalu, saat – mungkin – seorang pria lain juga memiliki niat yang sama dengan yang Han utarakan, namun dia harus mengganti semua itu dengan seluruh hidupnya. Tidak ada siapapun yang berani mengganggu atau menyentuh ‘wanita-wanita’ yang dilindungi seperti kami – setidaknya selama masih ada big boss.

 

Han masih diam. Tak ada jawaban untuk apa yang baru saja kutanyakan, seolah ia sedang menikmati dirinya berada dalam keheningan.

 

“Nggak mungkin juga kan kalau aku meminta kamu membayar kebebasanku dengan nyawa?” tanyaku kemudian, kali ini dengan sedikit senyuman.

 

Suasana tidak berubah sedikitpun. Masih hening. Angin berganti, membelai permukaan danau pada sore yang temaram. Matahari tahu waktu, setelah sepanjang hari tadi bercermin pada danau biru, ia akhirnya pergi berganti dengan awan-awan gelap.

 

Bersambung di  Cerpen : Terlambat – Part 2

Sinopsis : Monster – Episode 5

Sinopsis : Monster – Episode 5

Terakhir dari episode 4, Do Gun Woo datang ke tempat yang sama dengan Oh Soo Yeon, Kang GI Tan, dan Yoo Sung Ae. Gun Woo langsung memberikan dugaannya tentang Oh Seung Deok yang kemungkinan masih hidup dan mengizinkannya untuk bergabung. Gun Woo meminta ‘pelukan beruang’ yang Pernah dijanjikan Gi Tan jika dia ingin bergabung dengan timnya.

“Apa yang kau lakukan?” tanya GI Tan.

“Kenapa? Tidak mau?” Gun Woo balik bertanya.

1

“Kau tidak harus mencampuri urusan orang lain. Itu akan membuatku terlihat buruk.” Jawab GI Tan, lalu dia beralih ke pinggir jalanan dan melihat ke sungai.

2

Sung Ae menduga orang itu adalah perenang yang baik (sehingga bisa melintasi sungai dan selamat).

“Perenang? Dia Tidak terlihat seperti seorang perenang.” Jawab Soo Yeon. Ingat sebelumnya Soo Yeon sudah melihat profile dari Oh Seung Deok yang bertubuh sangat gemuk.

Gun Woo tidak percaya dan bertanya bagaimana Soo Yeon mengetahui itu. Soo Yeon membentak Gun Woo kalau dia telah melihatnya dari video di situs milik mereka.

3

Mereka melihat secara bersama-sama video rekaman saat Oh Seung Deok yang sedang makan burger, terjatuh dari kursi karena dia memiliki berat badan berlebih. Seorang security lalu membantunya untuk berdiri.

Ternyata Gun Woo, Gi Tan, Sung Ae dan Soo Yeon sedang melihat video itu bersama dengan Moon Tae Gwang dan Instruktur Mo. Moon Tae Gwang juga menduga kalau SPD dan polisi menduga kalau Seung Deok masih hidup.  Instruktur Mo mengatakan kalau mereka tidak menemukan rekaman orang itu sedang berenang melintasi sungai. Begitu juga dengan Manager Moon yang menambahkan kalau tidak ada petunjuk yang bisa diambil dari rekening bank, laporan keuangan ataupun panggilan telepon dari semua anggota keluarganya.

Manager Moon mengatakan mereka tidak mempunyai banyak waktu tersisa dan menyuruhnya mencari jalan lain jika cara itu tidak dapat membantu mereka. Saat Manager Moon pergi, Sung Ae melihat sesuatu dari rekaman itu dan mengatakan kalau Oh Seung Deok memakai jam tangan anti air di tangan kirinya. Jam tangan itu biasa digunakan oleh para penyelam.

Gun Woo dan Soo Yeon saling menyahut setelah mendengar penjelasa Sung Ae yang memungkinkan Oh Seung Deok memakai peralatan menyelam untuk berenang melewati sungai. Gi Tan seperti kesal karena mereka juga mendengarkan teori mereka (yang sebenarnya adalah benar).Gun Woo dan Soo Yeon sama-sama berpikir kalau mereka bisa mencari dan melihat-lihat lagi rekaman cctv di ruang kontrol.

Gun Woo dan Soo Yeon cepat-cepat pergi, sementara Gi Tan meminta Sung Ae untuk bertemu dengan para penyelam dan meminta beberapa informasi terkait dari mereka semua.

4

Aksi balap dimulai antara Gun Woo dan Soo Yeon. Gun Woo selalu menghalangi jalannya Soo Yeon yang ingin segera menyusul mobil Gun Woo. Soo Yeon akan menyusul dari sisi kiri jalan, tapi kemudian ada mobil dari lawan arah yang datang dan hampir menabraknya. Soo Yeon kesal karena hampir saja dia mati. Dari dalam mobilnya, Gun Woo hanya tertawa.

Gi Tan juga sedang dalam perjalanan menuju ruang kontrol. Di mobilnya dia mendapat penjelasan dari Sung Ae mengenai penyelam.

“Oksigen dalam peralatan menyelam bisa ertahan sekitar 40 menit dan bahkan penyelam profesional tidak bisa pergi lebih jauh dari 5 km.” Jelas Sung Ae dari telepon.

Gi Tan menyimpulkan kalau Oh Seung Deok tidak bisa pergi jauh dan akan tetap berada dalam radius 5 km dari lokasi kecelakaan. Sung Ae membenarkan dan ia bisa mencari rekaman cctv dalam radius tersebut. Sebelum menyusul Gun Woo dan Soo Yeon, Gi Tan sempat memberi pesan pada Sung Ae untuk menemui polisi yang menangani kasus ini.

5

6

Gi Tan berada di sebelah mobil Soo Yeon. Soo Yeon yang menyadarinya kemudian mengancam GI Tan untuk tidak menyusulnya. Tapi Gi Tan malah terus menyusul bahkan melewati mobil DO Gun Woo (yang juga sama-sama mengancam *hahhaa*)

7

Sepertinya yang terjadi adalah mereka tiba secara bersamaan di ruang kontrol *trus ngapain balapan??* dan melihat video secara bersamaan. Video ini pernah diberikan PIC (Person In Charge)-nya pusat kontrol pada polisi yang bertanggung jawab, tapi mereka akan menyelidikinya kembali.

Baru saja dimulai, Gun Woo sudah mengeluh kalau mereka akan bangun sepanjang malam karena banyak video yang harus mereka lihat. Gun Woo mengusulkan mereka untuk berjaga giliran. GI Tan langsung menolak karena dia tidak percaya pada Gun Woo. Soo Yeon menyuruh mereka untuk tidur jika mereka ingin, tapi dia akan menonton semua video dengan kedua matanya sendiri.

8

Selang beberapa lama, Soo Yeon mulai mengantuk dan Gun Woo mulai kelelahan. GI Tan masih terjaga dengan video di depan mereka. Tiba-tiba Soo Yeon menyandarkan kepalanya pada Gi Tan. Gi Tan yang tidak suka lalu mendorongnya balik sehingga kepalanya tesandar pada pundak Gun Woo. Gun Woo juga tidak suka dan membalikkannya pada Gi Tan. Begitu seterusnya mereka tidak mau pundaknya disandari Soo Yeon.

9

10

11

Berbeda dengan apa yang ada dalam mimpi OH Soo Yeon. Mereka bertingkah seolah sedang memperebutkannya. Gi Tan dan Gun Woo terus memperebutkan Soo Yeon yang cengar-cengir sendiri dalam mimpinya.

“Ya ampun, mereka pastinya tahu seperti apa wanita yang baik.” Katanya dalam mimpi.

Dan ini adalah apa yang terjadi di kehidupan nyata.

12

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Soo Yeon yang kemudian kembali terjaga. Gun Woo dan Gi Tan sama-sama fokus pada video dengan tangan mereka masing-masing memegangi kepala Soo Yeon. Mereka kemudian melihat sebuah benda hitam dalam video dan bertanya-tanya apakah itu tikus atau mungkin kucing atau mungkin apa. Soo Yeon sebal sendiri sedangkan dua laki-laki itu tak peduli dengan Soo Yeon.

13

Ini adalah apa yang terjadi di pagi hari.

“Baiklah. Tidurlah. Aku akan menemukan Oh Seung Deok.” Gumam Soo Yeon.

Tidak lama setelah itu dia benar-benar menemukan Oh Seung Deok yang keluar dari dalam air (sungai) dengan memakai perlengkapan menyelam dengan sebuah mobil yang sudah dia siapkan di pinggir sungai. Soo Yeon senang tapi dia harus tetap tenang untuk membuat Gi Tan dan Gun Woo tetap tidur. Soo Yeon mencatat plat nomor mobil yang digunakan Oh Seung Deok untuk pelariannya. 02 MO 7034

“Oh Seung Deok, aku mendapatkanmu.” Kata Soo Yeon senang.

Daaaan…..

14

Soo Yeon meninggalkan boneka smiley untuk menggantikan pundaknya sebagai tempat tidur kedua pria ini. *Gun Woo tidurnya sampe mangap gitu* Sung Ae menemukan mereka dan menegur mereka dengan datang ke pusat kontrol untuk tidur.

Mereka bangun dan mengumpulkan kembali tenaga mereka. Gi Tan menemukan sebuah post it yang berisi pesan dari Soo Yeon (yang ada gambar dia menjulurkan lidah).

15

Apakah kau mimpi indah? Aku menemukan bukti bahwa Oh Seung Deok masih hidup. Aku akan menangkapnya.

Gi Tan bertanya dimana hard drive eksternal yang berisi video-video rekaman cctv. Sung Ae mengatakan kalau Soo Yeon pasti sudah membawanya pergi dengannya dan mereka harus meminta rekaman yang asli. Tapi Gun Woo mengatakan kalau rekaman yang Soo Yeon punya adalah yang asli dan belum ada cadangannya. GI Tan langsung mengutuk Soo Yeon sebagai penyihir saking kesalnya.

Soo Yeon menemui pengacara Min di kantornya. Ternyata dia meminta Pengacara Min untuk mencari tahu mengenai mobil dengan plat yang tadi dia lihat di rekaman cctv, tapi pengacara Min mendapat informasi dari Detektif Park (koneksinya di kepolisian) yang mengatakan kalau plat nomor tersebut tidak terdaftar. Pengacara Min memberitahu detektif Park kalau ini adalah permintaan khusus dari Soo Yeon yang pernah dia bilang lucu dulu, dan berkata kalau Soo Yeon akan sangat berterima kasih jika detektif Park bisa membantunya.

16

Soo Yeon khawatir karena jika mobil itu tidak terdaftar maka akan sulit baginya untuk menemukan titik terang keberadaan Oh Seung Deok. Dia harus mengumpulkan tugasnya seminggu sebelum hari H, karena tugas yang diberikan sama dengan tim yang lain. Tapi Pengacara Min optimis karena detektif Park memiliki banyak koneksi jadi dia pasti akan menemukannya dengan cepat.

Seorang Pengacara, Pengacara Kang, menemui seseorang di tepi sungai. Dia memanggilnya dengan nama Oh Seung Deok. Wajahnya sangat berbeda dengan Oh Seung Deok yang kita kenal bertubuh gemuk.

17

Pria yang ditemui Pengacara Kang itu memintanya untuk tidak memanggilnya dengan nama itu melainkan dengan nama Han Cheol Min. Ternyata memang benar pria ini adalah Oh Seung Deok, karena ia berkata telah susah payah mendapatkan identitas baru. *hmmm, siapa yang berada dibalik orang ini sebenarnya?*

Han Cheol Min (kita sebut begini ya) menagih uang yang dijanjikan Pengacara Kang. Pengacara Kang menyebutkan kalau uangnya sudah ditransfer, tapi Cheol Min membantah, dan uang itu hanyalah deposit.

“Bukankah seharusnya kau membayarku lebih jika ingin mengalahkan Byun Il Jae melalui banding?” tanya Cheol Min.

18

Pengacara Kang kesal dan mengambil koper (yang kemungkinan besar berisi uang) pada Cheol Min. Pengacara Kang juga mengingatkan kalau ini adalah yang terakhir kalinya dan mereka tidak bisa memberikan uang lagi pada Cheol Min.

“Karena itulah kau harus menyelesaikannya pada sidang berikutnya. Semoga beruntung, Geukdong Electronics.” Ucap Cheol Min.

Di dalam perjalanan setelah menemui Pengacara Kang, Cheol Min merasa menang dan tentu saja senang, tanpa tahu kalau mobil yang digunakannya sedang dipantau dari ruang kontrol di kepolisian. Nomor mobil itu akhirnya ditemukan dan kemudian disebarkan fotonya pada semua petugas polisi yang sedang berpatroli di jalan raya.

19

Dua orang petugas yang melihat plat nomor mobil itu, lalu mengejar Cheol Min.

Di kantor Pengacara Min, Soo Yeon yang sedang mengerjakan tugasnya mendapat telepon dari Kang GI Tan. Dia malah mematikan ponselnya. Tapi kemudian DO Gun Woo ikut-ikutan menelepon. Soo Yeon tetap tidak mengangkat, malah berkata kalau mereka berdua sangat keras kepala.

Pengacara Min datang dam memberitahukan kalau polisi menemukan nomor mobil yang dicari Soo Yeon. Pengacara Min menyarankan Soo yeon untuk cepat datang dan menemui si pemilik mobil.

Sedangkan Gi Tan dan Gun Woo berkeliling mencari di semua kantor kepolisian, mereka sedang berada di kantor Kepolisian Gyeonggi-Do. Gun Woo mengeluh setidaknya mereka makan dulu karena mereka tidak sedang menyelamatkan dunia. Gi Tan marah dan membentak Gun Woo untuk berhenti mengikutinya.

20

Gun Woo diam karena kaget. Gi Tan meninggalkannya pergi. Saat mereka keluar dari kantor polisi, tanpa sengaja mereka bertemu dengan Cheol Min yang baru datang dibawa oleh seorang petugas polisi. Tapi karena tidak tahu, mereka hanya pergi meninggalkannya.

21

Gi Tan marah-marah dan mengancam akan menangkap Oh Soo Yeon, dan benar Oh Soo Yeon baru saja turun dari mobil dan masuk ke kantor polisi. Gi Tan langsung meneriaki Oh Soo Yeon yang mengira kalau mereka berdua datang karena tahu Oh Seung Deok telah ditangkap polisi. Mereka berdua bertanya-tanya tentang hal itu, tapi Oh Soo Yeon malah ngeledek.

“Aku mengalahkan kalian. Mereka menangkapnya karena aku, jadi namaku akan ada dalam laporan itu. Ahhh, kasihan.” Kata Soo Yeon.

Gi Tan dan Gun Woo berpikir tentang apa yang dikatakan Soo Yeon. Dengan sombongnya Soo Yeon bertanya-tanya siapa yang akan dia masukkan ke dalam timnya dan pergi meninggalkan mereka berdua yang bengong.

Gi Tan langsung berlari menyusul Soo Yeon yang akan masuk ke dalam kantor polisi dan langsung memeluknya.

“Aku menghormatimu sebagai bekas rekan satu tim!” seru Gi Tan.

“Apakah kau gila, Kang Gi Tan?” teriak Soo Yeon.

22

Gun Woo juga berlari dan ikut memeluk Soo Yeon dari belakang. “Aku tahu kau bisa melakukannya.” Kata Gun Woo.

“Pergi kau dariku?” Soo Yeon meronta minta dilepaskan.

“Dia menyuruhmu untuk pergi!” teriak Gi Tan pada Gun Woo.

Gun Woo berebut dan mengatakan kalau Soo Yeon meminta Gi Tan yang pergi.

23

Sedangkan Soo Yeon malah berpikir macam-macam dan menghubung-hubungkan semua kejadian itu dengan mimpinya. Hahaha.  Gi Tan menyuruh Soo Yeon memiih antara dia atau Do Gun Woo.

“Aku akan melakukan semua yang kau minta.” Kata Gun Woo.

Soo Yeon tidak tahan lagi dan memukul kepala Gi Tan dengan kepala (batu) nya. Begitu dengan Gun Woo. Keduanya langsung jatuh.

“Kalian seharusnya bersikap lebih baik sebelumnya. Kalian berdua mengusirku kemarin, beraninya kalian bertingkah?”

Soo Yeon masuk ke dalam kantor polisi. Tanpa tahu malu, Gi Tan dan Gun Woo masih saja mengejar Soo Yeon.

24

Soo Yeon dan ‘fansnya’ masuk dan kaget saat pemilik mobil itu ternyata bukan Oh Seung Deok (yang mereka tahu). Han Cheol Min dengan santainya berlagak tenang di depan mereka yang mencari Oh Seung Deok. Kang Gi Tan bertanya pada Cheol Min apakah dia mengenal Oh Seung Deok, tapi  dia tidak mengenalnya. Saat Han Cheol Min diminta untuk mengisi surat pernyataan, sidik jarinya tidak terbaca oleh alat pembaca sidik jari.

“Aku kerja dalam bidang pertukangan, jadi sulit untuk membaca sidik jariku.” Jawab Cheol Min. Detektif meminta Cheol Min untuk mengulurkan tangannya dan memeriksa jempol tangan kanannya. Kulit jempolnya memang rusak semua jadi tidak bisa diidentifikasi sidik jarinya.

Gun Woo, Soo Yeon dan Gi Tan langsung kecewa. Detektif bertanya darimana Cheol Min mendapatkan mobil itu. Sayangnya dia membelinya secara online. Soo Yeon meminta detektif memperlihatkan video rekaman cctv saat Seung Deok muncul dari sungai dengan perlengkapan menyelam.

Detektif bertanya apakah Seung Deok (yang itu) yang menjual mobil padanya, Cheol Min menjawab ‘iya’ kemudian bertanya apakah Seung Deok telah melakukan hal yang buruk. Cheol Min juga bertanya apakah dia juga akan ditahan karena itu dan Detektif Park hanya meminta rekannya untuk memasukkan Cheol Min ke dalam selnya.

25

Detektif Park menduga kalau Oh Seung Deok telah meninggalkan Korea. Detektif akan membuat daftar orang-orang yang telah meninggalkan Korea dan juga menghubungi broker imigrasi ilegal, jadi kemungkinan mereka akan menemukan keterangan dari sana. Soo Yeon meminta Detektif Park, karena mereka harus menemukan Seung Deok minggu ini.

Gi Tan dan Soo Yeon terlihat sangat kelelahan, sedangkan Gun Woo masih sanggup tersenyum.

26

Cheol Min mengawasi mereka dari dalam selnya. Soo Yeon menyuruh Gun Woo dan Gi Tan untuk pergi sementara dia akan tetap tinggal di kantor polisi. Gun Woo berpikir kalau itu tidak akan membantu Soo yeon menangkap Seung Deok, tapi Soo yeon tetap bersikeras dan masuk kembali ke dalam kantor polisi.

27

Kang GI Tan menelepon OK Chae Ryung. Chae Ryung menyambutnya dan mengingatkannya tentang donor darahnya. Gi Tan masih ingat tentang hal itu, tapi ia ingin minta tolong pada Chae Ryung untuk mencari tahu bagaimana Group Dodo mengakuisisi perusahaan I-One.

Chae Ryung sedang bersama Hwang Ji Soo dan satu orang lagi wanita (yang belum tahu siapa) untuk pergi ke tempat spa. Dalam pembicaraan mereka, Chae Ryung memancing wanita itu mengenai Group Dodo yang berencana membeli sebuah perusahaan bernama I-One. Wanita itu bertanya bagaimana Chae Ryung mengetahuinya. Chae Ryung hanya mengatakan kalau Nyonya Besar pelanggan di gallerynya adalah istri dari Ketua Dodo Group. Wanita itu membenarkan, tapi meminta Chae Ryung untuk tetap merahasiakan seperti seharusnya.

28

Chae Ryung mengerti. Dia menambahkan kalau dia juga mendengar ada banyak keluhan mengenai itu. Ji Soo ngomel-ngomel kalau pemilik perusahaan I-One itu sangat tidak tahu malu, karena ayahnya (Hwang Jae Man) bahkan membatalkan larangan lahan hijau untuk mereka.

“Jujur saja, kalau bukan karena anggota Kongres Hwang, siapa yang bisa melakukan itu untuk mereka?” kata Chae Ryung yang juga merekam apa yang sedang mereka bicarakan dalam ponselnya.

Wanita ketiga menjawab kalau mereka (pihak dari I-One) berterima kasih kepada Group Dodo, tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih.

29

Di dalam mobil, Chae Ryung mendengarkan rekaman tadi bersama Cha Woo. Dia meminta Cha Woo untuk mengirimkan rekaman itu pada wakil presiden Group Geukdong.

Cha Woo seperti mengingatkan Chae Ryung tentang pekerjaannya yang adalah seorang pelobi. Tapi dia membantu Kang Gi Tan tanpa arah dan tujuan. Chae Ryung membela dirinya melakukan hal ini sebagai langkah persiapan sebelum berurusan dengan mereka nantinya. Chae Ryung juga mengungatkan tentang pekerjaan Cha Woo yang adalah pendukungnya.

“Mengawasimu, juga merupakan bagian dari pekerjaanmu.” Kata Cha Woo, Chae Ryung hanya menghela nafas.

Di auditorium, Byun Il Jae mengingatkan pada seluruh peserta kalau batas pengumpulan tugas mereka adalah besok sore jam 6. Dia berharap semua orang dapat mengumpulkan tugas mereka dengan hasil yang baik. Soo Tak bertanya bagaimana jika mereka tidak mengumpulkan tugas pada batas waktu itu, Manager Moon menjawab kalau mereka akan mendapatkan nilai nol.

Gun Woo juga bertanya bagaimana jika mereka mengumpulkan tugas tapi dengan hasil yang buruk, karena bisa saja mereka tidak mendapatkan kesimpulan apapun karena ada beberapa tim yang seperti itu. Manager Moon menjawab lagi, walaupun begitu mereka akan tetap mendapatkan beberapa poin.

30

Gi Tan juga bertanya, bagaimana jika tugas yang mereka kumpulkan ternyata tidak membantu apapun dalam sidang, jawabannya adalah sama seperti pertanyaan Gun Woo sebelumnya. Manager Moon meminta semua peserta mengumpulkan tugas dengan baik dan biarkan management yang menilai mereka.

31

Manager Moon mengakhiri briefing mereka dan beberapa peserta kemudian berkumpul per masing-masing kelompok untuk berdiskusi. Soo Yeon sepertinya tidur di kantor polisi semalaman. Gun Woo menyindir Soo Yeon yang seharusnya bekerja jadi polisi saja. Soo Yeon tak mau banyak bicara dan pergi.

Byun Il Jae datang dan mengobrol dengan Gi Tan untuk basa-basi mengenai tugas yang dikerjakannya. Gi Tan menjawab kalau semuanya berjalan dengan baik. Tapi kemudian dia mendapat pesan dari Chae Ryung yang akan bertemu dengan Tuan Park dan meminta Gi Tan untuk datang ke tempat yang disebut “Shanghai” di Myeong-dong jam 7 malam.

Byun Il Jae bertanya apa yang diharapkan Gi Tan dari posisi pertamanya , Gi Tan hanya menjawab dia tidak tahu apakah dia bisa bertahan sampai akhir pada posisi pertamanya, tapi yang jelas dia tidak akan kalah dari Gun Woo dan terjadilah ejek-mengejek di antara mereka berdua (di depan Byun Il Jae). Il Jae hanya senyum-senyum sendiri. Manager Moon memperhatikan mereka sedari tadi.

 

Soo Yeon datang lagi ke kantor polisi dan membawakan makanan untuk detektif dan rekannya. Han Cheol Min seperti sudah bosan mendengar suara Soo Yeon lalu kemudian berbaring dengan kesal di tempat duduk dalam selnya. Soo Yeon bertanya apakah masih belum ada petunjuk dari Oh Seung Deok dan detektif menjelaskan kalau belum ada broker yang melihat Oh Seung Deok keluar dari Korea atau bahkan catatannya pun tidak ada. Soo Yeon putus asa dan bertanya-tanya dimana Oh Seung Deok bersembunyi, Han Cheol Min diam-diam tertawa dari dalam selnya. Detektif mengatakan kalau besok adalah hari terakhir Soo Yeon mengumpulkan tugasnya, Soo Yeon membenarkan tapi dia tidak akan menyerah sebelum menemukan Oh Seung Deok.

32

Chae Ryung sedang makan malam dengan Tuan Park. Saat sedang makan malam, Chae Ryung bertanya pada Tuan Park apakah dia tidak nyaman karena dia tidak banyak bicara. Chae Ryung mengatakan kalau dia tertarik pada investasi perusahaan dan mendapat rekomendasi dari Anggota Kongres Hwang mengenai I-One adalah perusahaan yang menjanjikan. Tuan Park tersenyum senang dan berterima kasih.

Tidak lama datang Kang GI Tan dengan kacamata ala wartawannya dan menyapa Tuan Park setelah sebelumnya berpura-pura tidak sengaja lewat meja makannya.

33

Tuan Park bertanya siapa Gi Tan. Gi Tan langsung duduk di sebelahnya dan berkata baru saja dia akan menelpon Tuan Park. Gi Tan memberikan kartu namanya dan memperkenalkan diri sebagai Lee Jin Soo dari Mingook Daily. Chae Ryung berpura-pura tidak mengenalnya dan bersikap sewajarnya.

Tuan Park Sang Soo bertanya apa yang diinginkannya, tapi Gi Tan berlagak tidak percaya dengan Chae Ryung, dia tidak yakin apakah bisa mengatakannya ‘disini’. Chae Ryung langsung sewot dan bertanya kenapa dan apa Gi Tan memintanya untuk pergi. Tuan Park mencegahnya untuk tetap duduk disana.

34

“Sebenarnya kami menerima laporan. Kami mendengar anggota Kongres Hwang akan memberikan bantuan khusus untuk lahan hijau di Yongin. Bukankah kau pemilik yang sebenarnya?” tanya GI Tan dan Chae Ryung pura-pura terkejut sambil menutup mulut dengan tangannya.

“Sebenarnya aku sangat dekat dengan anggota Kongres Hwang. Jadi aku membiarkan kau tahu terlebih dahulu. Baik, jujur saja, jika larangan untuk tanah itu dilepaskan, kami, wartawan, akan mengejarnya. Jadi, saat kau bertemu anggota Kongres Hwang , tolong katakan padanya bahwa aku yang memberimu informasi ini.” Jelas Gi Tan.

Tuan Park bertanya dengan serius mengenai siapa yang telah memberitahunya tentang hal ini, tapi Gi Tan tidak mau memberitahu dengan alasan dia ada janji bersama orang lain dan mengajak Tuan Park untuk bertemu bersama-sama dengan anggota Kongres Hwang dan dia akan meluangkan waktunya.

Tuan Park berterima kasih. GI Tan mempersilahkan mereka menikmati kembali makan malam mereka dan kemudian pergi.

35

Tuan Park terlihat khawatir. Chae Ryung mengatakan kalau larangan itu belum dicabut dan memang apa pentingnya.

“Sejujurnya, kami memutuskan untuk menjual perusahaan kami kepada Group Dodo untuk mencabut larangan atas tanah itu.” Jelas Tuan Park dan lagi-lagi Chae Ryung berpura-pura kaget.

“Ya ampun. Kalau begitu ini bukan masalah sepele.” kata Chae Ryung dan Tuan Park terlihat semakin khawatir.

Chae Ryung kemudian menerima sebuah telepon dari seseorang yang dipanggilnya ‘wakil ketua’ dan berbicara dengan akrab dengannya dan Chae Ryung akan menemuinya. Saat menutup telepon, Tuan Park meminta maaf karena dia harus pergi. Chae Ryung memberitahu pada Tuan Park kalau yang baru saja meneleponnya adalah wakil ketua dari Geukdong Group. Tuan Park makin kaget lagi.

36

Chae Ryung memikirkan bagaimana untuk membantu Tua Park agar perusahaannya bisa selamat. “Apa kau mau mendengarku?” tanya Chae Ryung kemudian.

“Apa kau memintaku untuk tidak melakukan kontrak ini dengan Group Dodo?” tanya Tuan Park.

“Maksudku, larangan tersebut tidak akan dicabut bukan? Jika tidak, itu akan menyebabkan masalah yang lebih besar.”

“Apa Group Geukdong menerima syaratku?” tanya Tuan Park. Chae Ryung hanya memberikan perumpamaan kalau semua hal akan menjadi semakin buruk jika I-One dijual kepada Group Dodo. Tuan Park kebingungan. Tapi Chae Ryung mengembalikan pilihan pada Tuan Park, karena ia hanya akan membantu Tuan Park sebagaimana mestinya – sebagai investor.

37

Chae Ryung dengan santainya meminym teh dari cangkirnya, sementara Tuan Park sedang dalam keadaan yang dilematis.

Chae Ryung datang ke sebuah ruangan yang sepertinya masih dalam restaurant yang sama dan bertemu Kang Gi Tan disana. Dia mengatakan kalau Tuan Park telah memutuskan untuk melakukan sesuai dengan rencana mereka.

“Aku ingin melihat wajah Byun Il Jae dan Do Gun Woo saat mereka kalah.” Kata Gi Tan, Chae Ryung tertawa kemudian bertanya darimana Gi Tan mendapatkan kartu nama itu.

Gi Tan menjelaskan kalau yang didapatnya adalah kartu nama betulan dan wartawan itu juga memang seseorang yang dekat dengan anggota Kongres Hwang. Chae Ryung menjawab tentu saja dia tidak akan berhubungan lagi dengan Hwang Jae Man setelah dia mengkhianatinya (yang ini saya kurang mengerti maksud OK Chae Ryung).

38

“Apa ada berita tentang Jeong Eun?” tanya Gi Tan tiba-tiba. Chae Ryung menegur GI Tan yang masih saja sempat memikirkan Jeong Eun di saat seperti ini.

“Hanya saja ada seseorang yang mengingatkanku kepadanya hari ini.” Jawab Gi Tan.

Saat Chae Ryung bertanya siapa orang itu, Gi Tan tidak menjawab dan hanya mengucapkan terima kasih pada apa yang dilakukan Chae Ryung hari ini. Chae Ryung mengajaknya untuk minum dulu, tapi Gi Tan tetap harus pergi ke suatu tempat.

39

Chae Ryung terlihat sangat kecewa saat Gi Tan benar-benar pergi.

 

Han Cheol Man masih ditahan di kantor polisi. Mereka semua tertidur di kursi. Keadaan kantor sudah sangat gelap.

40

Di Penampungan Harapan terjadi kebakaran. Polisi dan petugas medis mengeveakuasi semua korban. Disana ada Jeong Eun dan Dong Soo yang duduk sedih. Saat petugas membawa sebuah jenazah, Jeong Eun memanggilnya dengan nama ‘Soo Yeon’ dan pergi menghampirinya lalu berteriak meminta Soo Yeon untuk tidak mati.

41

Ternyata itu adalah mimpi Oh Soo Yeon yang sedang tidur di kantor polisi. Dan jelas sudah bagaimana Cha Jeong Eun dan adiknya berganti identitas. Soo Yeon yang tengah tertidur terus memanggil-manggil Soo Yeon yang ada dalam mimpinya. Saat itu Gi Tan datang dan mendengar Soo Yeon memanggil namanya sendiri dalam tidur.

GI Tan mencoba untuk tidak peduli dan menyimpan beberapa makanan di atas meja di dekat Soo Yeon. Tapi GI Tan kemudian berbalik dan menatap Soo Yeon yang masih tidur.

Ia teringat saat Cha Jeong Eun membacakannya sebuah buku dongeng di taman rumahnya.

42

“Hal yang penting adalah yang kasat mata. Pangeran kecil terus mengulangnya, untuk memastikan dia akan mengingatnya.” Saat melihat Guk Cheol yang hanya diam, Jeong Eun kemudian bertanya haruskah dia berhenti membaca.

“Bolehkah aku menyentuh wajahmu?” tanya Guk Cheol. Jeong Eun bertanya untuk apa dan Guk Cheol menjawab itu karena dia ingin tahu seperti apa wajahnya. Jeong Eun menolak dan Guk Cheol langsung mengatakan kalau Jeong Eun itu jelek.

“Tidak, aku tidak jelek.”

“Eiii jangan berbohong. Kau pasti jelek.” Kata GI Tan.

*scene ini adalah scene romantis pertama yang ada dengan backsong lagu soundtracknya dari Zia – I Know*

Saat Guk Cheol akan pergi, Jeong Eun langsung memegang tangannya dan mengarahkannya ke wajahnya.

“Bagaimana? Apa kau masih menganggapku jelek?” tanya Jeong Eun.

43

44

Saat Guk Cheol akan menyentuh bibir Jeong Eun, dia langsung menyuruhnya berhenti karena semuanya sudah cukup. Guk Cheol mengatakan kalau tidak seharusnya dia menyentuh Jeong Eun.

45

“Jangan berani-berani menyebutku jelek. Juga tidak mungkin untuk bisa tahu nanya dengan menyentuh.” Omel Jeong Eun.

“Kau…terlalu cantik.” Gumam Guk Cheol. Jeong Eun berkata kalau dia tidak secantik itu. “Karena kau sangat cantik, kau tidak baik untukku. Kau tidak akan menjadi pasangan yang baik untuk seseorang yang buta seperti aku.” Kata Guk Cheol sedih. Jeong Eun hanya menatapnya dalam diam. Flashback end.

Di masa sekarang, Gi Tan duduk di samping Soo Yeon yang masih tertidur. Perlahan tangannya mendekati wajah Soo Yeon dan memejamkan mata saat menyentuhnya.

46

47

Gi Tan menyentuh wajah Soo Yeon dari kening hingga hidungnya. Saat ia akan menyentuh bibir Soo Yeon….

48

“Apa kau ingin ditahan?” tanya Soo Yeon yang tiba-tiba terbangun. Hahaha, rusak deh romantisnya.

Gi Tan langsung sadar dan cepat-cepat menjauh dari Soo Yeon.

“Kau. Apa kau menyukaiku?” tanya Soo Yeon tanpa basa-basi.

Gi Tan meminta Soo Yeon untuk tidak salah paham dengan apa yang baru saja terjadi. Kemudian Soo Yeon bertanya apakah ini hobinya, apakah Gi Tan senang menyentuh wajah orang lain saat mereka sedang tidur, sambil memperagakan bagaimana Gi Tan menyentuhnya tadi.

“Itu tidak seperti yangkau pikirkan.” Kata Gi Tan kesal.

“Jika kau melakukannya lagi, aku akan menginjak wajahmu saat kau sedang tidur.” Kata SooYeon sambil menunjukkan sepatunya pada Gi Tan.

Gi Tan bertanya kenapa Soo Yeon memanggil namanya sendiri dalam tidur dan bertanya apakah dia sedang shooting film horror. Soo Yeon tergagap kapan dia melakukan itu dan cepat-cepat memberikan beberapa file tambahan mengenai Oh Seung Deok untuknya.

49

“Aku sudah memeriksa semuanya, tetapi kau juga harus memeriksa semuanya.” Kata Soo Yeon dengan sedikit salah tingkah.

Mereka terlihat lebih akrab daripada sebelumnya. GI Tan malah meminta Soo Yeon untuk kembali. Tapi dia menolak dan akan tetap tinggal disana sampai laporannya selesai karena mungkin saja Oh Seung Deok akan tertangkap di saat-saat terakhir.

“Kau seorang pekerja keras.” Kata Gi Tan.

“Aku tidak yakin bagaimana jadinya untukmu, tapi itu antara hidup dan mati untukku.”

GI Tan lalu meminta Soo Yeon untuk tidur nyenyak malam ini dan dia yang akan mengawasi segalanya.

50

Soo Yeon menjadi sedikit salah tingkah dan dia pergi untuk mencuci muka. Saat sedang melihat-lihat file yang baru saja diberikan Soo Yeon, Gi Tan pergi dan menemui Cheol Min yang ada di selnya. Gi Tan bertanya kenapa Han Cheol Min mencoba untuk mengindari mereka. Cheol Min tidak menjawab apapun.

“Atau mungkin kau mengenal Oh Seung Deok tapi bersikap seakan kau tidak tahu. Kalau bukan begitu…” kata Gi Tan sambil mengira-ngira alasan apa sebenarnya yang dimiliki oleh Han Cheol Min.

Cheol Min lalu bangun karena tidak tahan dengan Gi Tan yang ngoceh melulu. Dia lalu memakai kacamatanya, Gi Tan sempat memperhatikannya.

“Kenapa kau menggangguku?” tanya Han Cheol Min.

“Kau tidak memiliki lensa di kacamatamu.” Kata Gi Tan.

Han Cheol Min lalu mengatakan kalau ia mengenakan kacamata untuk penampilannya, apakah ada masalah, tanyanya.

51

“Awalnya aku tidak menyadarinya, tapi kau memiliki sikap yang menyenangkan.” Kata Gi Tan. Han Cheol Min langsung berdiri dan bertanyadengan emosi apa yang barusan Gi Tan maksud. Gi Tan tersenyum dan hanya mengucapkan selamat malam pada Han Cheol Min.

 

Instruktur Mo mengumumkan pada semua peserta kalau mereka memiliki waktu lima menit sampai batas waktu akhir untuk mengumpulkan laporan dari masing-masing tim. Tim Do Gun Woo mengumpulkan tugasnya. Manager Moon bertanya apakah semua tim sudah mengumpulkannya, tapi Instruktur Mo memberitahu kalau tim Kang Gi Tan belum mengumpulkan tugas mereka.

52

Saat mereka akan keluar dari auditorium, mereka bertemu dengan Tim Kang Gi Tan + Oh Soo Yeon (jadi Soo Yeon masuk ke tim GI Tan). Soo Tak melihat Park Soo Hee (si anak direktur eksekutif Group Dodo yang berkhianat itu) sudah bergabung di tim Do Gun Woo.

“Aku lebih menyukai Do Gun Woo daripada Kang GI Tan.” Katanya sambil menggandeng tangan Gun Woo.

Kang Gi Tan dan timnya lalu membawa laporan mereka pada manager Moon. Setelah memberikan laporannya, Gi Tan meminta Manager Moon untuk berbicara dengannya dan berkata kalau apa yang ingin dibicarakannya adalah sebuah hal yang penting, sangat penting.

53

Evaluasi peringkat nilai diberitahukan pada semua peserta. Do Gun Woo berada di peringkat pertama sedangkan Kang GI Tan ada di peringkat sembilan. Gun Woo langsung tersenyum meremehkan. Byun Il Jae menjelaskan kalau peringkat itu adalah yang terakhir dan ditambah dengan hasil dari laporan yang mereka kumpulkan. Tim Do Gun Woo menempati peringkat pertama dan Tim Kang Gi Tan berada di peringkat terakhir. Gi Tan lalu bertanya bagaimana tentang penilaiannya.

54

“Strategi yang digunakan Tim DO Gun Woo sama dengan apa yang digunakan oleh SPD kami. Sementara itu tim Kang Gi Tan menyediakan hipotesis tetapi gagal untuk membuktikannya. Laporanmu adalah bencana yang tidak akan membantu gugatan kami.” Jelas Il Jae.

Nilai yang baru saja mereka lihat adalah perolehan nilai terakhir dan 8 teratas akan mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri. Tapi kemudian Manager Moon memotong penjelasan Il Jae dan mengatakan kalau hasil penilaian belum final. Il Jae menanyakan apa maksud Manager Moon.

55

“Ini adalah akhir dari pelatihan untuk kalian. Kalian bisa kembali ke rumah, tapi setelah putusan dikeluarkan, aku akan mengumumkan hasil akhirnya di kantor utama kami. Jadi tunggu panggilan kami.”

Semua peserta bertanya-tanya, termasuk juga Byun Il Jae yang ingin bertanya tapi Manager Moon melanjutkan bicaranya pada semua peserta. “Aku berharap semua yang terbaik untuk kalian.”

Semua peserta bertepuk tangan walaupun kebingungan. Il Jae menatap tajam pada Manager Moon yang sedang menatap Kang GI Tan.

56

Flashback pada hari sebelumnya dimana Kang Gi Tan meminta Manager Moon untuk berbicara dengannya mengenai hal yang sangat penting itu. Gi Tan memberitahunya mengenai Byun Il Jae yang memberikan strategi dari tim SPD pada Gun Woo dengan tujuan ingin membuat Gun Woo lulus dengan hasil tertinggi.

“Kenapa dia melakukan itu?” tanya Manager Moon.

Gi Tan mengatakan kalau dia tidak tahu, tapi dia tahu tentang Il Jae yang selalu membantu Gun Woo dalam setiap ujian tertulis.

“Jika apa yang kau katakan ternyata bohong…” kata Manager Moon lalu Gi Tan cepat memutus kalimatnya.

“Baca saja sendiri laporan akhir milik DO Gun Woo.” Kata GI Tan.

“Apa kau mengatakan bahwa laporannya sama dengan strategi SPD?” tanya Manager Moon.

GI Tan mengatakan kalau ternyata hasilnya tidak sama 100% dengan yang dimiliki oleh SPD, maka manager Moon boleh mengeluarkannya tapi jika GI Tan benar, Manager Moon harus membuat keputusan akhir setelah persidangan selesai. Flashback end.

57

Manager Moon dicecar oleh Byun Il Jae kenapa membuat keputusan seperti yang dilakukannya tadi. Manager Moon mengatakan kalau tidak ada jaminan kalau strategi DO Gun Woo akan membantu mereka menang di persidangan. Byun Il Jae marah dan bertanya apakah itu artinya Manager Moon tidak mempercayai strategi yang dibuat oleh tim hukum.

Manager Moon meminta IL Jae untuk mengerti karena dalam ujian praktek, hasil adalah nilai yang paling menentukan dan disitulah (kinerja) Manager Moon dipertaruhkan.

“Kau terlalu  banyak aturan. Aku akan mengingatnya.” Kata Byun IL Jae lalu mendorong Manager Moon minggir sebelum dia pergi.

58

Instruktur MO bertanya apakah Manager Moon akan baik-baik saja. Manager Moon bertanya apa maksudnya. Instruktur Mo menjelaskan kalau Byun Il Jae memiliki hubungan perkawinan dengan keponakan Ketua. Jadi kemungkinan jika Manager Moon membuatnya kesal itu akan….

“Memangnya dia pikir siapa dia?” bentak Manager Moon.

Instruktur Mo sampai kaget.

“Aku bekerja keras selama 20 tahun untuk bisa sampa disini! Tapi dia hanya langsung terjun ke kantornya. Sekarang dia akan menghalangiku dan bertindak seakan dia atasanku! Aku tidak akan kalah kepada mereka yang melanggar aturan, entah itu Byun Il Jae atau orang lain.” Jelas Manager Moon.

Saat menaiki tangga dengan Choong Dong, Byun Il Jae mengatakan kalau sejak awal Manager Moon tidak pernah menyukainya *yaiyalah dikata Manager Moon homo??? Abaikan* Byun Il Jae bicara kalau dia akan menyingkirkan Manager Moon saat dia bisa mengambil alih departemennya, sampai mengatakan kalau Manager Moon ‘si bodoh sombong’

Tanpa mereka tahu, Kang Gi Tan ada di lantai bawah mendengar semua yang mereka bicarakan. Saat Gi Tan pergi ke lobby, dia melihat tin Do Gun Woo yang senang dengan nilai yang mereka dapatkan. Dia lalu pergi ke tempat tidur peserta dan melihat Soo Tak, Sung Ae dan Soo Yeon yang terduduk lesu.

59

Gi Tan bertanya pada mereka yang bukannya berkemas-kemas. Soo Yeon menjawab kalau mereka memutuskan untuk tetap tinggal disana. Sung Ae mengatakan jika mereka bisa menangkap Oh Seung Deok sebelum sidang, maka mereka dapat merubah hasilnya. Soo Tak juga mengatakan kalau ia akan terus mencari tahu. Gi Tan tersenyum melihat mereka yang belum mau menyerah.

60

Sementara Do Gun Woo dengan timnya sedang bersenang-senang di club, Gi Tan dan Soo Yeon membaca buku di asrama mereka. GI Tan tersenyum saat melihat Oh Soo Yeon yang sangat serius saat sedang bekerja.

DI rumah Ketua Do, pelayan sedang menyajikan makanan. Tuan Gong mengawasi mereka semua. Saking detailnya, saat ada pelayan yang salah menempatkan sumpit dan sendok, Tuan Gong langsung membetulkannya.

Ketua Do sedang berbicara dengan Hwang Jae Man tentang pengambil alihan perusahaan I-One. Hwang Jae Man mengatakan kalau itu bukanlah hal yang penting sampai dia harus diundang untuk sarapan bersamanya.

61

Hari ini adalah hari persidangan yang menentukan nasib Group Dodo, terutama Dodo Electronics. Ketua Do mengatakan pada Jae Man kalau dia telah memberikan bantuan yang sangat besar pada Do Choong (Ketua).

“Karena itulah kau harus bersikap lebih baik kepada adikku.” Kata Nyonya Do yang juga ada disana. Ketua Do hanya tersenyum menanggapi itu.

Tidak lama datang Byun Il Jae bersama dengan Hwang JI Soo . Mereka langsung memberikan salam pada Ketua dan semua yang ada disana. Hanya Gwang Woo yang terlihat tidak senang dengan kedatangan Byun Il Jae dengan menyindir kalau Gwang Woo sampai kelaparan karena harus menunggu Il Jae yang datang terlambat.

62

Ji Soo membela suaminya dan mengatakan kalau Il Jae tidak tidur semalaman untuk mempersiapkan sidang. Gwang Woo tidakmau mendengar alasan yang seperti itu dan memalingkan muka. Ibunya melirik Gwang Woo dengan kesal, lalu bertanya pada suaminya  kenapa memanggil Il Jae yang sedang sibuk. Ketua Do memberitahu kalau hari ini adalah hari yang istimewa.

“Aku ingin kita makan sebagai sebuah keluarga.” Kata Ketua Do.

Tuan Gong datang dan memberitahukan kalau hidangan sudah siap. Ketua Do lalu mengajak semuanya pergi makan. Tapi Il Jae hanya berkata pada mereka untuk menikmati makanannya dan Il Jae akan menunggu di ruang tamu. Ketua Do berhenti dan mengatakan kalau Il Jae bisa bergabung makan dengan mereka.

Ji Soo yang terlihat sangat terkejut karena pamannya mengizinkan suaminya makan bersama dengan mereka. Ketua Do lalu bertanya pada Tuan Gong apakah ada tempat untuk Byun Il Jae. Tuan Gong mengatakan ada.

63

“Apa kau mendengarnya? Dia memperlakukanmu secara berbeda sekarang. Kita bisa makan bersamanya. Akhirnya dia menerimamu.” Ucap Ji Soo senang.

Saat makan Ketua Do menanyakan mengenai laporan peserta pelatihan. Il Jae menjelaskan kalau Do Gun Woo yang mendapat nilai tertinggi dan hasil laporan yang dibuatnya sama persis dengan yang dibuat oleh tim SPD. Ketua Do ingat kalau DO Gun Woo adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi juga saat ujian tertulis dan bertanya-tanya bagaimana bisa Gun Woo memiliki pola pikir setinggi anggota SPD. Hwang Jae Man menyela, bagaimanapun juga mereka sudah menemukan siapa pemenangnya.

Ketua Do mengatakan kalau mereka akan menemui Gun Woo setelah sidang selesai. Gwang Woo mengatakan kalau dia masih menganggap Do Gun Woo itu gila.

64

Semua mata memandanginya, membuat Gwang Woo kemudian menjelaskan kalau ia ada disana saat wawancara dan Gun Woo mengatakan kalau ia akan menemukan ayahnya. Ketua Do terlihat tidak suka dengan cerita Gwang Woo dan berkata kalau hal seperti itu bukan hal yang harus mereka bicarakan saat ini.

“Jangan bicara kecuali jika kau diminta!” teriak Ketua Do. *Ini orang ama anaknya sendiri galak amat*

Istrinya mengingatkan kalau seharusnya Ketua tidak perlu sampai berteriak karena membuat semua orang tidak nyaman. Ketua kemudian meredam amarahnya dan mengajak semuanya untuk kembali makan. Ketua kemudian bertanya kapan mereka akan menandatangani kontrak dengan perusahaan I-One. Ternyata itu adalah pertanyaan untuk Gwang Woo yang nggak ngeh.

65

Ketua Do memandangi Gwang Woo yang tidak tahu apa-apa dan malah melanjutkan makannya. Ketua lalu berteriak lagi kalau dia bertanya kepada Gwang Woo. Dia langsung tersedak karena kaget. Ayahnya bertanya bukankah itu adalah tugasnya.

“Tolong jawab saja pertanyaannya. Jangan asal membuka mulutmu!” teriak Ketua Do (lagi).

Gwang Woo menjawab pertanyaan ayahnya sambil terbatuk-batuk karena tersedak *kasian banget ini anak* membuat kalimatnya tidak bisa dimengerti. Akhirnya Tuan Gong yang menjawab pertanyaan Ketua kalau acaranya adalah hari ini pukul 10 pagi dan mereka sudah memberitahu pers.

Ketua Do meminta Hwang Jae Man untuk tetap in charge  dalam masalah ini meskipun Ketua tahu kalau dia sangat sibuk. Hwang Jae Man hanya tersenyum pada Byun Il Jae, merasa kalau mereka telah berhasil mendapatkan kepercayaan Ketua Do. Gwang Woo kesal pada pamannya dan Il Jae, dia benar-benar dipermalukan di depan semuanya.

67

Soo Tak, Sung Ae, Soo Yeon tertidur di meja mereka masing-masing kecuali Kang Gi Tan yang masih melihat rekaman cctv milik Oh Seung Deok saat sedang jam makan.

GI Tan teringat kembali saat dia meminta keterangan dari detektif kenala Oh Soo Yeon mengenai Han Cheol Min yang tidak bisa diidentifikasi sidik jarinya namun dia tidak terbukti bersalah. Gi Tan sempat bertanya pada detektif mengenai uji DNA, tapi karena tidak ada sample pembanding dan Oh Seung Deok tidak ada dalam file mereka, jadi itu tidak mungkin. Flashback end.

Kang Gi Tan mendesah. Mulai merasa putus asa dan berpikir apakah mungkin jika mereka menguji Han Cheol Min dengan menggunakan perbandingan suara. Saat dia melihat ulang video rekaman itu, dia seolah mendapatkan titik terang dan membangunkan semua orang.

“Bukankah semua orang di dekatnya mengambil video ini?” tanya Gi Tan dan semuanya membenarkan. Sung Ae bertanya memangnya kenapa. Gi Tan ingin memastikan sesuatu dengan itu.

68

Sepertinya mereka datang ke tempat dimana OH Seung Deok dulu bekerja. Soo Tak mendatangi seorang wanita yang memiliki video Oh Seung Deok yang terjatuh dan memintanya untuk mengirimkan pada handphone Kang Gi Tan.

GI Tan, Soo Yeon dan Sung Ae berada tidak jauh dari mereka dan melihat video Oh Seung Deok. GI Tan memperhatikan (lebih tepatnya mendengarkan) suara Oh Seung Deok dengan Han Cheol Min dan menyadari kalau mereka memiliki suara yang sama. Soo Tak mengatakan kalau dia tidak bisa membedakannya.

69

Soo Yeon menelepon Detektif Park dan ingin mengatakan sesuatu mengenai Han Cheol Min, tapi Detektif Park bilang kalau kepolisian sudah membebaskan Han Cheol Min. Gi Tan langsung mengambil ponsel Soo Yeon dan bertanya dimana Han Cheol Min tinggal. Mereka kemudian mencari ke daerah Yeongdeungpo dan meminta Detektif Park mengirim  alamat lengkapnya.

DI rumahnya, Han Cheol Min mengambil satu koper uang yang diberikan Pengacara Kang dari balik cermin (di dalam tembok rahasia) yang ada di kamarnya. Sambil tertawa Han Cheol Min memandangi uang-uang miliknya lalu membawanya kabur. Saat keluar rumah, Gi Tan and the gang ternyata sedang bertanya pada masyarakat disana tentang rumah Han Cheol Min. Mereka benar-benar yakin kalau Han Cheol Min adalah Oh Seung Deok (karena memang benar, jadi mari kita rubah lagi panggilan Han Cheol Min menjadi Oh Seung Deok).

70

Mereka melakukan pengejaran. Sung Ae mencari arah yang berlawanan sehingga mereka bisa mengepung jalan Oh Seung Deok. Dan ternyata benar. Saat jalannya dihalangi, Oh Seung Deok mengancam Sung Ae untuk minggir dari jalannya dengan sebuah balok kayu. Sung Ae hanya menatap Seung Deok dan kemudian berhasil melumpuhkan Seung Deok dengan beladirinya.

Detektif Park datang. Sung Ae mengambil ponsel Oh Seung Deok untuk kemudian diperiksa oleh detektif Park. Gi Tan, Soo Yeon dan Soo Tak kaget melihat Sung Ae yang bisa melumpuhkan Seung Deok hanya dengan 2 tendangan.

71

72

Gwang Woo hadir dalam sebuah konferensi pers mengenai Group Dodo yang akan membeli perusahaan I-One. Gwang Woo membenarkan pertanyaan wartawan mengenai hal itu.

Sedangkan di depan pengadilan, Byun Il Jae didatangi banyak wartawan. Salah satunya bertanya mengenai pengambilalihan yang diduga adalah strategi untuk menghindari gugatan. Byun Il Jae hanya memberitahu wartawan untuk mempercayai sesuatu yang hanya desas desus.

73

Saat Pengacara Kang datang, wartawan langsung beralih padanya. Salah seorang wartawan bertanya apakah dia akan membatalkan gugatannya, tapi Pengacara Kang hanya diam tak menjawab apapun.

74

Mereka berjalan, dan bertemu di pertengahan. Byun Il Jae memandang Pengacara Kang dengan tersenyum, tidak dengan Pengacara Kang yang terlihat sangat tidak suka.

Byun Il Jae masuk ke pengadilan yang ternyata disana sudah ada tim dari Do Gun Woo. Mereka semua datang untuk melihat jalannya persidangan. Gun Woo dan Il Jae berbicara berdua. Il Jae memberitahu kalau Ketua Do ingin menemuinya setelah sidang selesa tapi Gun Woo merasa sedang tidak ingin menemuinya.

“Apapun yang terjadi jangan pernah menjadikannya musuhmu.” Pesan Il Jae.

“Kedengarannya seperti aku harus tersenyum di hadapannya seumur hidupku. Aku tidak bisa melakukan itu.” Jawab Gun Woo.

75

“Jika kau ingin hasil yang besar, kau harus belajar bagaimana mengendalikan emosimu.” Kata Il Jae yang kemudian juga mengingatkan kalau lawan Do Gun Woo bukanlah Kang Gi Tan melainkan Dodo Group.

Ketua Do dan Hwang Jae Man menunggu presiden I-One di tempat penandatanganan pengambilalihan perusahaan. Sekretarisnya menduga pasti mereka sedang terjebak macet. Hwang Jae Man yang mencoba menelpon Presiden Park, juga tidak berhasil karena Presiden Park tidak mau mengangkat teleponnya.

Ketua Do bertanya apakah mungkin Park berubah pikiran, tapi Jae Man membantah dan itu tidak mungkin terjadi jadi Ketua Do tidak perlu khawatir.

76

DI tempat lain, Presiden Park menandatangani MOU dengan Ketua dari Geukdong Electronics. Chae Ryung dan Cha Woo hadir dalam acara itu. Gwang Woo di tempat penandatanganannya juga menunggu Presiden Park. Beberapa wartawan sudah memprotes keterlambatan itu. Salah seorang wartawan melihat update berita dari gadgetnya dan mendapat kabar kalau Geukdong Group membeli I-One. Mereka semua langsung pergi saat mengetahui itu.

Gwang Woo langsung meminta sekretarisnya untuk menyiapkan mobil karena dia akan datang ke pengadilan. Dalam perjalanannya, Gwang Woo menelepon Il Jae dan memberikan kabar buruk ini. Il Jae tentu saja kaget, apalagi sebelumnya dia bersikap merendahkan Pengacara Kang seolah mereka akan kalah. Gwang Woo meminta Il Jae untuk mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk persidangan ini dan melakukan apapun untuk menjatuhkan mereka.

“Jika kau gagal, aku akan mengambil lebih dari sekedar pengunduran dirimu.” Teriak Gwang Woo pada Il Jae.

77

Chae Ryung memberi selamat pada GI Tan karena semua berjalan sesuai rencana mereka. Oh Seung Deok juga sudah tertangkap beserta barang bukti yang ada, tapi sayangnya ponsel milik Oh Seung Deok yang diperiksa oleh detektif bersih dari semua pesan teks dan panggilan telepon. Seung Deok langsung tersenyum menang.

Soo Yeon berpikir kalau mereka hanya menggunakan perbandingan suara itu tidak bisa membuktikan kalau Oh Seung Deok adalah seorang mata-mata industri. Soo Tak khawatir karena sidang akan segera dimulai. Gi Tan lalu meminta detektif untuk memeriksa panggilan telepon dari pusat.

Dalam ruang sidang, Pengacara Kang mengulas kasus gugatan mereka tentang Geukdong yang mendapatkan rincian file bagaimana Dodo Group mencuri teknologi electronik dari Geukdong. Il Jae memberikan pembelaan kalau Oh Seung Deok telah disuap oleh Geukdong. Il Jae menyertakan bukti rekaman yang menunjukkan bahwa Oh Seung Deok memalsukan kematiannya sendiri.

Pengacara Kang membantah pembelaan Il Jae karena dia tidak bisa membuktikan kalau Oh Seung Deok telah disuap oleh Dodo Group dan itu hanyalah dugaan. Il Jae tidak bisa memberika pembelaan yang lain. Hakim memutuskan akan menunda putusannya.

78

Kang Gi Tan CS datang ke pengadilan bersama detektif Park dan Oh Seung Deok. Gi Tan menyebutkan pada hakim kalau orang yang dibawanya adalah Oh Seung Deok. Pengacara Kang pura-pura tidak mengenal Seung Deok. Byun Il Jae dan Gun Woo tentu saja terkejut, sedangkan Gi Tan merasa puas kalau dia bisa menemukan pelaku yang sebenarnya untuk bebas dari gugatan Geuk Dong.

79

Pada episode 6, Gi Tan memberi salam pada Byun Il Jae dan menawarkan diri untuk bekerja untuknya. Gi tan meminta seseorang untuk mencari tahu informasi mengenai DO Gun Woo. Ada Scene saat Gi Tan merobek gaun Soo Yeon dan Soo Yeon berdansa dengan Gun Woo. Tim baru SPD dikirimkan ke Hainan untuk sebuah misi, episode berikutnya akan ada ‘Michael Chang’ yang ganteng gile. Dan terakhir ada cuplikan Kang GI Tan yang duduk di kursi interogasi.. wahhh…

Well done episode 5. Kita tahu kalau akhirnya Do Gun Woo dan Byun Il Jae kalah telak dari Gi Tan.Dan tentu saja Byun Il Jae akan mengakui kemampuan Gi Tan.

 

Sekedar informasi nih, saya mengerjakan kurang leih 2 hari untuk satu episode.. Saat ini saya akan fokus pada drama ini dan akan saya post paling lambat 3 hari sekali (karena butuh banyak waktu untuk upload gambar-gambarnya, hehehe). Harus sabar, apalagi drama ini rencananya akan ada sampai 50 episode. Hehe.

Episode 6 adalah awal dari penugasan tim baru SPD ke Hainan, gimana ya? Tunggu episode 6 readers.. ^^

Bersambung ke Sinopsis : Monster – Episode 6

Sinopsis: Monster – Episode 4

Sinopsis : Monster – Episode 4

1

Menyambung akhir episode 3, Byun Il Jae menemukan pulpen yang biasa digunakan oleh mata-mata di dalam tas milik Kang Gi Tan. Ini pulpen yang sebelumnya ditanyakan pada rekannya yang lain, karena Gi Tan tidak pernah merasa memiliki pulpen itu.

“Ini bukan pena. Ini adalah peralatan khusus yang digunakan oleh mata-mata. Kau. Siapa kau sebenarnya?” bentak Byun Il Jae.

2

Melihat senyum bapak Gun Woo yang seperti ini, pastinya semua kejadian ini ada kaitannya dengan Byun Il Jae. Dan mungkin saja ini bagian dari rencana Byun Il Jae untuk menyingkirkan salah satu pesaing Gun Woo.

“Apa kau mencurigaiku?” tanya Gi Tan.

“Aku tidak hanya mencurigaimu. Aku yakin!” jawab Il Jae. Lalu ia pergi dan menyuruh anak buahnya membawa Gi Tan pergi.

Soo Yeon bicara pada Nan Jeong kalau dari awal ia curiga ada yang salah dengan Gi Tan karena dia memang terlihat seperi mata-mata. Gun Woo nyeletuk, kompetisi akan semakin membosankan karena Kang Gi Tan keluar. Soo Yeon hanya melihat Gun Woo dengan kesal saking sombongnya.

3

Di ruangan interogasi, Byun Il Jae menanyakan siapa yang sudah mengirim Gi Tan.

“Apakah kau dari Geukdong Electronics? Atau kau dari Group JP? Atau kau bagian dari Badan Intelijen Nasional?” tanya Byun Il Jae.

Gi Tan menduga pasti ada mata-mata di antara mereka, karena seseorang telah meletakkan pena bercamera itu dalam tas milik Gi Tan.

“Kau tidak boleh berkomunikasi bukan?” tanya Il Jae.

“Tolong kembalikan teleponku. Aku perlu menelpon seseorang.” Pinta Gi Tan.

Byun Il Jae menolak untuk memberikan telpon milik Kang Gi Tan. Tapi Gi Tan menantang kalau bukannya Il Jae ingin tahu siapa yang mengirimnya dan kalau ia boleh menelepon, Il Jae akan tahu siapa yang mengirimnya datang sebagai mata-mata.

4

Dari ruangan yang berbeda, sekretaris Moon dan instruktur Mo Gyung Shin sedang mengamati jalannya investigasi. Manager Moon meminta Instruktur Mo untuk memberikan handphone milik Gi Tan. Tapi di ruangan investigasi, Byun Il Jae menyuruh Choong Dong untuk memberitahu manager Moon untuk mengeluarkan Gi Tan dari proses. Saat Il Jae dan Choong Dong beranjak pergi, Instruktur Mo datang dan memberikan ponsel Gi Tan. Byun Il Jae mendadak kesal dan melihat ke arah cctv yang ada di dalam ruangan, seolah menatap Manager Moon dari sana. Byun Il Jae yang tidak ingin dicurigai akhirnya mengizinkan Instruktur Mo memberikan ponsel pada Gi Tan.

5

Di lain tempat, Chae Ryung sedang memperkenalkan sebuah lukisan karya Yang Wei Lei (salah satu seniman nasional di Cina pada Nyonya Do (Hwang Gwi Ja). Nyonya Do merasa terkesan dengan karya itu dan Chae Ryung memberikan lukisan itu sebagai hadiah untuk Nyonya Do. Walaupun sempat menolak, tapi Nyonya Do akhirnya menerimanya. Di tengah perbincangan, Nyonya Do menerima sebuah telepon.

6

“Aku Kang Gi Tan.” Nyonya Do sempat bertanya-tanya siapa Kang Gi Tan yang sedang meneleponnya. Tapi akhirnya ia mengingat kalau Kang Gi Tan adalah sepupu Nona Ok (Chae Ryung). Nyonya Do lalu bertanya apakah pelatihan berjalan dengan baik.

“Ada seseorang yang ingin berbicara dengan anda disini.” Kata Gi Tan.

“Siapa?” tanya Nyonya Do.

“Namanya Byun Il Jae.” Jawab Gi Tan.

Byun Il Jae terlihat penasaran dengan siapa yang akan bicara dengannya sampai Gi Tan memberikan ponselnya pada Il Jae.

“Siapa ini?” tanya Il Jae dengan kasar.

7

“Ini aku, Il Jae.” Jawab Nyonya Do dengan santai. Il Jae tentu saja kaget dan langsung merubah bahasa bicaranya menjadi sopan.

“Aku memang akan menghubungimu. Tolong bantu aku mengawasi Gi Tan, dia dan aku kenal dengan baik. Aku mengaguminya.” Nyonya Do mengatakan semuanya dengan ramah di depan Ok Chae Ryung.

Byun Il Jae merasa sungkan dan sikapnya berubah 360 derajat dari sebelumnya. Saat Choong Dong bertanya tentang ‘nyonya’ yang baru saja dia panggil di telepon, Il Jae menjawab kalau Gi Tan adalah VIP mereka. Choong Dong langsung menatap heran, tak menyangka Gi Tan memiliki koneksi yang lumayan kuat.

“Bagaimana kau mengenalnya (Nyonya Do)?” tanya Byun Il Jae kepo.

GI Tan menantang dengan bertanya balik, “Apa yang dia katakan?” Byun Il Jae memberitahu kalau Nyonya Do sangat menyukainya.

“Aku akan melakukan apapun yang kau perintahkan kepadaku. Jika kau ingin mengeluarkan aku, maka aku akan pergi.” Kata Gi Tan.

8

“Kami hampir saja kehilangan orang yang berbakat. Aku senang kau bukan mata-mata.” Jawab Il Jae.

Gi Tan berterima kasih karena dia telah menarik kecurigaannya. Senyumnya menghilang berganti dengan tatapan dingin setelah dia memalingkan wajahnya dari Byun Il Jae.

Gi Tan kembali bergabung dengan pelatihan bersama dengan rekannya yang lain. Saat berlatih fisik, Soo Yeon masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Latihan push upnya juga masik payah, apalagi saat mereka semua berlatih karate, Soo Yeon salah melakukan teknik sehingga hidungnya berdarah karena terbentur ke lantai.

9

Nan Jeong menolong membangunkan Soo Yeon. Soo Yeon berkata dia baik-baik saja, tapi setelah dia melihat darah dari hidungnya dia malah pingsan. Di antara rekan yang lain ada yang khawatir dan malah menertawakan kekonyolan Soo Yeon.

Saat jam makan, Soo Yeon bahkan tidak mampu memegang sendok dengan baik. Tangannya masih bergetar. Gi Tan datang dengan makanannya dan duduk di depan Soo Yeon.

“Apakah kau sakit? Ada apa dengan tanganmu?” tanya Gi Tan. Soo Yeon tersinggung, bertanya apakah menurutnya ini lucu dan itu membuat Soo Yeon marah.

10

Gi Tan langsung tutup mulut. Soo Yeon makan dengan menopang tangan kanan menggunakan tangan kirinya. Saat dia akan makan, ia malah membanting sendoknya ke meja dan berdiri. Membuat semua orang kaget dan melihat ke arahnya.

11

“Apakah kita bergabung dengan tim olahraga? Apa yang salah dengan proses pelatihan di perusahaan besar ini?” teriak Soo Yeon yang tanpa sadar Manager Moon dan Instruktur Mo sudah ada di belakangnya. Semua orang mendadak berhenti makan dan duduk tegap di kursi masing-masing saat menyadari keduanya datang.

12

“Apa hubungan antara push-up dan pekerjaan kita? Seharusnya mereka memilih bidang pendidikan jasmani. Apakah kalian tidak setuju?” tanya Soo Yeon. Nan Jeong ingin memberikan isyarat kalau Manager Moon dan Instruktur Mo datang dan mendengarnya, tapi Soo Yeon tidak mengerti dan malah melanjutkan protesnya.

“Kita harus bersaing secara adil dan berlatih dengan setara. Kalau begitu, kita tidak akan merasa sakit hati bahkan jika kita dikeluarkan.” Lanjutnya. Gun Woo hanya tersenyum melihat tingkah konyol Soo Yeon.

13

“Baik. Siapa yang ikut bersamaku untuk berbicara dengan para pelatih?” tanya Soo Yeon sambil mengangkat tangannya. Semua rekannya berkasak kusuk. Soo Yeon heran apa yang terjadi dengan mereka semua. “Apakah kalian semua akan diam saja dengan kenyataan yang tidak adil ini?” tanyanya lagi. Manager Moon memperhatikan Soo Yeon dengan wajah dinginnya.

Gi Tan memanggil Soo Yeon berusaha memberitahu tapi Soo Yeon masih belum mau mengerti. “Tutup mulutmu kecuali kau ikut bersamaku.” Katanya sambil menunjuk Gi Tan yang masih mengunyah makanannya.

Tiba-tiba Manager Moon bertanya apa yang sedang terjadi. Soo Yeon berbalik dan kaget.

“Aku percaya kalau kami sudah menjelaskan tentang aturannya.” Manager Moon membela diri.

“Tapi pasti ada seseorang yang yakin bahwa proses ini tidak adil.” Tantang Soo Yeon yang kemudian melihat pada rekan-rekannya yang malah memalingkan wajah pura-pura tidak dengar. Soo Yeon langsung menciut.

Manager Moon lalu bertanya pada Kang Gi Tan, “Apakah kau berpikir bahwa pelatihan disik ini tidak adil?”

14

Gi Tan melihat Soo Yeon yang memasang wajah memelas, sebelum akhirnya menjawab, “Ya. Ini tidak adil.” Soo Yeon terlihat lega dengan jawaban itu dan tersenyum. Gi Tan lalu berdiri, “Tapi kekuatan untuk mengatasi ketidakadilan ini sesuai dengan apa yang Ketua maksud dengan ‘cinta dan loyalitas untuk perusahaan ini’!” Gi Tan bersemangat sampai menyimpan sendok dan menyilangkannya di depan dada.

Ekspresi wajah Soo Yeon berubah lagi jadi sebal, sedangkan yang lain hanya bisa menertawakannya.

“Tepat sekali. Oh Soo Yeon, aku akan selalu menerima pengunduran dirimu.” Kata Manager Moon.

Dengan gagap Soo Yeon mengatakan tidak dan mengakui kesalahannya sehingga poinnya harus dikurangi lima poin. Manager Moon dan Instruktur Mo langsung pergi. Sedangkan Soo Yeon masih mendendam. Gi Tan hanya melanjutkan makan siangnya.

“Apakah itu enak?” sindir Soo Yeon.

“Semua latihan itu benar-benar meningkatkan selera makanku.” Jawab Gi Tan tanpa berhenti makan.

Soo Yeon memberikan makan siang miliknya pada Gi Tan dengan memasukkan sayur dan ikan pada mangkok sup Gi Tan dan mengaduknya dengan telunjuk tangannya dan pergi. Gi Tan tidak kehabisan makan dan malah menambahkan nasi ke dalam mangkuk sup campurannya dan langsung memakannya dengan lahap. Salah satu rekannya berseru kalau Gi Tan pernah ikut dalam pelatihan tentara. *hahaha, belum tau diaaa

15

Malam hari, dalam ruangan yang gelap, Soo Yeon belajar sendirian dengan bantuan senter. Cahaya itu mengenai Gi Tan yang tengah tidur, karena ranjang mereka bersebelahan. Gi Tan terbangun dan menegurnya untuk mematikan lampu senter. Soo Yeon hanya meminta Gi Tan untuk tidak mengganggunya yang sedang belajar, tapi Gi Tan membalikkannya karena faktanya Soo Yeon lah yang mengganggunya.

“Belajar adalah hal yang kau lakukan di kelas. Pergi ke perpustakaan. Aku sedang mencoba untuk tidur disini.” Kata Gi Tan.

“Masalahnya adalah, aku tidak sepintar kalian.” Soo Yeon membela diri.

16

“Kepribadianmulah yang bermasalah.” Ledek Gi Tan.

“Berhentilah dan pergi tidur.” Soo Yeon malah dengan sengaja menyoroti wajah Gi Tan dengan senter. Gi Tan mengatakan Soo Yeon adalah siswa yang selalu tidur di kelas (saat sekolah) jadi tidak heran jika posisinya selalu yang paling akhir. Ia tidak mau ambil pusing lagi dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Hari berikutnya mereka dihadapkan dengan kompetisi team work dengan tema memasak. Di barisan pertama adalah ketua tim dan peserta yang lain harus berdiri di belakang kandidat ketua yang mereka inginkan. Salah satunya adalah Soo Yeon dan Sung Ae yang menjadi ketua tim. Semua peserta mulai memilih ketua yang mereka inginkan. Gi Tan langsung berdiri di belakang Sung Ae.

17

Instruktur Mo meminta setiap pemimpin tim untuk berbalik dan Soo Yeon mendapatkan tidak satu pun yang berdiri di belakangnya. Dia kesal sendiri. Instruktur Mo meminta sisa dari lima orang pertim harus pindah ke tim nya Oh Soo Yeon. Tim Sung Ae lebih 2 orang dan mereka dengan berat hati pindah ke tim Oh Soo Yeon.

“Ketua Do suka makanan yang sederhana. Tugasmu adalah untuk mempersiapkan makan malam yang akan dia sukai.” Kata Manager Moon.

18

Ini adalah komposisi tim Oh Soo Yeon. Soo Yeon memberi ide untuk membuat Jjigae dwenjang, buchu jeon, tuna telur gulung dan tahu rebus. Gun Woo mengejek dan mengingatkan Soo Yeon kalau mereka tidak bisa memesan semua dari restaurant. Soo Yeon kesal dan mengatakan kalau ia yang akan memasak semuanya.

19

Di timnya, Kang Gi Tan bertanya apa Sung Ae bisa melakukan ini (memasak)? Gi Tan menilai kalau Sung Ae sudah pasti seorang juru masak yang baik. Rekannya yang lain (ini aku lupa siapa namanya) bertanya apa yang biasa Sung Ae masak, Sung Ae menjawab dia biasa memasak mi instan. Gi Tan bertanya lagi apa yang bisa Sung Ae masak selain itu, Sung Ae menjawab lagi mie dengan tteok. Gi Tan speechless *hahaha.

Dan yang terjadi adalah, Soo Yeon memasak dengan baik. Gun Woo bahkan terkesima melihat Soo Yeon yang ternyata ada gunanya juga. Ia bahkan bisa membalikkan telur dadar sampai melayang di udara dan mendarat dengan tepat di panci *ala-ala chef gitu..* membuat anggota timnya berdecak kagum sampai tepuk tangan.

20

Sedangkan Sung Ae, memotong bawang bombay pun tidak mampu, sampai Gi Tan yang harus turun tangan saking kesalnya.

21

Mereka membuat kekacauan dengan membakar bahan makanan yang harusnya mereka masak. Saat hasilnya harus dipresentasikan, masakan mereka tampak kacau sampai Instruktur Mo bilang kalau makanan mereka bukanlah makanan untuk manusia.

Berbeda dengan hasil masakan tim Soo Yeon, penyajian dan rasanya adalah yang terbaik menurut Instruktur Mo. Soo Yeon toast dengan seluruh anggota tim yang senang atas hasil mereka, kecuali Gun Woo yang masih jaim.

22

Gun Woo bertemu Byun Il Jae yang meminta Gun Woo untuk tidak khawatir tentang Kang Gi Tan karena test yang sesungguhnya dimulai sekarang. Byun Il Jae memberikan amplop berisi lembar jawaban untuk test besok tapi Gun Woo sempat menolak karena ia ingin melakukan dengan kemampuannya sendiri.

“Ini tidak sesuai dengan harga diriku.” Jelas Gun Woo.

“Aku senang kau menjadi semakin kompetitif. Tapi Gun Woo, kau tidak menyukainya. Kau akan menjadi pewaris Group Dodo, lembar jawaban seharusnya tidak melukai harga dirimu. Yang harusnya benar-benar membuatmu terluka adalah jika akhirnya kau kalah dari orang-orang seperti mereka.” Jelas Byun Il Jae. Il Jae ingin Gun Woo mempercayakan padanya bagaimana caranya ia menjadikan Gun Woo sesuai dengan rencana mereka. “Begitulah caranya, seorang raja sejati bertindak dan mempertahankan harga dirinya.”

23

Hasil nilai sementara diumumkan. Do Gun Woo berada di posisi pertama lagi sedangkan Gi Tan berada di urutan tepat di bawahnya. Peserta yang lain ada yang nilainya turun dan ada yang naik. Soo Yeon sendiri terlihat puas karena peringkatnya naik ke nomor 30 dan mendapatkan ucapan selamat dari Hong Nan Jeong.

“Aku tidak akan berharap terlalu banyak. Aku akan mengalahkan 10 orang setiap minggunya. Dalam waktu tiga minggu, aku akan menjadi yang terbaik.” Kata Soo Yeon dan Nan Jeong berkata Soo Yeon terlalu banyak berharap.

24

Gi Tan mengira Gun Woo pasti seorang yang genius karena Gun Woo tidak pernah belajar tapi selalu mendapatkan nilai sempurna pada tes tertulis. Gi Tan bertanya apa rahasianya.

“Kau sudah tahu jawabannya. Kau baru saja mengatakannya. Aku genius.” Jawab Gun Woo enteng.

“Bagaimana seorang yang genius sepertimu tidak tahu apa itu sarkasme?” ledek Gi Tan.

“Kang Gi Tan. Hati-hati dengan caramu memperlakukan aku. Kau mungkin akan mendapatkan masalah.” Gun Woo seolah mengancam.

“Komentar macam apa itu? Apa kau semacam bangsawan?” tanya GI Tan dan Gun Woo mengakui itu. “Aku tahu kau memiliki delisi atas keagungan, tapi cobalah untuk tidak membiarkannya terlalu jauh.”

“Aku hanya mengingatkan, jangan sampai berakhir dalam buku daftar keburukan milikku.”

Gi Tan menawarkan diri untuk mengambilkan obat (sakit jiwa) milik Do Gun Woo. Gi Tan tidak peduli tentang buku daftar kebencian atau apalah itu dan menyarankan Gun Woo untuk bekerja keras karena ia tidak akan membiarkan Gun Woo menang. Akhirnya Gun Woo yang meninggalkan auditorium lebih dulu.

25

Dalam latihan karate masing-masing peserta saling melawan berpasangan laki-laki dan perempuan. Saat Soo Yeon melawan Gi Tan, Soo Yeon berhasil membanting Gi Tan hingga membentur dinding. Semua orang kaget melihat kemampuan Soo Yeon.

26

Tapi pertarungan tidak berhenti hanya disitu karena Gi Tan memberikan perlawanan balik dan mereka saling bertahan dengan masing-masing kemampuan mereka. Gi Tan kesakitan saat Soo Yeon menarik rambutnya dan merengek meminta dilepaskan. Soo Yeon juga meminta Gi Tan melepaskan cekikannya pada leher Soo Yeon dan menghitung sampai tiga, tapi hanya Gi Tan yang melepaskan, Soo Yeon masih tetap menarik rambut Gi Tan sehingga dia terus merengek *hahaha*

Manager Moon meminta peserta yang sudah pernah mendapat pelatihan beladiri untuk maju. Mereka adalah Sung Ae, Gun Woo, dan dua orang lainnya. Peserta yang profesional akan melawan sesama profesional begitu juga dengan yang belum pernah mendapat pelatihan, sehingga pertarungan menjadi adil.

Tiba-tiba Gi Tan maju dan meminta berduel dengan Gun Woo padahal dia bukanlah peserta yang pernah mendapatkan pelatihan beladiri sebelumnya.

27

Mereka akhirnya diizinkan untuk bertarung. GI Tan yang pertama kali mulai menyerang sampai akhirnya berhasil melawan Gun Woo. Kemudian Gun Woo tidak mau kalah dan merasa dicurangi, tapi dia masih ingin melanjutkan pertandingan. Gun Woo menyerang Gi Tan dan mereka terus bertarung sampai Gun Woo memimpin pertandingan dengan menjepit leher Gi Tan dengan tangannya. Dua instruktur datang dan memisahkan mereka berdua, begitu juga dengan peserta yang lain yang ikut melerai.

28

Tapi saat sudah dipisahkan, mereka malah mulai berduel lagi. Saat mereka akan memukul satu sama lain, Manager Moon berteriak menghentikan mereka.

“Apa kalian Hooligan? Ini bukan tempat untuk pertarungan tinju! Nona Mo, berikan mereka masing-masing 20 penalti dan hukum mereka.” Perintah Manager Moon.

29

“Kau belajar judo untuk membunuh orang?” tanya Gi Tan memulai (pertengkaran). Gun Woo mengatakan Gi Tan yang memulai curang. “Akan berbeda kalau kau yang curang, karena aku tidak tahu aturannya.”

“Aku marah karena aku tidak bisa membunuhmu, jadi tutup mulutmu.”

Gi Tan memberitahu Gun Woo dia mengalami beberapa insiden mematikan saat ia masih muda, jadi ia membenci ketika tahu seseorang mencoba untuk menyakitinya.

“Apa kau mengenalku?” tanya Gun Woo.

30

31

“Do Gun Woo, seorang pengkhayal dan anjing kecil.”

Gun Woo membenarkan, ia bahkan juga mengaku kalau telah dibesarkan seperti anjing jadi banyak hal yang harus dia gigit dan Kang Gi Tan adalah salah satunya. Gi Tan membalas lagi dengan mengingatkan Gun Woo kalau dia membenci orang yang berusaha menyakitinya.

“Aku sudah mengatakan, aku mengawasimu!” teriak Gun Woo dna itu akhirnya membuat mereka berdua berhenti.

32

Chae Ryung datang ke tempat Byun Il Jae bermain golf. Dia teringat dengan perkataan Gi Tan yang memintanya untuk mendekati Byun Il Jae. Chae Ryung tidak harus merayunya, tapi Gi Tan tetap meminta Chae Ryung untuk menjadi dekat dengan Il Jae.

“Seperti surat dengan amplopnya?” gumam Chae Ryung.

Caranya hanya tergantung bagaimana Chae Ryung akan melakukannya. Gi Tan memintanya untuk mencari tahu segala sesuatu yang bisa dia dapat dari Il Jae.

33

Chae Ryung memulai strateginya dengan menyapa Byun Il Jae dan pura-pura tidak tahu kalau Il Jae ada di club yang sama dengannya karena mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Il Jae bertanya tentang bisnis gallery, Chae Ryung berkata semua lancar karena banyak yang membantunya dan mengundang Il Jae untuk datang sesekali dan minum teh.

Saat bermain golf, Chae Ryung berpura-pura minta diajari sampai ia jatuh dan Il Jae mendekapnya agar tidak terjatuh. Chae Ryung kemudian bertanya kapan Il Jae biasa datang ke tempat itu karena lebih bagus kalau dia belajar pada ‘ahlinya’. Il Jae bertanya apa Chae Ryung tertarik belajar golf.

“Tentu saja. Kau tidak bisa berbisnis tanpa bisa bermain golf.” *ngeles*

Dannn, Byun Il Jae akhirnya memanggil pelatih Kim untuk mengajari Chae Ryung yang mukanya langsung berubah jadi ‘asem’.

“Jika kau belajar dari dia, kau akan pintar dalam waktu singkat.” Kata Il Jae.

Chae Ryung masi memasang senyum sampai Il Jae menyelesaikan permainannya dan pergi (seolah tahu apa yang sedang direncanakan Chae Ryung).

“Byun Il Jae, kau tidak mudah bukan?” gumam Chae Ryung.

34

“Group Dodo dan sengketa paten Geukdong Electronics langsung diputuskan pada sidang pertamanya. Pengadilan menghentikan litigasi penggugat hari ini dan mengangkat tangan Group Dodo.” Kata seorang pembawa berita TV.

Il Jae dan Choong Dong yang baru keluar dari pengadilan langsung diserbu para wartawan yang menanyakan ini-itu. Il Jae berkata kalau pihak Dodo juga mengalami kerugian akibat sengketa paten yang terjadi, tapi yang bisa ia lakukan adalah mengambil hikmah dan menjadikan kejadian ini sebagai contoh untuk masa depan.

35

“Apakah kau pikir Geukdong Electronics akan mengajukan banding?” tanya salah satu wartawan. Il Jae belum menjawab, dan ternyata itu adalah sebuah rekaman yang ditayangkan pada semua peserta seleksi.

36

Pada pengarahan, Byun Il Jae memberikan tugas pada semua peserta untuk menyusun strategi yang akan dilakukan pada Geukdong Electronics yang akan mengajukan banding. Soo Yeon bertanya bukankah Dodo telah memenangkan sidang pertama dan itu seharusnya berarti mereka sudah menang. Il Jae mengatakan keadaannya saat ini terlihat tidak terlalu baik karena salah satu staf dari laboratorium membocorkan dokumen rahasia sebanyak 100 halaman pada Geukdong Electronics.

“Dalam sokumen itu ada perbandingan dan analisis terhadap produk kedua perusahaan. Dokumen ini memiliki informasi tentang bagaimana kami mengacu pada ponsel mereka untuk meningkatkan kinerja produk kami. Jika dokumen ini digunakan sebagai bukti, maka Group Dodo akan kalah dalam kasus ini.” Jelas Il Jae.

37

“Apakah informasi yang ada dalam dokumen itu adalah benar?” Sung Ae bertanya.

Staf yang kabur dari laboratorium itu telah memanipulasi isi dokumen. Peserta yang lain menduga kalau dia disuap atau mereka adalah mata-mata industri. Soo Yeon menambahkan masalah akan selesai jika mereka bisa menangkap mata-matanya.

“Masalahnya, peneliti itu meninggal dunia karena kecelakaan mobil.” Jawab Il Jae.

GI Tan bertanya apakah mereka memiliki akses untuk melihat kamera keamanan di hari kecelakaan terjadi. Il Jae memperlihatkan rekaman cctv yang terjadi malam itu. Mobilnya terus berjalan hingga akhirnya jalannya menjadi tidak teratur. Il Jae menjelaskan kecelakaan itu disimpulkan sebagai kecelakaan mobil karena kurangnya perawatan kendaraan. Mobil itu menabrak pembatas jarang dan langsung terjun ke jurang, dan video selesai.

Karena kesimpulan itulah pihak Dodo tidak bisa menuntut mereka. Sung Ae menduga kalau itu adalah tindakan pembunuhan dan bukan kecelakaan.

“Untuk menyembunyikan kebenarannya, kurasa itu mungkin bahwa Geukdong Electronics merencanakan kecelakaan itu.” Tambahnya.

SPD telah mencoba menyelidikinya dengan pertimbangan dugaan itu tapi sayangnya mereka tidak bisa menemukan bukti apapun.

38

Il Jae menjawab pertanyaan Gi Tan tentang penyebab kecelakaan yang sebenarnya, rem coil yang sudah usang dan itu adalah kerusakan rem mobil. Dan juga tubuh korban tidak ernah ditemukan karena bisa saja telah terbawa oleh arus sungai.

Il Jae menutup sesi pertanyaan dengan meminta semua peserta untuk menemukan cara agar Group Dodo bisa memenangkan sengketa ini dan Il Jae pergi diantar dengan pandangan Manager Moon yang kelihatan mencurigai sesuatu darinya.

Giliran Manager Moon yang memberikan arahan untuk peserta dan memilih tim sesuai yang diinginkan mereka. Delapan orang pertama yang lulus akan dipilih untuk berpartisipasi dalam pelatihan diluar negeri. Semua orang bersemangat dan bertekad untuk mendapatkannya.

39

Gi Tan duduk dan memutar ulang terus-menerus video rekaman cctv dari kecelakaan malam itu.

DI ruangan kontrol, Manager Moon dan Il Jae sedang mengawasi peserta yang mulai memilih dengan siapa mereka akan bekerja sama.

“Antara Do Gun Woo dan Kang Gi Tan, kau bertaruh untuk siapa, Manager Moon?” tanya IL Jae tiba-tiba.

Manager Moon mengatakan bahwa ini adalah pertarungan yang seimbang, tapi jika ia harus memilih maka ia akan memilih Kang GI Tan. Il Jae seolah sedang berpikir.

40

Nan Jeong membawa Soo Yeon masuk dan bergabung dengan timnya DO Gun Woo. Soo Yeon bertanya apa mereka harus masuk timnya Gun Woo. Nan Jeong bersikeras, karena kalau mereka tidak bisa masuk 8 besar, mereka akan dikeluarkan dari ujian ini. Soo Yeon menyadari mereka tidak punya pilihan dan akhirnya mereka berdua datang ingin bergabung dengan timnya Do Gun Woo. Gun Woo mengejek mereka yang masih berkeliaran tanpa tim. Soo Yeon yang bermuka tebal langsung duduk (padahal belum diizinkan) di sebelah Gun Woo dengan kaki menyilang dan mengatakan kalau ia akan membantu semua yang ada di timnya. “Ya ampun, begitu banyak orang yang menginginkanku.” Katanya dengan bangga.

Karena kesal pada Soo Yeon yang terus membual, Gun Woo menyuruh Soo Yeon pergi dan hanya mengizinkan Nan Jeong berada dalam timnya. Nan Jeong membela Soo Yeon dan meminta pertimbangannya dengan melihat Soo Yeon yang ahli dalam memasak.

41

“Ya tepat sekali. Pergi dan cari tim yang ingin masakanmu.” Kata Gun Woo. Soo Yeon langsung mengizinkan Nan Jeong untuk tetap berada di tim Gun Woo karena Soo Yeon tidak tahan dengan sikap Gun Woo dan langsung pergi. Bahkan tak mendengar Nan Jeong yang ingin dia tetap bergabung.

42

DI tim Kang GI Tan (aku punya firasat sebentar lagi Soo Yeon juga akan mengganggu disini). Dan ternyata benar, Soo Yeon langsung duduk di dekat Sung Ae, membuat semua yang ada jadi terkejut. Soo Yeon mengatakan akhirnya dia menemukan timnya dan bertanya sudah sejauh mana mereka membahasnya.

SI wanita yang ayahnya adalah salah satu Direktur Eksekutif Dodo bertanya pada Gi Tan sebagai ketua tim tentang Soo Yeon yang ingin bergabung dengan mereka.

“Kau berada disini hanya karena kau tidak bisa kemana-mana bukan?” tanya Gi Tan.

Soo Yeon tertawa, “Aku menolak tim Do Gun Woo meminta bantuanku karena aku ingin membantumu. Bagaimana? Apakah aku harus pergi? Kau akan menyesal jika aku gabung dengan tim mereka.”

Si wanita tadi meminta Gi Tan untuk membiarkan Soo Yeon pergi karena mereka sudah memiliki cukup orang, tapi Gi Tan malah mengizinkan Soo Yeon bergabung sebagai anggota terakhir.

43

Soo Yeon langsung senang tapi dia tetap jaga image. Si wanita tadi langsung protes dan bertanya apa dia tahu dari universitas mana Soo Yeon lulus dan membisikkan pada Gi Tan mengenai itu. Dia juga menyebutkan kalau universitas itu adalah tingkat ketiga, dan dia juga mendengar kalau Soo Yeon mengambil ujian GED (kalau di Indonesia itu seperti paket A, B, C). Wanita itu langsung menyimpulkan kalau Soo Yeon adalah faktor negatif di tim mereka.

Gi Tan berkata kalau wanita itu terlalu kasar.

“Aku tidak kasar, hanya saja tidak ada yang ingin…” kata wanita itu, lalu Gi Tan menyelanya dan berkata kalau dia boleh pergi (dari timnya). Semua orang kaget.

44

“Aku???” teriak wanita itu.

“Kau boleh keluar dari timku.” Jelas Gi Tan.

Soo Yeon tidak tahan dengan kekacauan yang didengarnya dan meminta mereka untuk melakukannya sendiri. Soo Yeon berdiri dan pergi. Salah satu dari mereka menahan Soo Yeon, Gi Tan memandangi Soo Yeon tanpa bisa berkata apapun. SunG Ae langsung meminta mereka melanjutkan strategi, dan Gi Tan langsung berbicara pada mereka untuk mengambil banyak data. Soo Yeon melihat dari kejauhan dan seolah dendam pada mereka semua.

Tim Kang Gi Tan pergi ke perpustakaan dan mengatur agar mereka semua pergi secara berpasangan untuk mencari buku mengenai preseden yudisial dan kasus mengenai hak paten. Dia bersama Sung Ae yang akan menemukan data-data untuk kasus ini.

45

Saat mereka akan bergerak, mereka melihat Soo Yeon yang membawa satu keranjang penuh berisi buku mengenai kasus terkait dan dia sedang cekcok dengan timnya DO Gun Woo. Gun Woo meledek apakah dia sedang membantu perpustakaan untuk pindah, karena dia seolah membawa semua buku pergi.

Gi Tan langsung ikutan dan menemukan sebuah buku yang berkaitan dengan hak paten. Soo Yeon mengambilnya kembali dan mengatakan pada Gi Tan, dia boleh meminjam setelah Soo Yeon selesai membacanya dan menyuruh mereka semua minggir.

46

“Kau boleh mencoba mencari, tetapi kau tidak akan menemukan buku tentang paten.” Gumam Soo Yeon. Semua orang di belakangnya terlihat sangat kesal.

Soo Yeon bergelut dengan semua buku yang tidak mungkin bisa dia baca semuanya.

47

Dia sendiri bahkan pesimis, “Kapan aku akan selesai membaca semuanya?” tanya Soo Yeon sambil memandangi tumpukan buku-bukunya.Saat sedang belajar, manager Moon datang dan bertanya Soo Yeon bergabung dengan siapa. Soo Yeon menjawab kalau dia adalah pemimpin tim. Dan saat Manager Moon bertanya mana anggota timnya, Soo Yeon menjawab kalau itu juga dirinya.

“Ini adalah misi tim. Bahkan jika kau melakukannya dengan baik, kau akan gagal jika kau tidak memiliki tim.” Jelas manager Moon.

“Bukankah aku memiliki waktu untuk membuat tim sampai kami menyerahkan laporan?” tanya Soo Yeon.

48

“Itu benar, tapi tidak ada yang mau kau sebagai bagian dari timnya sampai saatnya tiba.” Jawab Manager Moon.

“Aku akan membuat mereka datang dan memohon. Kau lihat saja.” Jawab Soo Yeon dengan yakin.

49

Setelah manager Moon pergi, Soo Yeon seperti kehilangan kepercayaan dirinya dan duduk dengan lemas menghadapi semua buku yang menumpuk. Dia meyakinkan dirinya sendiri kalau dia akan menjadi yang terbaik dan menerima 200.000 dolar dan membeli rumah untuk membawa kembali Dong Soo.

Malam hari, Byun Il Jae datang ke rumah Ketua Do dan sudah disambut oleh Tuan Gong. Saat masuk ke dalam rumah, Tuan Gong sempat menegur seorang pelayan untuk jalan dengan pelan dan jangan membuat terlalu banyak suara. Tuan Gong menjelaskan pada Il Jae kalau kesehatan Ketua Do sedang kurang baik hari ini, jadi ia juga harus memperhatikan hal itu.

Byun Il Jae datang ke ruang makan dimana keluarga Ketua Do juga sedang makan malam. Ketua Do bertanya tentang strategi untuk kasus Geukdong Electronics. Il Jae memang sudah mempersiapkannya tapi dia terus terang kalau kesempatan mereka untuk menang adalah 50-50 atau bahkan bisa lebih rendah. Ketua Do tidak ingin tahu, dan bertanya apa dia akan memenangkan persidangan.

“Aku akan menang.”  Jawab Il Jae.

Do Gwang Woo menanyakan tentang Il Jae yang menyerahkan masalah strategi itu pada peserta pelatihan. Il Jae membenarkan.

50

“Orang gila macam apa yang berpikir untuk melakukan hal seperti itu?” tanya Gwang Woo kemudian.

“Orang gila itu adalah aku.” Sahut Ketua Do. Gwang Woo langsung merasa tidak enak dan salah tingkah.

Nyonya Do bertanya apakah Il Jae sudah makan dan meminta Tuan Gong untuk menyiapkan makan malam untuknya. Ketua Do langsung memukul-mukulkan sendok pada meja makan, mengatakan kalau Nyonya Do bisa melakukannya setelah Ketua menyelesaikan makannya.

Nyonya Do tidak mau tahu dan tetap meminta Tuan Gong melakukan sesuai yang diperintahkannya karena waktu makan malam sudah terlewat.

“Ketua tidak pernahmakan bersama karyawannya, nyonya.” Tuan Gong mengingatkan.

51

“Seorang pegawai? Dia suamiku.” Sahut Ji Soo.

Gwang Woo seolah membenarkan yang dikatakan Tuan Gong, karena Il Jae belum menjadi seseorang yang bisa makan bersama mereka. JI Soo dan Nyonya Do menatap Gwang Woo dengan tajam. Il Jae yang tidak ingin ambil pusing langsung undur diri dan memberi hormat pada Ketua Do.

52

Saat Il Jae pergi, Ji Soo cepat menyusulnya. Nyonya Do menegur Ketua kalau dia sudah terlalu kasar dan kenapa sulit sekali untuk makan bersama. Ketua Do malah berkata lebih kasar pada Nyonya Do dengan menyebutnya bodoh karena dia tidak tahu apa-apa.

“Bodoh?” Nyonya Do terkejut suaminya bisa bicara sekasar itu padanya. Gwang Woo juga berubah murung.

“Makan bersama karyawan adalah  bagian dari manajemen bisnis. Kau menikah dengan seorang ketua perusahaan dan kau bahkan tidak mengerti itu?” jelas Ketua Do.

Nyonya Do marah dan menyebut Ketua telah menyalahgunakan Il Jae seperti dia menyalahgunakan Nyonya Do, karena dia seorang menantu.

“Kau merusak selera makanku.” Kata Ketua Do, lalu ia pergi diikuti oleh Tuan Gong.

Gwang Woo berkata pada ibunya seharusnya dia tidak mengatakan hal seperti itu. Ibunya membentaknya untuk diam.

“Aku benci semua  orang dengan nama keluargamu.” Jelas ibunya.

53

Byun Il Jae datang ke tempat Gwang Woo sedang minum wine. Saat Gwang Woo mulai bicara basa-basi, Il Jae langsung mengatakan kalau ia sedang sibuk. Gwang Woo berkata kalau Il Jae harus menanggapinya dengan serius. Siapa yang dia miliki dalam perusahaan, tidak ada yang mengakuinya sebagai keluarga, juga Il Jae tidak memiliki sistem pendukung menurut Gwang Woo.

“Kau dan aku sudah mengenal sangat lama, bukan? Kenapa tidak menggunakanku? Orang lain akan membunuh untuk bisa menggunakan pengaruhku.”

54

“Apa aku membuatmu merasa kecil?” tanya Gwang Woo dengan sombongnya. Il Jae hanya tersenyum, buatku senyumannya itu lebih pada senyum yang meremehkan.

Gwang Woo akhirnya menyampaikan maksud yang sebenarnya. Mengenai sengketa paten, Gwang Woo ingin Il Jae melaporkan kepadanya sebelum ia melaporkan semua hal pada ayahnya, Ketua Do.

Il Jae tidak memberikan jawaban apapun sampai Gwang Woo bertanya lagi apakah dia mengerti maksud Gwang Woo.

“Ya, tuan.” Jawab Il Jae.

55

Setelah Gwang Woo pergi dari sana, senyum Il Jae berubah menjadi senyuman penyihir. Dan dia lalu mengambil botol anggur milik Gwang Woo untuk meminumnya.

“Sebentar lagi, kau akan berhadapan dengan Gun Woo. Aku tidak akan berpihak padamu. Aku akan membuat sisiku sendiri.” Gumam Il Jae dengan puas.

56

Gun Woo akan pergi dari asrama dan berpapasan jalan dengan Gi Tan yang langsung bertanya kemana dia akan pergi. Gun Woo tidak memberikan jawaban, malah meminta Gi Tan meminjamkan mobilnya jika ia punya. Gi Tan menduga kalau Gun Woo memiliki koneksi dan bertanya siapa yang ‘menjaga’ nya.

“Apa kau ingin tahu?” tantang Gun Woo.

“Tidak dari raja omong kosong.” *lah trus ngapain nanya si Gi Tan ini?*

57

“Ketua Dodo Group.” Jawab Gun Woo dengan tenang.

Sesaat, Gi Tan seolah percaya pada apa yang dikatakan Gun Woo, tapi kemudian dia menjawab, “Kau sangat percaya diri, jadi kurasa kau memang benar. Apakah seseorang dengan posisi tinggi?”

“Percaya atau tidak.” Jawab Gun Woo meremehkan, lalu ada panggilan telepon pada ponselnya.

58

Dengan pendengarannya, Gi Tan seperti mengenal suara orang yang menelepon Do Gun Woo. Tentu saja kita tahu kalau itu Byun Il Jae yang mengajaknya untuk bertemu di sebuah cafe. Gi Tan seolah memikirkan sesuatu daat mendengar hal itu, tapi Gun Woo tidak menyadarinya dan kemudian pergi.

“Itu suara Byun Il Jae.” Gumam Kang Gi Tan.

59

Il Jae meletakkan sebuah usb di mejanya. Isi usb itu adalah strategi rahasia SPD mengenai sengketa paten yang sedang ditugaskan pada peserta pelatihan. Gun Woo meragukan strategi yang diberikan Il Jae, karena belum tentu akan menang di pengadilan. Il Jae yakin kalau mereka akan menang dengan strategi itu. Dan karena sangat berminat pada kasus ini, jika Gun Woo berhasil, maka ia akan mendapatkan pengakuan bukan hanya dari sesama rekannya tapi juga oleh semua orang di department SPD.

“Disana ada sebuah perusahaan bernama ‘Owl’. Itu adalah nama kode yang kami buat. Semua hal mengacu pada perusahaan bernama ‘I-One’” Byun Il Jae tertawa, “Setelah pancinya mendidih, kau harus menyingkirkan kayu bakarnya.”

60

Dari lantai bawah di cafe yang sama, Gi Tan mendengar semua yang dibicarakan Do Gun Woo dan Byun Il Jae. Ia lalu mencari di internet mengenai perusahaan yang bernama ‘I-One’ itu.

Yoo Sung Ae sedang jogging. Ia berhenti dan terlihat kelelahan. Setelah menengok kanan dan kiri, ia duduk di sebuah kursi yang juga diduduki oleh seorang lelaki yang sedang membaca koran.

61

“Ini berlebihan. Setelah yang kulakukan untuk masuk ke Badan Intelijen Nasional, aku melakukan hal yang sama untuk masuk ke Dodo.” Kata Sung Ae.

Laki-laki itu kemudian melipat korannya dan mengatakan kalau Sung Ae akan baik-baik saja dan jangan bersikap lemah seperti itu.

“Apakah kau membawa yang aku minta?” tanya Sung Ae.

62

“Sistem keamanan SPD sama ketatnya dengan milik kita. Aku tidak bisa apa-apa.” Kata pria itu.

Sung Ae mengejek apakah itu hal terbaik yang bisa dilakukan NIS. Tapi pria itu membela diri karena itulah sebabnya Sung Ae ada di Group Dodo.

“Jika kau tidak membantuku, aku mungkin gagal dalam pelatihan mereka.” Ancam Sung Ae.

Pria itu kemudian berdiri dan mengatakan ia mendengar pembicaraan kalau Dodo Electronics akan membeli perusahaan lain. Sung Ae bertanya apa itu dan pria itu memberitahu sesuatu seperti ‘burung hantu’ dan itu pasti adalah sebuah perusahaan yang kecil. Pria itu lalu pergi setelah berharap Sung Ae akan berhasil.

Sung Ae ngoceh sendiri karena seharusnya dia membantu Sung Ae sepenuhnya dan bertanya-tanya apa sebenarnya ‘Owl’ ini.

63

Dodo, Geukdong, I-One. Gi Tan berdiri di depan sebuah whiteboard yang sudah ditulisi tiga nama perusahaan itu. Ia mengingat lagi ucapan Il Jae tentang kayu bakar yang harus disingkirkan saat panci sudah mendidih.

“Singkirkan kayu bakar…” gumamnya. Ternyata ada Ok Chae Ryung bersamanya. “Jika Dodo Group membeli I-One dari Geukdong Electronics…”

“I-One memiliki lisensi untuk teknologi semi konduktor kritis. Geukdong akan runtuh.” Kata Chae Ryung.

Menurut pemikiran Gi Tan setelah itu terjadi, Geukdong akan mengemis pada Dodo Group untuk meminta bantuan dan menawarkan untuk membatalkan gugatannya. “Hah, Byun Il Jae. Dia benar-benar ahli dalam hal tipu daya.”

64

“Apa ini berarti kau sudah menyelesaikan tugasmu?” tanya Chae Ryung.

Gi Tan menjawab belum. Apalagi karena mereka semua mendapat tugas yang sama, Do Gun Woo akan mendapat nilai yang lebih tinggi darinya. Chae Ryung juga membenarkan tidak ada jaminan bahwa Group Dodo akan membeli I-One. Gi Tan menjadikan semua yang dipikirkannya tadi sebagai plan B dan mencari cara lain  untuk mengalahkan Do Gun Woo. Gi Tan berpikir kalau si peneliti yang katanya meninggal itu sebenarnya masih hidup.

65

Soo Yeon datang ke kantor pengacara Min yang menjadi teman dekatnya itu. Dia bergumam kalau dia baru pergi sebentar tapi semua hal menjadi berantakan sekali, apalagi sampah berserakan di depan pintu masuk .

“Pengacara Min.” Panggil Soo Yeon, tapi orang yang dipanggil tidak bangun sama sekali. Akhirnya Pengacara Min bangun saat Soo Yeon meneriakkan ‘api’ di telinga pengacara Min sampai dia ketakutan dan berlindung di belakang sofa tempatnya tidur tadi.

Pengacara Min ngomel karena Soo Yeon membuatnya kaget. Soo Yeon balas mengomel kalau kantor seorang pengacara tidak boleh berantakan seperti ini, karena semua klien akan pergi ketakutan. Tapi Pengacara Min malah bersikap masa bodoh dengan itu. Ia juga bilang kalau dia harus berhenti menjadi pembela umum.

“Ayahku menyembelih seekor sapi untuk merayakan kelulusanku dari ujian.” Pengacara Min mulai curhat, tapi Soo Yeon langsung bertanya apakah Pengacara Min membaca email darinya.

Pengacara Min meminta Soo Yeon untuk tidak memberinya kasus yang murah. Dari ucapan itu Soo Yeon langsung tahu kalau si bapak ini tidak membaca emailnya. Soo Yeon langsung ngomel karena dia menghabiskan waktu satu jam mengetik penjelasan, tapi kemudian Pengacara Min langsung melempar amplop berisi berkas yang membungkam langsung mulut Oh Soo Yeon.

66

“Ini satu jam untukmu, tapi 1 hari untukku.” Kata pengacara Min.

Soo Yeon langsung sumringah dan membuka amplop itu lalu memeriksa isi berkasnya. Di halaman paling pertama ia melihat foto Oh Seung Deok ada disana.

67

Pengacara Min menjelaskan ia bekerja di Divisi Komunikasi Mobile Dodo Electronics. Pengacara Min juga sudah menyertakan file pribadinya, apa yang dia lakukan di hari dia meninggal, dan bagaimana jalannya proses penyelidikan.

68

Mendengar itu, Soo Yeon langsung berhenti melihat-lihat file dan berkata, “Tuan Min, kau yang terbaik.” *hahaha*

Tuan Min balas mengacungkan jempol setelah menjilat jempolnya terlebih dulu, lalu Soo Yeon melihat-lihat lagi isi file. Pengacara Min berkata tugas ini sangat sulit, akankah rincian tentang orang mati akan membantu Soo Yeon. Soo Yeon menyelidiki semua kasus yang serupa dan dia menemukan satu, dan orang itu tidak benar-benar mati.

“Dia memalsukan kematiannya sendiri demi uang dalam jumlah besar dari perusahaan lain. Dan mereka tidak menemukan tubuh dari orang ini juga.” Kata Soo Yeon dengan yakin.

Pengacara Min menganggap Soo Yeon sedang menulis novel. Tapi Soo Yeon tidak peduli dan meminta Pengacara Min menemukan OH Seong Deok dan menempatkannya di kursi saksi dan kemudian semuanya selesai.

69

Pengacara Min masih saja bermalas-malasan sampai Soo Yeon memberitahu kalau hadiah yang ditawarkan Ketua Do adalah 200.000 dolar. Soo Yeon mengatakan kalau Pengacara Min membantunya dan berhasil, maka dia akan memberikan 10% untuk Pengacara Min, itu 20.000 dolar. Tapi tetap Pengacara Min tidak bisa, karena dia tidak mampu menghidupkan kembali orang yang mati. Tapi Soo Yeon sudah memutuskan apa yang akan dia lakukan, dan meminjam kunci mobil Pengacara Min.

“Untuk apa?”

“Aku perlu mobilmu selama beberapa hari. Cepat.” Kata Soo Yeon ala-ala preman palak.

70

Byun Il Jae sedang bertemu dengan seseorang yang bernama Tuan Park. Byun Il Jae marah-marah dan bertanya kenapa dia tidak bersedia menandatangani kontraknya.

“Apa kau lupa betapa buruknya Geukdong Electronics memperlakukanmu dan orang-orangmu?” tanya Il Jae.

Tuan Park menjawab bahwa mungkin ia memang sedang kesulitan keuangan, tapi dia tidak bisa mengkhianati Geukdong. Tuan Park sangat berterima kasih dengan tawaran Byun Il Jae yang sudah sangat murah hati, tapi tetap saja Tuan Park tidak bisa melakukannya.

71

Byun Il Jae meminta Tuan Park untuk mengatakan apa yang dia mau dan memiliki negosiasi lagi, tapi Tuan Park tetap menolak dan meminta maaf lalu berdiri dan ingin pergi.

Byun Il Jae berteriak memanggil nama Tuan Park. Tapi kemudian seseorang masuk ke ruangan mereka. Hwang Jae Man. Pak Hwang menyapa Tuan Park sudah lama tidak bertemu. Tuan Park bertanya apa yang sedang dilakukannya disini, pak Hwang menjawab kalau ia datang untuk menemui Tuan Park.

72

Pak Hwang meminta Tuan Park untuk duduk, Tuan Park tidak mau dan meminta maaf pada pak Hwang.

“Park Sang Soo!” bentak Hwang Jae Man, membuat Tuan Park ketakutan dan akhirnya bersedia duduk kembali.

Hwang Jae Man bertanya berapa banyak hutang Tuan Park, Tuan Park tidak mau memberitahukan itu.

“Kau memiliki sebidang tanah yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Bagaimana jika aku membatalkannya?” kata Hwang Jae Man.

Tuan Park terlihat tertarik dengan hal itu dan bertanya apa yang dimaksud oleh Hwang Jae Man. Hwang Jae Man memberikan penawaran pada Tuan Park untuk menjual tanahnya itu dan membangun sebuah perusahaan baru di atas tanahnya.

“Dapatkah kau benar-benar bisa membatalkan zona konservasi?” tanya Tuan Park.

Hwang Jae Man berkata kalau dia tidak biasanya membantu orang lain (apalagi saat ia masih menjadi sekretaris Presiden), semua yang dia bicarakan ini akan menjadi yang pertama dan terakhir kalinya dan Hwang Jae Man telah mempertaruhkan karirnya untuk ini. Byun Il Jae terlihat ketakutan karena ayah mertuanya jadi haru ikut campur dengan ini semua.

“Jika aku bisa menjual tanahku secara sah, tidak ada alasan untuk tidak menjualnya.?” Tuan Park akhirnya setuju dengan sesuatu yang seperti ini.

73

Il Jae ikut senang dengan bantuan ayah mertuanya, karena negosiasi akhirnya berhasil. Saat Il Jae pulang bersama ayah mertuanya, dia berkata, “ Mungkin aku tidak memiliki banyak uang seperti DO Choong, tapi aku bisa melakukan perubahan terhadap uang. Itulah politik dan kekuasaan. Ini adalah kekuatan untuk mengangkat beberapa dan menghancurkan yang lain.”

“Aku tidak akan pernah melupakan apa yang kai lakukan untukku.” Kata Il Jae lalu memberi hormat pada Hwang Jae Man.

74

Hwang Jae Man mengatakan kalau mereka hanya memiliki sisa waktu beberapa tahun lagi. Jika Jae Man menjadi presiden, maka Group Dodo akan menjadi milik Il Jae.

75

Gun Woo dan Gi Tan beserta tim mereka masing-masing bertemu di lobby. Gun Woo menanyakan bagaimana perkembangan investigasi mereka terhadap kasus dengan Geokdong, Gi Tan menjawab kalau dia mengerjakan lebih baik daripada yang Gun Woo lakukan.

“Kalian memilih ketua tim yang buruk. Kenapa kalian tidak bergabung dengan tim kami?” tanya Gun Woo pada masing-masing dari mereka. Terlihat si anak direktur yang sok cantik itu ingin berpindah tim.

Gi Tan membalas kenapa bukan tim Gun Woo saja yang bergabung dengan mereka, karena Gi Tan akan memberikan mereka semua pelukan. Sung Ae melerai menyuruh Gun Woo untuk tidak memulai perkelahian.

76

“Ayo pergi.” Ajak Sung Ae. Saat mereka pergi, Gun Woo berteriak kalau mereka akan selalu diterima.

77

Si wanita anak direktur itu menoleh ke arah Gun Woo, sepertinya dialah yang akan berpindah tim. Nan Jeong bertanya apakah Gun Woo akan benar-benar menerima mereka, sedangkan anggota tim yang lain juga bertanya kenapa Gun Woo mau membagi kemenangan dengan tim yang lain. Gun Woo hanya menjawab kalau Gi Tan telah membuatnya kesal.

“Aku akan menghancurkan dia untuk sekali dan selamanya.” Kata Gun Woo dalam hati.

78

Gun Woo menemui salah satu anggota dari tim GI Tan. Dia bertanya kenapa Gun Woo memanggilnya. Gun Woo langsung bertanya tentang strategi apa yang sedang disusun Kang Gi Tan.

“Astaga kenapa kau menanyakan itu?” tanya si wanita. Dan Gun Woo dengan entengnya menjawab karena dia ingin bergabung dengan timnya. Wanita itu menjawab ‘tidak’ dan Gun Woo memintanya pergi, tapi dia malah tetap tinggal.

“Berjanjilah padaku saat kau mencetak laporan, kauakan menaruh namaku setelah namamu.” Gun Woo tidak berkata apa-apa dan hanya memberi isyarat kalau dia bisa mengatakannya. “Aku benci Gi Tan. Kami tidak sepaham. Aku menyukaimu.”

Gun Woo hanya ingin mendengar sesuatu tentang strategi.

“Kang Gi Tan. Dia sedang mencari Oh Seung Deok (peneliti yang mati itu). Menurutnya dia masih hidup.”

79

Gun Woo seolah mendapat ide dan celah untuknya terus berlaku curang dalam kompetisi ini.

80

Sung Ae pergi bersama Gi Tan. Sung Ae bertanya bagaimana bisa Gi Tan menemukan seseorang yang sudah mati. Sung Ae menyindir dengan mengatakan kalau dia seharusnya bergabung dengan tim DO Gun Woo. Sambil menyetir mobil, Gi Tan mengingat kalau Oh Seung Deok yang melajukan mobilnya dengan kecepatan 80 km perjam. Gi Tan menambah kecepatan mobilnya.

Sung Ae mengingatkan kalau ini berbahaya. Apalagi jalanan disitu sangat berkelok. Di sela-sela semua itu, Gi Tan teringat kembali kenangannya saat ia dan orangtuanya kecelakaan. Sung Ae berteriak agar Gi Tan menginjak remnya. Dan mobil berhenti tepat sebelum menabrak pagar pembatas jalan dan jurang.

91

92

“Apa kau gila? Apa kau mencoba membunuh kita?” bentak Sung Ae.

Gi Tan tersenyum dan teringat pada rekaman cctv saat Oh Seung Deok kecelakaan. “Aku benar.” Serunya, lalu keluar dari mobil.

“Benar tentang apa?” susul Sung Ae.

“Oh Seung Deok membuat kesalahan. Rekaman keamanan menunjukkan bahwa lampu remnya mati. Dia tidak menginjak rem karena dia ingin kecelakaan itu terjadi.”

Sung Ae masih mencerna apa yang Gi Tan bicarakan.

“Dia pasti berpura-pura mati.” Katanya dengan yakin. Sung Ae berpikir lagi.

Belum sempat memberikan tanggapan, mereka menemukan sebuah mobil lain yang melakukan hal yang sama yang baru saja dilakukan Kang Gi Tan. Sayangnya mobil itu menabrak badan belakang mobil GI Tan. Gi Tan berteriak meminta pemilik mobil keluar. Ternyata itu adalah OH Soo Yeon yang sama terkejutnya melihat mereka ada di tempat yang sama dengannya.

93

“Apa yang akan kau lakukan dengan ini??!!” tanya Gi Tan marah-marah sambil menunjuk bagian mobilnya yang rusak.

Tapi Soo Yeon tidak mau terima karena itu salah Gi Tan yang parkir di tempat seperti itu. Tapi kemudian dia sadar kenapa mereka ada disitu.

“Bagaimana denganmu?” GI tan bertanya balik.

“Apa kau…memikirkan apa yang aku pikirkan?” tanya Soo Yeon.

“Apa kau juga berpikir bahwa Oh Seung Deok masih hidup?” tanya Sung Ae.

Soo Yeon kesal kenapa ide mereka saling tumpang tindih.

94

Sung Ae bertanya lagi kenapa Soo Yeon berpikir demikian. Mereka malah membicarakan soal bukti bahwa Seung Deok masih hidup. Soo Yeon bangga kalau dia ternyata selangkah di depan Kang Gi Tan. Sung Ae bertanya bukti seperti apa yang Soo Yeon temukan, tapi Soo Yeon tidak akan memberitahunya.

“Jika kau memberitahuku, aku tidak akan menuntutmu untuk kecelakaan ini.” Sahut Gi Tan.

Tapi Soo Yeon menolak dan akan meminta pihak asuransi untuk membayarnya. Gi Tan marah pada Soo Yeon yang berani-beraninya mencoba menghancurkan mereka setelah melihat contoh kasus.

“Pikirkan sesukamu. Kita akan bertemu lagi di camp.” Kata Soo Yeon yang akan pergi tapi ternyata datang satu buah mobil yang lain.

95

Datang-datang, DO Gun Woo langsung berkata kalau ia berpikir Oh Seung Deok belum mati. Soo yeon ngomel-ngomel tentang apa yang Gun Woo lakukan disini. Gun Woo sendiri meminta supaya dia bisa bergabung.

96

“Apa?” tanya Gi Tan merasa aneh dengan sikap Gun Woo.

“Kemana pelukan beruang?” tanya Gun Woo. Ini artinya Gun Woo ingin ikut bergabung dengan tim Gi Tan. “Aku kesepian dan takut akan dieliminasi. Bisa beri aku pelukan beruang?”

“Apa yang kau lakukan?” tanya Gi Tan.

“Apa? Kau tidak mau?” tanya Gun Woo.

97

 

Di episode berikutnya, Gi Tan terlihat akrab dengan DO Gwang Woo yang terlihat kalau dia menyukai Kang Gi Tan. Ada adegan Gi Tan yang memeluk Soo Yeon dan bertanya apa Soo Yeon memilihnya atau dia, Soo Yeon hanya berkata kalau GI Tan sudah gila. Ternyata sudah ada Gun Woo yang juga memeluknya dari belakang.

Il Jae dicecar oleh para wartawan di depan pengadilan. Dia marah-marah pada manager Moon dan beberapa orang memborgol kedua tangannya. Kemudian ada Gi Tan yang membuat sebuah bagan korelasi antara Byun IL Jae dan kasus pembunuhan keluarganya.

 

Di episode-episode awal, kita akan banyak diperlihatkan mengenai bagaimana Lee Guk Cheol membalas dendam pada Byun Il Jae sebagai Kang Gi Tan. Satu persatu identitas dari setiap orang yang ada di sekelilingnya juga akan diperlihatkan. Teka-teki dari masa lalu Kang Gi Tan dan Do Gun Woo juga sudah selesai dibahas, jadi episode selanjutnya adalah tentang bagaimana mereka menjalani misi balas dendam mereka dengan dan pada Byun Il Jae.

Well, episode selanjutnya sepertinya akhir dari masa pelatihan semua peserta yang akan masuk Group Dodo. Yang jelas GI Tan dan Gun Woo sudah pasti lolos. Mereka akan memilih di kubu mana mereka akan bergabung. Tunggu di next episode ya, readers.. ^^

Bersambung ke Sinopsis : Monster – Episode 5